Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Al-Jassasah, Makhluk yang Menjaga Dajjal Selama dalam Kurungan
28 Oktober 2022 13:57 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari kiamat merupakan peristiwa di mana alam semesta beserta isinya hancur tak bersisa. Tidak ada yang tahu pasti mengenai kapan datangnya hari kiamat, kecuali hanya Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Fitnah Dajjal & Ya'juj-Ma'juj karya Lilik Agus Saputra (2019), salah satu tanda datangnya hari kiamat yaitu dibunyikannya terompet sangkakala oleh Malaikat Israfil. Setelah ditiupkan, seluruh makhluk hidup akan mati dan dibangkitkan kembali oleh Allah SWT.
Sebenarnya, Rasulullah SAW telah menyebutkan tanda-tanda datangnya hari kiamat. Tanda-tanda tersebut di antaranya muncul asap atau kabut tebal, turunnya Dajjal, terbitnya matahari dari sebelah barat, turunnya Isa bin Maryam, munculnya Yajuj Majuj, dan lain-lain.
Selain itu, ada pula tanda-tanda lain yang disebutkan dalam beberapa riwayat. Salah satunya adalah hadits Rasulullah SAW yang menceritakan perjalanan para sahabat yang secara tidak sengaja bertemu dengan Al-Jassasah.
Al-Jassasah adalah makhluk yang menjaga Dajjal selama dalam kurungan. Simak kisahnya dalam artikel berikut.
ADVERTISEMENT
Kisah tentang Al-Jassasah
Kisah tentang Al-Jassasah dijelaskan secara detail dalam hadits Rasulullah SAW. Dikutip dari buku Kitab Fitnah: Seri Mukhtashar Shahih Muslim karya Imam Abu Husain Muslim (2021), berikut redaksi lengkapnya:
Rasulullah SAW bersabda: "Demi Allah, sebenarnya aku mengumpulkan kalian bukan lantaran untuk memberi kabar gembira atau kabar sedih. Aku mengumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari, seorang laki-laki yang semula beragama Kristen, datang untuk berbai'at dan masuk Islam. la telah menyampaikan sesuatu yang sesuai dengan apa yang telah saya sampaikan kepada kalian tentang Dajjal.
Tamim Ad-Dari pernah berkata kepadaku, bahwasanya ia pernah naik perahu bersama tiga puluh orang laki-laki dari suku Lakhm dan Judzam. Selama sebulan penuh gelombang laut menghantam perahu mereka. Kemudian mereka menepi ke sebuah pulau di arah barat. Mereka duduk pada perahu bagian atas dan akhirnya berhasil memasuki pulau tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah itu mereka bertemu dengan suatu makhluk yang berbulu sangat lebat hingga mereka tidak dapat membedakan antara depan dan belakang, karena begitu banyaknya bulu yang tumbuh pada tubuhnya. "Siapakah kamu ini hai makhluk berbulu?" tanya mereka. Makhluk berbulu itu menjawab, "Aku adalah Al-Jassasah." Mereka bertanya lagi, "Apakah Jassasah itu?" Makhluk itu berkata, "Hai sekalian manusia, pergilah kalian kepada seorang laki-laki di suatu biara, karena ia sangat mengharapkan berita dari kalian." Tamim Ad-Dari berkata, "Ketika makhluk al Jassasah itu menyebutkan kepada kami tentang seorang laki-laki itu, maka kami langsung meninggalkannya, karena kami takut jangan-jangan ia adalah setan."
Tamim Ad-Dari sekali lagi berkata, "Kami segera pergi hingga akhirnya kami masuk ke dalam pulau tersebut. Tiba-tiba kami bertemu dengan seseorang yang sangat besar yang belum pernah kami melihat orang yang sebesar dan sekekar itu. Kedua tangan orang tersebut terbelenggu pada lehernya dan kedua kakinya dirantai dengan besi antara kedua lutut hingga kedua mata kakinya.
ADVERTISEMENT
Laki-laki di biara itu bertanya, "Hai rombongan pengendara perahu, beritahukanlah kepadaku tentang kebun kurma Baisan?" Kami bertanya, "Tentang hal apakah yang akan kamu tanyakan kepada kami?" Laki-laki itu menjawab, "Aku bertanya tentang pohon kurma kepada kalian, apakah ia telah berbuah?" Kami menjawab, "Ya. Pohon kurma itu telah berbuah.' Laki-laki itu berkata, "Pohon kurma tersebut sebentar lagi tidak akan berbuah."
Laki-laki itu bertanya lagi, 'Beritahukanlah kepadaku tentang telaga Thabariyyah?" Kami balik bertanya, "Apakah yang akan kamu tanyakan kepada kami?" Laki-laki itu berkata, "Apakah telaga tersebut ada airnya?" Kami menjawab, "Air telaga tersebut sangat banyak." Laki-laki itu berkata, "Sebentar lagi air telaga itu akan habis."
Laki-laki itu bertanya lagi, "Beritahukanlah kepadaku tentang mata air Zughar?" Seperti biasa, kami balik bertanya, "Mengenai apa yang akan kamu tanyakan?" Laki-laki itu bertanya lagi, "Apakah mata air tersebut masih ada airnya dan apakah orang-orang di sekitarnya bercocok tanam dengan airnya?" Kami menjawab, "Ya, air mata tersebut masih banyak dan masyarakat di sekitarnya bercocok tanam dengan airnya."
ADVERTISEMENT
Kemudian laki-laki itu bertanya lagi, "Beritahukanlah kepadaku tentang seorang nabi utusan Allah yang ummi, apa yang telah ia lakukan?" Kami menjawab, "Nabi tersebut telah keluar dari kota Makkah dan menetap di kota Yatsrib (Madinah)." Laki-laki itu bertanya lagi, "Apakah nabi itu dimusuhi oleh orang Arab?" Kami menjawab, "Ya, ia selalu dimusuhi orang Arab." Laki-laki itu terus bertanya, "Bagaimana upaya nabi tersebut dalam menghadapi mereka?" Kami menjawab, "Nabi itu telah berhasil dalam dakwahnya atas dukungan orang-orang Arab yang mengikuti dan mematuhinya.'
Laki-laki itu bertanya, "Sudahkah nabi itu meraih kesuksesannya?" Kami menjawab, "Ya." Laki-laki itu berkata, "Sungguh lebih baik apabila orang Arab itu mematuhinya. Sekarang, baiklah aku akan memberitahukan kepada kalian tentang diriku! Sesungguhnya aku ini adalah Masih Ad-Dajjal dan sebentar lagi aku telah diizinkan untuk keluar. Setelah itu, aku akan menjelajahi dunia hingga tidak ada satu kampung pun yang tidak aku singgahi dalam jangka waktu empat puluh malam, kecuali kota Makkah dan Thaybah (Madinah).
ADVERTISEMENT
Aku dihalangi untuk memasuki kedua kota tersebut. Setiap kali aku berupaya untuk memasuki salah satunya, maka seorang malaikat akan menghadangku yang siap sedia dengan pedang di tangannya. Sementara itu, di setiap penjuru kota Makkah dan Madinah ada beberapa malaikat yang menjaganya." (Muslim 8/203, 205)
(MSD)