Kisah Kaum Hanif dalam Perjalanan Dakwah Islam di Tanah Arab

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
28 Januari 2022 10:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kaum hanif. Foro: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kaum hanif. Foro: pixabay
ADVERTISEMENT
Kaum hanif adalah sekelompok orang yang menganut ajaran monotheisme, yaitu kepercayaan bahwa Tuhan hanya satu. Menurut catatan sejarah Islam, kaum ini sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim AS.
ADVERTISEMENT
Disebutkan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam MA Kelas X karya H. Abu Achmadi, kaum hanif menolak untuk berbuat syirik. Di saat orang jahiliyah berbondong-bondong menyembah berhala, mereka justru enggan melakukannya.
Kaum hanif menanamkan iman di dalam hati hanya kepada Allah Swt. Setelah diturunkannya risalah kenabian Rasulullah SAW, barulah mereka berbondong-bondong masuk agama Islam.
Kaum hanif menjadi salah satu kelompok yang membela Islam dengan keras. Bagaimana kisahnya? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan berikut.

Kisah Kaum Hanif

Secara bahasa, hanif berasal dari kata “hunafa” yang berarti agama tauhid pra-Islam yang bukan Yahudi ataupun Kristen. Dalam definisi lain, kaum hanif juga diartikan sebagai orang-orang yang lurus.
Ilustrasi kaum hanif. Foro: pixabay
Pada zaman Rasulullah SAW, mayoritas kaum hanif tinggal di wilayah Madinah. Ketika mendengar keberadaan Rasulullah, mereka pun mulai melakukan ziarah tahunan ke Mekah.
ADVERTISEMENT
Kaum hanif meyakini bahwa Rasulullah SAW adalah utusan yang dinanti-nanti selama ini. Setelah melihat kenabian beliau, sekitar 70 orang kaum hanif pun beralih ke agama Islam. Lalu, mereka mendesak kaum Muslimin untuk bermigrasi ke Madinah.
Dikisahkan dalam buku Perang Suci: Dari Perang Salib Hingga Perang Teluk karya Karen Armstrong, kaum hanif menyarankan kaum Muslim untuk mengambil alih kepemimpinan kota. Meskipun ini berarti Rasulullah harus meninggalkan tanah kelahirannya, tapi Allah Swt seolah mendukung hal tersebut.
Dalam Surat Al-Qashash ayat 85, Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan engkau (Muhammad) untuk (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur'an, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali. Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang berada dalam kesesatan yang nyata.”
ADVERTISEMENT
Secara bertahap, kaum Muslimin melakukan perjalanan ke Madinah. Rasulullah menjadi orang terakhir dari rombongan kaum Muslimin yang pergi ditemani oleh sahabatnya, Sayyidina Abu Bakar.
Ilustrasi kaum hanif. Foro: pixabay
Selama dua hari, Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi di sebuah gua di luar kota. Sementara itu, orang-orang kafir Quraisy berusaha menelusuri Kota Mekah dan memburu keberadaan beliau. Pada akhirnya, Rasulullah pun berhasil kabur ke Madinah, tempat mereka diterima penuh suka cita oleh masyarakat Muslim.
Rasulullah pun mengambil alih kepemimpinan kota Hijrah itu. Di Madinah, kaum Muslimin mendapat kesempatan untuk membangun masyarakat Islami yang pertama.
Sebagaimana agama Yahudi di daerah pengasingan Babilonia, Islam juga mengalami perkembangan pesat di Madinah. Kaum Muslim menerima lima pilar agama atau yang disebut rukun Islam. Mereka meyakini tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
ADVERTISEMENT
Perlahan, perintah ibadah diturunkan kepada Rasulullah SAW. Kaum hanif yang sudah memeluk agama Islam pun taat menjalankan shalat, puasa, zakat, haji, dan ibadah lainnya.
(MSD)