Konten dari Pengguna

Kisah Ashabul Kahfi, Para Pemuda Beriman yang Tertidur Selama 309 Tahun

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
1 November 2020 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kisah Ashabul Kahfi. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Kisah Ashabul Kahfi. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Ashabul Kahfi berasal dari Bahasa Arab yang berarti penghuni gua. Dalam sejarah Islam, Ashabul Kahfi merupakan kisah tujuh pemuda beriman yang tertidur dalam gua selama 309 tahun. Peristiwa ini terjadi sebelum zaman Nabi Muhammad SAW dan dijelaskan dalam Alquran surat Al-Kahfi.
ADVERTISEMENT
Dahulu kala, kota Afasus di Negeri Romawi dipimpin oleh seorang raja yang baik. Namun, sang raja wafat dan berita ini sampai ke telinga Raja Persia bernama Diqyanius. Ia adalah raja yang dzalim dan merupakan penyembah berhala.
Ia pun menyerbu kota Afasus dan berhasil menguasainya. Meski dikenal dzalim, rakyat tidak punya pilihan lain selain mematuhinya. Sebab, barang siapa tidak sejalan dengannya, ia akan segera dibunuh.
Dikutip dari buku Kisah-kisah dalam Surah Al-Kahf tulisan Angga Mulyana, Diqyanius mendengar ada sekelompok pemuda yang enggan menyembah berhala seperti dirinya. Ketika ditanya alasannya, para pemuda tersebut hanya ingin beribadah kepada Allah SWT.
Nama tujuh pemuda Ashabul Kahfi tersebut adalah Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus, dan Thamlika. Mereka pun diancam untuk dibunuh. Ini semakin meyakinkan mereka bahwa Diqyanius adalah raja yang kejam.
ADVERTISEMENT
Melansir dari artikel “Kisah Ashabul Kahfi Serta Keistimewaan dan Keutamaan Kisah Ashabul Kahfi bagi Generasi Muda” di situs Universitas Komputer Indonesia, Tamlikha menyarankan agar mereka melarikan diri.
“Saudara-saudaraku, baik aku maupun kalian tidak menemukan akal lagi selain harus lari meninggalkan raja yang dzalim itu, pergi kepada Raja Pencipta Langit dan Bumi,” katanya.
Para pemuda tersebut akhirnya bersembunyi di dalam Gua Rajib yang lokasinya berada sekitar 8 kilometer dari Amman, Yordania. Mereka tetap teguh pada pendirian untuk tidak menyekutukan Allah Sang Pencipta Alam.
Atas izin Allah SWT, para pemuda tersebut tertidur dalam waktu yang lama, hingga tiga ratus tahun lebih. Kisah ini tertuang dalam Surat Al-Kahf ayat 10-11:
ADVERTISEMENT
"Ingatlah ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami". Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu, selama beberapa tahun." (QS. Al-Kahf/18: 10-11).
Gua Ashabul Kahfi. Foto: islamiclandmarks
Syekh Mohammad Mutawalli Sya'rawi dalam Untaian Kisah-Kisah Qurani dalam Surat Al-Kahfi menjelaskan bahwa Allah SWT menahan pengaruh waktu terhadap para pemuda tersebut. Mereka berada di luar dimensi waktu sehingga tidak merasakan lamanya waktu yang telah berlalu selama tertidur.
Dalam jangka waktu tersebut, kota mereka juga mengalami pergantian raja. Allah pun membangunkan para penghuni gua ketika kota telah aman.
“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: ‘Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)’. Mereka menjawab: ‘Kita berada (disini) sehari atau setengah hari’. Berkata (yang lain lagi): ‘Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.” (QS al-Kahfi:19).
ADVERTISEMENT
Tamlikha pergi ke kota dan sangat terkejut karena mendapati keadaan kota yang sudah banyak berubah. Ia bertanya kepada salah satu penduduk yang ia temui untuk memastikan nama kota tersebut. Penduduk pun menjawab kota itu adalah Kota Afasus yang saat itu telah dipimpin oleh Raja Abdurrahman.
(ERA)