Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Kisah Luqman Al Hakim dan Anaknya Saat Mengendarai Baghal
6 September 2021 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Luqman Al Hakim adalah sosok bijaksana yang nama dan kisahnya diabadikan dalam Alquran , yakni surat Luqman. Banyak ulama salaf yang memperdebatkan identitas Luqman, apakah dia seorang nabi atau hanya orang yang bijaksana.
ADVERTISEMENT
Namun, mengutip buku Kisah Bapak & Anak dalam Alquran oleh Adil Musthafa, jumhur ulama berpendapat bahwa dia adalah orang bijaksana yang saleh, bukan seorang nabi . Ini didasarkan pada hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra., beliau mendengar Rasulullah SAW berkata:
"Luqman bukanlah seorang nabi, tetapi dia adalah seorang hamba yang banyak berpikir, yang memiliki keyakinan yang bagus, dan mencintai Allah, sebab itu Allah Ta'ala mencintainya. Kemudian Dia anugerahkan kepadanya kebijaksanaan.”
Banyak kisah Luqman yang diabadikan dalam Alquran dan hadist serta riwayat lain. Salah satu yang paling terkenal adalah kisahnya bersama sang anak saat mengendarai baghal atau keledai.
Bagaimana kisah lengkapnya? Untuk mengetahuinya simak artikel berikut.
Kisah Luqman Al Hakim
Mengutip buku 354 CATS: Cerita Anak dan Teka-Teki Silang Tentang Binatang karya Tethy Ezokanzo, dkk., sebuah riwayat menceritakan kisah saat Luqman pergi ke pasar dengan anaknya. Luqman mengendarai baghal, sedangkan anaknya ikut dari belakang.
ADVERTISEMENT
Melihat itu, orang-orang di pasar pun berkomentar, "Lihat, orangtua itu sangat tidak berperasaan. Dia naik baghal, sedangkan anaknya disuruhnya jalan kaki." Mendengar percakapan itu, Luqman pun segera turun dari punggung baghal dan menaikkan anaknya di atas baghal.
Namun, ternyata orang-orang di pasar masih saja berkomentar, "Masya Allah, lihat anak tidak tahu diri itu. Orangtuanya disuruhnya capek berjalan kaki sedangkan dia sendiri enak-enak naik baghal.” Luqman tersenyum.
Akhirnya dia pun naik di atas punggung baghal bersama dengan anaknya. Namun, itu membuat orang-orang di pasar semakin ramai berkomentar, "Ya ampun! Apa mereka berdua tidak kasihan dengan si baghal yang keberatan!" Luqman dan anaknya akhirnya turun dari baghal.
Baghal pun jalan tanpa beban di punggungnya padahal baghal dikenal kuat sehingga dipakai sebagai hewan pengangkut beban. Karena itulah, orang-orang di pasar heran mengapa Luqman dan anaknya datang dengan baghal, tapi hewan itu tidak dinaiki siapa pun.
Saat pulang ke rumah, Luqman menasihati anaknya, "Nak, kamu dengar apa yang dikatakan orang-orang tentang kita tadi?" Anaknya mengangguk sambil menatap ayahnya.
ADVERTISEMENT
"Sesungguhnya ada orang yang suka mengomentari perbuatan orang yang lain. Tapi orang yang memiliki akal akan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan perintah Allah saja karena sesungguhnya yang kita cari adalah keridaan Allah semata, bukan keridaan manusia." Anaknya mengangguk mengerti.
Luqman melanjutkan nasihatnya, "Anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayal orang), dan hilang kemuliaan hatinya (kepribadiannya), dan lebih celaka lagi dari tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."
Nasihat Luqman kepada anaknya adalah tentang kebaikan hidup di dunia dan bekal pahala di akhirat kelak. Nasihat Luqman tidak hanya berguna bagi anaknya, namun juga bagi semua orang.
ADVERTISEMENT
(MSD)