Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kisah Abu Jahal Firaun Pada Masa Rasulullah dalam Ayat Alquran
30 November 2021 8:14 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Abu Jahal merupakan salah satu tokoh Quraisy yang sangat memusuhi Rasulullah. Kisah Abu Jahal tertuang dalam berbagai ayat Alquran dan riwayat nabi.
ADVERTISEMENT
Abu Jahal diceritakan sebagai sosok yang kejam, bengis, dan bertangan dingin. Bahkan karena kekejamannya, laki-laki ini dijuluki sebagai Firaun pada masa Rasulullah.
Dikutip dari buku Cerita Al Qur'an karya M. Zaenal Abidin, nama asli Abu Jahal adalah Amr Ibn Hisyam. Abu Jahal sendiri memiliki arti bapak kebodohan. Nama ini diberikan oleh umat Muslim karena sikapnya yang tidak sesuai dengan gelarnya.
Bahkan kebodohan Abu Jahal disebut dalam Alquran surat Al Hajj ayat 8, yang berbunyi:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُّجَادِلُ فِى اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّلَا هُدًى وَّلَا كِتٰبٍ مُّنِيْرٍ ۙ
Artinya: Dan di antara manusia ada yang berbantahan tentang Allah tanpa ilmu, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang memberi penerangan.
Penentang Dakwah Rasulullah
Dikutip dari Get Smart PAI karya Udin Wahyudin, sebagai penentang dakwah Nabi, Abu Jahal melakukan segala cara untuk melemahkan dakwah Rasulullah. Salah satu strateginya adalah mempengaruhi orang-orang berdasarkan status sosialnya.
ADVERTISEMENT
Apabila yang hendak masuk Islam seorang pedagang, dia akan menakut-nakutinya dengan berbagai ketidak beruntungan. Lain halnya jika yang dihadapi adalah orang miskin, dia tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan fisik.
Moenawar Khalil dalam bukunya Kelengkapan tarikh Nabi Muhammad menyebutkan, sikap antipati Abu Jahal terhadap dakwah nabi juga ditunjukkan dalam berbagai kesempatan. Ia seringkali berinteraksi dengan Rasulullah untuk mengintimidasi beliau dengan berbagai ancaman.
Dikutip dari buku Para Penentang Muhammad SAW karya Misran dan Armansyah, salah satu ujaran ancaman Abu Jahal adalah menyuruh Rasulullah untuk berhenti memaki Tuhannya. Waktu itu dia berujar dengan kemarahan, “Hai Muhammad Berhentilah mencaci maki tuhan-tuhan kami! Jika tidak, kami akan membalasnya dengan mencaci maki Tuhan yang engkau sembah.”
ADVERTISEMENT
Ancaman tersebut diabadikan oleh Allah dalam surat Al An’am ayat 108 yang berbunyi:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.
Doa Rasulullah kepada Abu Jahal
Masih dari sumber yang sama, saat dakwah Islam melemah dan mendapat banyak sekali pertentangan dari kaum Quraisy, Rasulullah pernah memohon kepada Allah agar menyadarkan Abu Jahal. Adapun bunyi doa tersebut adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Allaumma a izza al islam bi ahadi al rajulaini, imma Abu Jahal ibn Hisyam wa imma Umar bin Al Khattab
Artinya: Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu di antara kedua lelaki ini, Abu Jahal ibn Hisyam atau Umar ibn Al Khathtab.
Melalui doa itu, Rasulullah sangat berharap Abu Jahal masuk Islam agar mengurangi permusuhan dengan kaum Quraisy. Ternyata, di antara dua tokoh yang beliau harapkan, Umar bin Al-Khathtab yang terpilih dan diberi hidayah oleh Allah SWT. Sosok Umar mampu memberikan perlindungan kepada Islam dengan pengaruhnya di tengah kaum Quraisy pada masa itu.
Tewasnya Abu Jahal dalam Perang Badar
Kisah Abu Jahal masih terus berlanjut hingga perang badar. Ia bahkan menjadi pengobar semangat kaum Quraisy. Dia juga tak segan untuk mengucapkan kata-kata sinis kepada tokoh yang tidak ingin berangkat perang.
ADVERTISEMENT
Namun, siapa sangka bahwa perang badar merupakan malapetaka besar dalam hidupnya. Pasukan Quraisy menghadapi kekalahan dan dia tewas dalam perang tersebut.
Dikutip buku Ringkasan Shahih Muslim karya M. Nashiruddin al-Albani, Abu Jahal tewas dibunuh oleh ayah dari Muadz ibn Amr bin Jamuh Al Anshari. Sehingga, Rasulullah menyerahkan harta rampasan dari Abu Jahal kepada Amr bin Jamuh.
Sebagai akibat dari tindakannya memusuhi Rasulullah, diriwayatkan Abu Jahal mendapat azab yang setimpal dari Allah. Salah satu bentuk azab tersebut adalah kepalanya dipukuli oleh malaikat hingga dirinya terperosok ke dalam tanah. Penderitaan tersebut akan dialami Abu Jahal hingga hari kiamat tiba.
(IPT)