Konten dari Pengguna

Kisah Nabi Ibrahim Diperintah Allah SWT Menyembelih Putranya, Ismail

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
22 Juni 2021 8:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hewan kurban untuk Idul Adha di Turki didandani sebelum disembelih Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Hewan kurban untuk Idul Adha di Turki didandani sebelum disembelih Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berbicara mengenai kurban Idul Adha, maka kisah ketabahan Nabi Ibrahim dan Ismail akan terngiang-ngiang di kepala. Diriwayatkan, Allah SWT menguji ketaatan Nabi Ibrahim dengan memerintahkannya untuk menyembelih putra tercintanya Ismail.
ADVERTISEMENT
Ismail pun dengan ikhlas memenuhi perintah Allah tersebut. Atas izin Allah, Ismail diganti dengan seekor domba kibas. Peristiwa tersebut terjadi di bulan Dzulhijjah.
Inilah sejarah awal mula kurban di Hari Raya Idul Adha. Untuk meneladani sikap terpuji para utusan Allah tersebut, simak kisah Nabi Ibrahim dan Ismail berikut ini:

Kisah Nabi Ibrahim Diperintah Mengurbankan Putranya

Ilustrasi Unta Foto: Reuters/David W Cerny
Nabi Ibrahim dianugerahi kekayaan yang berlimpah. Mengutip buku Kisah Orang-orang Sabar oleh Nasiruddin, sebagai wujud syukur kepada Allah, beliau rutin mengurbankan 1000 ekor domba, 100 sapi, dan 1000 unta setiap musim haji.
Tentu saja hal ini membuat banyak orang kagum. Namun beliau menyadari bahwa jumlah itu tidak berarti apa-apa karena semuanya adalah milik Allah. Pada suatu hari, Nabi Ibrahim berkata,
ADVERTISEMENT
"Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah! Seandainya aku memiliki anak lelaki, pasti akan kusembelih karena Allah dan kukurbankan kepada-Nya".
Meski memiliki harta melimpah, Nabi Ibrahim merasakan adanya kekosongan dalam hatinya karena tidak kunjung diberi keturunan. Beliau dan istrinya Sarah sudah lama mendamba kehadiran seorang anak. Namun hingga usia senja, karunia itu tidak kunjung datang.
Nabi Ibrahim selalu berdoa kepada Allah agar diberi keturunan yang saleh.
رَبِّ هَبۡ لِىۡ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَ
Rabbi hab lii minas saalihiin
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shalih." (Q.S As Saffat Ayat 100).
Ilustrasi Nabi Foto: Dok. Shutterstock
Mengutip buku Kisah Teladan 25 Nabi & Rasul oleh Ifysa Hamasah (2011), Allah kemudian mengabulkan doa tersebut dengan lahirnya Ismail dari rahim istrinya yang lain, Hajar.
ADVERTISEMENT
Saat itu usia Nabi Ibrahim sudah menginjak 86 tahun. Tentu saja kelahiran Ismail disambut dengan penuh suka cita. Ia dididik dengan penuh kasih sayang.
Namun ketika Ismail berusia kira-kira 7 tahun (ada yang berpendapat 13 tahun), Nabi Ibrahim bermimpi. Dalam mimpi yang dialami pada hari ke-8 di bulan Dzulhijjah itu, seolah-olah ada seruan, "Hai Ibrahim! Penuhilah nazarmu.”
Mulanya beliau menganggap mimpi itu tidak benar. Pada malam ke-9 Dzulhijjah, mimpi yang sama datang lagi. Beliau kemudian yakin mimpi itu berasal dari Allah.
Ilustrasi sapi kurban. Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
Di malam berikutnya, beliau bermimpi seolah-olah ada yang menyeru “Sesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu agar menyembelih putramu Ismail”.
Betapa terkejutnya Nabi Ibrahim. Beliau langsung memeluk Ismail, putra yang sangat dicintainya. Mengutip buku Kisah Teladan 25 Nabi Menakjubkan dan Penuh Hikmah oleh Ariany Syurfah (2020) Nabi Ibrahim mengajak Ismail berdiskusi.
ADVERTISEMENT
"Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu".
Ismail menjawab, "Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah engkau akan mendapatiku sebagai orang-orang yang sabar."
Nabi Ibrahim terharu mendengar keikhlasan Ismail. Mereka kemudian membicarakan hal ini kepada Hajar. Sebagai ibu, Hajar merasa berat hati, namun ia harus merelakan anaknya disembelih karena mereka adalah orang-orang yang taat kepada Allah.
Ilustrasi Kambing Kurban Foto: Shutterstock
Nabi Ibrahim dan Ismail kemudian pergi ke tempat yang jauh dari pemukiman. Sebelum melaksanakan penyembelihan, Nabi Ibrahim berdoa agar diberikan ketabahan dan kekuatan. Atas izin Allah SWT, pisau yang digunakan Nabi Ibrahim tidak melukai Ismail sedikitpun.
Allah berfirman dalam surat Ash-Shafaat ayat 104-107, “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
ADVERTISEMENT
Malaikat Jibril datang membawa domba kibas dan kagum dengan ketakwaan utusan Allah SWT tersebut. Sejak peristiwa itu, umat Islam dianjurkan untuk berkurban setiap Hari Raya Idul Adha.
(ERA)