Konten dari Pengguna

Khusnul Khotimah atau Husnul Khotimah, Mana yang Bermakna Baik?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
2 Agustus 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pemakamanan Seseorang yang Husnul Khotimah. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemakamanan Seseorang yang Husnul Khotimah. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Banyak yang mengira bahwa khusnul khotimah atau husnul khotimah adalah istilah yang sama-sama merujuk pada kematian atau akhir hayat yang baik. Padahal, arti keduanya sangat bertolak belakang walaupun kedengarannya hampir sama.
ADVERTISEMENT
Istilah yang diambil dari bahasa Arab memang riskan menimbulkan salah penafsiran saat diadopsi ke dalam bahasa Indonesia. Sebab ada perbedaan yang cukup signifikan dalam huruf dan pengucapannya.
Oleh karena itu, Dadi Waras Suhardjono dkk dalam buku Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik sangat menyarankan penutur lokal untuk berhati-hati dalam mengucapkan atau menuliskan bahasa lain, terutama yang berkaitan dengan agama, seperti khusnul khotimah atau husnul khotimah.
Lantas, mana pengucapan dan penulisan yang merujuk pada makna ‘kematian yang baik’? Simak jawabannya dalam uraian berikut.

Makna Khusnul Khotimah dan Husnul Khotimah

Makna Khusnul Khotimah dan Husnul Khotimah. Foto: Pexels
Merujuk pada buku Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik susunan Dadi Waras Suhardjono dkk, husnul khotimah adalah istilah yang tepat jika Anda ingin mengatakan bahwa akhir kehidupan seseorang ditutup dengan kebaikan sebagaimana cita-cita seluruh kaum Muslim.
ADVERTISEMENT
Sedangkan istilah khusnul khotimah merujuk pada akhir kehidupan yang hina. Makna ini sama dengan kata serapan bahasa Arab lainnya, yakni su’ul khotimah yang berarti kematian yang buruk.
Husnul khotimah sendiri adalah istilah yang dituturkan secara lisan. Jika ingin dituliskan ke dalam bahasa Indonesia yang sesuai KBBI VI, maka penulisan yang benar adalah husnulkhatimah tanpa spasi.

Tanda-Tanda Seseorang Meninggal Husnul Khotimah

Ilustrasi Beribadah untuk Berusaha Menggapai Husnul Khotimah. Foto: Gatot Adri/Shutterstock
Baik-buruknya akhir kehidupan seseorang adalah misteri yang hanya diketahui oleh Alah SWT. Meski begitu, ada beberapa tanda yang membuat seseorang bisa dikategorikan berhasil menggapai husnul khotimah.
Berikut ini sejumlah tandanya dirangkum dari buku Jangan Takut Mati Bila Husnul Khatimah susunan Ahmad Zacky El-Shafa.
ADVERTISEMENT

1. Mengucapkan Syahadat ketika Wafat

Dalam beberapa riwayat dijelaskan bahwa seseorang yang di akhir hidupnya membaca kalimat syahadat akan mendapat husnul khotimah. Salah satu riwayatnya adalah sabda Rasulullah SAW berikut:
"Barangsiapa yang pada akhir kalimatnya mengucapkan La ilaaha illallah maka ia dimasukkan k edalam surga.” (HR. Hakim dan Ibu Hibban)

2. Dahinya Berkeringat ketika Wafat

Diriwayatkan oleh Buraidah bin Al-Hashib r.a bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Matinya seorang mukmin adalah dengan berkeringat dahinya.” (HR. Ahmad, Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibu Hibban, Al-Hakim dan Ath-Thayalusi dari Abdullah bin Mas’ud.”
Dalam kitab At-Tadzkirah, Imam Qurtubhi menjelaskan makna terkait ‘keringat yang membasahi dahi’ dalam riwayat di atas. Ketika seorang mukmin meninggal, kemudian masih ada sisa-sisa kesalahan dalam dirinya, maka hal itu akan ditampakkan dalam bentuk keringat di dahinya.
ADVERTISEMENT

3. Syahid di Medan Perang

Seseorang yang meninggal karena membela agama Allah SWT di medan perang akan mendapatkan predikat syahid. Maknanya, ia meninggal dalam keadaan baik atau husnul khotimah. Berikut ini dalilnya:
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan, dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Meninggal Saat Melahirkan

Diriwayatkan oleh Ubadah bin Shamit r.a bahwa Rasulullah SAW pernah menjenguk Abdullah bin Rawahah yang sudah tidak bisa lagi bangkit dari tempat tidurnya. Kemudian Rasulullah bertanya, “Tahukah kalian siapa syuhada dari umatku?” Orang-orang ada yang menjawab, “Muslim yang mati terbunuh!”.
ADVERTISEMENT
Rasulullah pun bersabda, “Kalau hanya itu para syuhada dari umatku hanya sedikit. Muslim yang mati terbunuh adalah syahid, dan mati karena penyakit kolera adalah syahid, begitu pula perempuan yang mati karena bersalin adalah syahid (anaknya yang akan menariknya dengan tali pusarnya ke surga).” (HR. Ahmad, Darimi, dan Ath-Thayalusi)
(DEL)