Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW di Tahun Gajah

Kaligrafi Nabi Muhammad SAW. Foto: iStock

Nabi Muhammad SAW menjadi utusan Allah SWT yang terakhir untuk menyampaikan wahyu kepada umat Muslim. Rasulullah adalah Nabi ke-25 dan lahir di Mekkah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 570 M.

Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW juga disebut sebagai tahun Gajah. Saat itu ada pasukan gajah yang dipimpin Abrahah Habasyah datang ke Makkah yang bertujuan untuk merobohkan Ka’bah.

Nabi Muhammad SAW lahir dan dibesarkan sebagai anak yatim. Ayahnya yang bernama Abdullah telah wafat sebelum Muhammad SAW lahir. Tak berselang lama setelah kelahirannya, ibu Nabi Muhammad SAW yang bernama Aminah wafat.

Ilustrasi Nabi Muhammad SAW. Foto: Pixabay

Kemudian Nabi Muhammad SAW dirawat kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Nama Muhammad pun diberikan oleh sang kakek dengan harapan cucunya bisa menjadi orang terpuji. Hal ini dijelaskan dalam Hayatu Muhammad yang berbunyi sebagai berikut.

“Kuinginkan dia akan menjadi orang terpuji bagi Tuhan di langit dan bagi makhluk-Nya di bumi.” (Hayatu Muhammad, hal. 49)

Abdul Muthalib sendiri diketahui sebagai pemegang kunci Ka’bah. Saat Nabi Muhammad SAW lahir, ia menyembelih unta dan mengundang masyarakat Quraisy hadir untuk makan bersama.

Saat Muhammad SAW beranjak dewasa, tanda kenabian telah terlihat. Salah satunya adalah saat malaikat Jibril membelah dada dan mencuci jantung Nabi Muhammad SAW.

Pada usia ke-35, Nabi Muhammad SAW mendapatkan gelar Al-Amin yang berarti orang-orang yang dapat dipercaya. Gelar tersebut diberikan oleh suku-suku di Arab sebagai penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW kemudian menerima wahyu pertamanya dari Allah SWT saat berusia 40 tahun di Gua Hira. Wahyu tersebut diberikan melalui malaikat Jibril yang berisi Surat Al‘Alaq 1-5.

Nabi Muhammad SAW meninggal di usia 63 tahun pada hari Senin 12 Rabiul Awal. Ia wafat setelah bertahan dari sakit yang dialaminya selama 12 hari.

(DNA)