Kisah Hamzah bin Abdul Muthalib, Sahabat Nabi yang Syahid di Perang Uhud

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
7 Februari 2021 9:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hamzah bin Abdul Muthalib, sahabat Nabi Muhammad SAW. Foto: Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Hamzah bin Abdul Muthalib, sahabat Nabi Muhammad SAW. Foto: Pinterest
ADVERTISEMENT
Hamzah bin Abdul Muthalib merupakan sahabat sekaligus paman Rasulullah SAW yang mencurahkan hidupnya untuk membela agama Islam. Beliau dilahirkan dua tahun sebelum Nabi Muhammad SAW dan merupakan saudara sepersusuan. Keduanya pernah disusui oleh Tsuwaibah, budak dari Abu Lahab.
ADVERTISEMENT
Sebagai saudara sepersusuan yang sebaya, mereka memiliki ikatan khusus. Namun beliau baru masuk Islam di penghujung tahun ke-6 kenabian, tepatnya di bulan Dzulhijjah.
Keislaman Hamzah merupakan kabar gembira bagi kaum muslimin. Sebab ia terkenal sebagai seseorang yang tegas dan pemberani. Bahkan Rasulullah SAW menjulukinya dengan “Asadullah” (Singa Allah) karena kepahlawanannya saat membela Islam.
Beirkut ini adalah kisah Hamzah bin Abdul Muthalib selengkapnya:

Membela Nabi Muhammad dan Masuk Islam

Pada suatu hari, Abu Jahal menyakiti dan mencaci-maki Nabi Muhammad SAW. Namun Rasulullah tidak membalas dan tidak berbicara sedikitpun kepadanya. Pada saat yang bersamaan, Hamzah bin Abdul Muthalib sedang bersiap-siap berburu.
Di tengah perjalanan ia bertemu dengan mantan budak Abdullah bin Jud'an at-Taimi. Perempuan tersebut berkata,
ADVERTISEMENT
"Hai Abu Umarah (panggilan Hamzah), kalau saja Tuan tadi menyaksikan apa yang dialami keponakanmu Muhammad, yang menderita dari perbuatan Abul Hakam (julukan Abu Jahal oleh orang Quraisy). Dia tadi menyakiti keponakanmu itu, mencaci-makinya, dan mencelanya habis-habisan. Sampai dia pergi, Muhammad tidak berkata apapun.”
Sebagai seorang pemuda yang berani dan dihargai di kalangan suku Quraisy, Hamzah marah dan bergegas mencari Abu Jahal untuk memberinya pelajaran dan membela kehormatan keponakannya. Begitu bertemu, ia langsung memukul Abu Jahal.
"Mengapa kamu memaki dan mencederai Muhammad, padahal aku telah menganut agamanya dan meyakini apa yang dikatakannya? Sekarang, coba ulangi kembali makian dan cercaanmu itu kepadaku jika kamu berani!" bentak Hamzah.
Dengan demikian Hamzah memeluk agama Islam. Sejak saat itu ia setia mendampingi Nabi Muhammad SAW, bahkan dalam perang-perang besar.
Ilustrasi gurun di Arab Foto: AFP/Mohamed el-Shahed

Hamzah bin Abdul Muthalib, Sang Singa Allah SWT

Hamzah bin Abdul Muthalib mencurahkan hidupnya untuk kepentingan dakwah Islam. Pada perang Badar, Rasulullah menunjuk Hamzah sebagai salah seorang komandan perang. Mengutip dari Ash-shahâbah, Ali Radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata:
ADVERTISEMENT
“Berdirilah wahai Hamzah, berdirilah wahai Ali, berdirilah wahai Ubadah bin al-Harits.” Kemudian Hamzah mendatangi Utbah, aku (Ali) mendatangi Syaibah, sedangkan Ubadah dan al-Walîd saling memukul 2 pukulan. Setelah kami (Ali dan Hamzah) mengalahkan musuh, lalu kami menuju al-Walîd dan membunuhnya. Kami membawa Ubâdah kembali ke pasukan kaum Muslimin.”
Perang tersebut akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslimin. Atas keberanian dan kegigihannya di medan perang, Hamzah dijuluki sebagai Singa Allah.

Syahidnya Hamzah bin Abdul Muthalib

Ilustrasi Perang Badar. Foto: Islam Knowledge Library
Setelah kalah pada perang Badar, kaum kafir Quraisy ingin menuntut balas pada perang berikutnya, yakni Perang Uhud. Tidak hanya memburu Rasulullah, mereka juga menjadikan Hamzah sebagai sasaran.
Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan bin Harb memerintahkan budak bernama Washyi untuk membunuh Hamzah. Sang budak dijanjikan akan dibebaskan dan mendapat imbalan besar.
ADVERTISEMENT
Wahsyi melemparkan tombaknya hingga mengenai pinggang bagian bawah dan tembus ke bagian muka di antara dua paha Hamzah. Tidak lama kemudian, singa Allah tersebut syahid di medang perang.
Moral kaum Quraisy saat itu sangat memprihatinkan. Karena dendam yang luar biasa, mereka tega memperlakukan jenazah tentara muslim dengan tidak manusiawi. Jenazah Hamzah dibelah dadanya oleh Hindun, kemudian diambil hatinya. Ususnya dikeluarkan dari perut untuk dikalungkan di leher Hindun.
Nabi Muhammad SAW sangat marah ketika mengetahui pamannya telah terbunuh dan diperlakukan secara keji. Namun Allah SWT menurunkan firmannya:
"Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (QS An-Nahl: 126).
ADVERTISEMENT
(ERA)