Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Khotbah Akhir Tahun Kristen tentang Menjadi Saksi Yesus Kristus
15 Desember 2021 18:30 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjelang pergantian tahun, pendeta di gereja biasanya akan menyampaikan khotbah akhir tahun. Khotbah tersebut biasanya disampaikan untuk memberikan kekuatan sekaligus nasihat bagi umat agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik di tahun berikutnya.
ADVERTISEMENT
Khotbah sendiri artinya proses komunikasi yang terdiri dari teks Alkitab atau firman Tuhan, sumber berita, pesan, dan penerima. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Lukman Tambunan, M. min dalam buku Khotbah Dan Retorika.
Khotbah akhir tahun tidak jauh berbeda dari khotbah pada umumnya. Hal yang membedakan keduanya hanyalah topik pembahasan khotbah.
Beberapa khotbah akhir tahun menyinggung tentang momen natal yang jatuh pada 25 Desember. Namun, ada juga khotbah yang membahas mengenai persiapan akhir zaman atau kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.
Bagi Anda yang sedang mencari khotbah akhir tahun, artikel berikut mungkin bisa menjadi referensi.
Khotbah Akhir Tahun
Berikut khotbah akhir tahun yang dikutip dari buku 52 Kumpulan Khotbah Rohani “Mengasihi Allah Sebagaimana Mestinya” karangan Pdt. Dr. Rudolf Weindra Sagala, MPTh:
ADVERTISEMENT
Kamu Adalah Saksi-Ku
Ayat Emas: Kisah Para Rasul 1:8
I. Pendahuluan
Kita dapat menjadi saksi yang efektif dengan cara menyerahkan diri kita untuk digunakan Allah. Ketika William Carey ingin berangkat ke India untuk mengabarkan Injil ke negara tersebut, seorang penulis yang merupakan teman setianya berkata:
ADVERTISEMENT
”Duduklah, anak muda; Apabila Tuhan ingin menobatkan orang-orang kafir, Dia akan melakukan hal itu tanpa bantuanmu atau bantuanku."
Namun pun demikian, Carey memiliki visi dan pengetahuan akan firman Allah yang tidak akan membiarkan dirinya tetap tenang di tempat di mana dia berada sekarang ini. Dia bangkit dan berangkat ke India.
Carey mendapat perlawanan juga dari keluarganya sendiri. Tapi walaupun demikian, pada tahun 1793 dia berlayar menuju India bersama dengan istri, empat orang anaknya dan 2 orang lain yang menyertainya.
Tulisan-tulisannya menyatakan banyak kesulitan besar yang dihadapinya selama 40 tahun, dia mendapat masalah keuangan yang berat, istrinya mengalami sakit mental, menghadapi berbagai macam penyakit, dan terbakarnya seluruh tulisan-tulisannya yang telah dipersiapkannya untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa atau dialek setempat.
ADVERTISEMENT
Walaupun begitu, Carey punya satu komitmen yang hebat: ”Attemp Great Things for God, and expect great things from God." Artinya, mengusahakan hal-hal yang besar untuk Allah dan mengharapkan hal-hal yang besar dari Allah." Terlaksana.
Dalam pelayanan Injil yang dilakukannya ke India, dia memperoleh kesuksesan besar. Banyak orang mendengarkan dan menerima Injil di India. Dia berhasil menerjemahkan Injil ke dalam 35 bahasa dan dialek. Bukan itu saja, bahkan dia mendapat julukan sebagai “Bapa Misionari Modern."
II. Isi
Saudara-saudara, sebagai angota gereja kita seharusnya menanggapi tantangan seperti Carey untuk menjangkau orang-orang yang belum mengenal Kristus di sekitar kita.
Pekerjaan pekabaran Injil adalah tanggung jawab bersama atau umat-umat Tuhan, bukan hanya tanggung jawab dari segelintir orang yang bekerja di dalam organisasi gereja.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang angota gereja kita dapat menjadi saksi yang efektif bagi Kristus jika kita mengikuti prinsip-prinsip evangelisasi yang dinamis. Pada saat ini kita akan mempelajari prinsip-prinsip itu, sehingga dengan demikian kita akan menjadi saksi yang efektif bagi Kristus:
1. Adanya Suatu Keinginan yang Besar untuk Menyelamatkan Jiwa-jiwa yang Hilang (Passion For The Lost)
Buku Kisah pasal delapan menceritakan bahwa Filipus, salah seorang dari 7 diaken yang terpilih itu berangkat ke kota Samaria, dan mengabarkan Injil kepada orang-orang Samaria (ayat 5).
Hal ini dilakukannya karena dia memiliki kasih yang mendalam terhadap jiwa-jiwa, yang merupakan unsur yang penting dalam bersaksi. Kehidupan Filipus dipenuhi oleh rasa rindu yang mendalam untuk menyelamatkan orang-orang yang hilang.
ADVERTISEMENT
2. Sensitif kepada panggilan Tuhan. (A Sensitivity to God’s Call)
Filipus mendapatkan panggilan untuk berangkat ke suatu tempat. Sebagaimana disampaikan dalam Kisah 8:16 yang berbunyi: “Filipus, Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza."
Filipus yang sensitif dan menuruti panggilan Allah pun segera berangkat. Ternyata, Tuhan memakainya sebagai berkat sehingga orang Ethiopia bertobat (Kisah 8:29-38)
Inti ayat ini mengatakan bahwa para pengikut-Nya akan menyampaikan berita keselamatan itu sampai ke ujung dunia, khususnya pada saat menjelang kedatangan-Nya.
Pria Ethiopia dalam ayat Alkitab tersebut menjadi alat di tangan Allah untuk memenuhi perintah Kristus dalam menginjil setelah dia kembali ke negerinya.
3. Rindu untuk dikendalikan oleh Roh Kudus (A Willingness to be Controled by the Holy Spirit)
ADVERTISEMENT
Filipus adalah seorang yang dipenuhi oleh Roh. Roh Kudus telah mengendalikan dirinya sepenuhnya. Dan kondisi yang seperti inilah yang akan membuat seseorang berhasil dalam menginjil.
III. Kesimpulan
Sama seperti Filipus dulu, masing-masing kita pada saat ini dapat menjadi seorang saksi Kristus yang efektif, jika dengan kasih karunia Kristus kita memiliki kerinduan kepada jiwa-jiwa yang hilang; sensitif terhadap panggilan Allah; dan kita mau untuk dikendalikan Roh Kudus.
Saudara, inilah kualitas yang harus dimiliki oleh orang Kristen pada akhir zaman ini sehingga mereka dapat berhasil menjadi saksi Kristus yang efektif untuk mengabarkan kedatangan Kristus yang kedua.
Saudara, marilah kita berdoa agar kita dapat menjadi saksi yang efektif, sebab Firman Tuhan berkata dalam Zakharia 4:6; ”Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam."
ADVERTISEMENT
Hanya dengan cara ini sajalah kita dapat menjadi saksi yang efektif untuk mengabarkan kabar baik tentang kedatangan Kristus yang kedua kali, pada saat yang sama kita juga akan mempersiapkan diri kita untuk menantikan kedatangan-Nya itu.
(GTT)