Konten dari Pengguna

Kisah Kebo Iwa, Patih Kerajaan Bali yang Melawan Gajah Mada

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
10 November 2022 14:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pura di Bali sebagai bentuk penghormatan terhadap Kebo Iwa. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pura di Bali sebagai bentuk penghormatan terhadap Kebo Iwa. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Masyarakat Bali tentu familiar dengan nama Kebo Iwa. Ia adalah panglima pasukan Kerajaan Bedahulu, Bali pada masa pemerintahan Sri Tapahulung atau Prabu Sri Astasura Ratna Bhumi Banten awal abad ke-14.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai cerita rakyat, Kebo Iwa kerap digambarkan sebagai pemuda bertubuh tinggi besar yang menguasai seni berperang. Nama Kebo Iwa sendiri mengandung arti “paman kerbau” yang seolah mencerminkan perawakannya tersebut.
Bagi masyarakat Bali, Kebo Iwa merupakan tokoh yang mengorbankan dirinya dalam sebuah peristiwa kepahlawanan di balik bersatunya Kerajaan Bali dan Majapahit. Peristiwa itulah yang menjadi salah satu cikal-bakal persatuan Nusantara. Bagaimana kisahnya? Simak ulasan singkatnya dalam artikel berikut.

Kisah Kebo Iwa

Ilustrasi Kebo Iwa. Foto: Unsplash
Kebo Iwa merupakan sosok yang sangat disegani banyak orang, termasuk oleh Gajah Mada, patih Kerajaan Majapahit pada masa itu. Selama ada Kebo Iwa, Majapahit tidak pernah berhasil menguasai wilayah Bali. Berkat kekuatan dan kesaktiannya, semua kapal Kerajaan Majapahit yang menuju Bali ditenggelamkan olehnya.
ADVERTISEMENT
Menganggap Kebo Iwa sebagai batu sandungan politik ekspansionisnya, Patih Gajah Mada pun akhirnya mengatur strategi untuk menaklukkan dirinya.
Mengutip buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara oleh Marina Asril Reza, dengan tipu dayanya, Gajah Mada mengundang anak dari Panglima Rakyan Buncing tersebut ke Majapahit untuk mempererat tali silaturahmi antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Bedahulu.
Gajah Mada memuji pemerintahan Sri Astasura Bumi Banten. Ia juga berjanji akan memperkenalkan Kebo Iwa kepada seorang gadis yang bisa dia persunting. Setelah itu, patih Gajah Mada meminta tolong kepada Kebo Iwa untuk membangun sumur di Kerajaan Majapahit yang saat itu sedang kekeringan.
Ilustrasi patung Bali. Foto: Unsplash
Tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun, Kebo Iwa menyanggupi permintaan tersebut. Menurutnya, ini adalah salah satu cara yang bisa ia lakukan untuk membantu kepentingan rakyat banyak.
ADVERTISEMENT
Malangnya, niat tulus Kebo Iwa itu justru membuatnya terjebak dalam siasat Gajah Mada. Sesampainya di Majapahit, sang patih dibunuh oleh seluruh pasukan Majapahit di bawah perintah Gajah Mada.
Gugurnya Kebo Iwa tersebut mempermudah ekspedisi penaklukan Bali oleh Majapahit yang dipimpin Adityawarman. Penyerangan ini mengakibatkan pertempuran pasukan Gajah Mada dengan Kerajaan Bedahulu yang berujung pada wafatnya Raja Bedahulu dan sang putra serta hancurnya kerajaan tersebut.
Mengutip buku Bali Pulina tulisan I.B. Arya Lawa Manuaba, kisah Kebo Iwa masih bisa dikenang masyarakat dengan mengunjungi Gili Menjangan. Di pulau tersebut didirikan sebuah bangunan untuk mengenang semangat persatuan yang diwariskan Kebo Iwa.
Peninggalan-peninggalan lainnya juga masih bisa dilihat di Pejeng dan beberapa wilayah di Bali, seperti Pura Pucak Padang Dawa di Baturiti dan Pura Srijong di Pantai Tabanan.
ADVERTISEMENT
Di sebelah barat Pura Puseh Desa Adat Bedha kawasan Desa Bongan, Tabanan, patung Kebo Iwa setinggi 9,45 meter berdiri dengan gagah sebagai bentuk penghormatan masyarakat setempat.
(ADS)