Konten dari Pengguna

Kisah Nabi Sam’un Ghozi AS yang Melekat dengan Bulan Ramadhan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
21 Maret 2023 18:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kisah Nabi Sam'un (Pixabay).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kisah Nabi Sam'un (Pixabay).
ADVERTISEMENT
Nabi Sam’un Ghozi AS adalah seorang nabi yang kisahnya melegenda dan sudah ada sejak Nabi Muhammad SAW terlahir ke dunia. Kisah Nabi Sam’un Ghozi AS ini adalah salah satu kisah israiliyat atau bersumber dari Bani Israil.
ADVERTISEMENT
Menurut Ahmad Fatih Darwis dalam buku Bekal Pencari Jodoh, nama Sam’un berasal dari kata Samson atau Simson dalam bahasa Ibrani. Mengutip buku Kumpulan Nama Terindah karya Fiyan Adriani R, Samson artinya cemerlang seperti sinar matahari.
Kisah Nabi Sam’un sendiri telah diceritakan dalam kita-kitab seperti Muqasyafatul Qulub dan Qishashul Anbiya. Bahkan Rasulullah diriwayatkan pernah menceritakan kisahnya kepada para sahabat saat bulan suci Ramadhan.
Bagaimana kisahnya? Berikut informasinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber mengenai kisah Nabi Sam’un.

Nabi Sam’un dan Mukjizatnya

Ilustrasi kisah Nabi Sam'un (PExels).
Masih dalam buku yang sama, Ahmad Fati Darwis menuliskan bahwa suatu ketika di bulan Ramadhan Rasulullah SAW tengah duduk bersama sahabat. Tiba-tiba beliau tersenyum dan membuat salah seorang sahabat bertanya:
ADVERTISEMENT
“Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?”
Nabi Muhammad SAW pun menjawab: “Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika di mana seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar. Semua nabi dan rasul berkumpul bersama umatnya masing-masing, masuk ke dalam surga.
Ada salah seorang nabi yang dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satu pun, masuk ke dalam surga. Dia adalah Sam’un.”
Sosok Nabi Sam’un digambarkan sebagai orang yang punya kekuatan tak terkalahkan. Beliau mendapat mukjizat mampu melunakkan besi dan merobohkan istana.
Hidupnya setiap hari dilalui dengan berperang. Oleh karenanya ia tak pernah jauh dari pedang kesayangannya yang terbuat dari tulang rahang unta bernama Liha Jamal.
Pedang tersebut bukanlah pedang biasa. Atas izin Allah SWT, pedang tersebut bisa mengeluarkan air bahkan daging yang dapat dimakan.
ADVERTISEMENT

Nabi Sam’un dan Malam Lailatul Qadar

Ilustrasi kisah Nabi Sam'un (Pexels).
Menurut kisah yang beredar di kalangan sahabat nabi, Nabi Sam’un adalah orang yang mampu beribadah selama 1.000 malam dan menjadi pembela agama Allah dengan pedangnya. Selama itu pula, beliau selalu mengisi malam dengan shalat dan siang dengan puasa.
Beliau menggunakan kekuatannya untuk berperang melawan musuh Allah. Ia terkenal sebagai penentang Raja Israil, penguasa kaum kafirin pada masanya.
Hingga suatu ketika, Raja Israil melakukan sayembara penangkapan Nabi Sam’un untuk menaklukkannya. Orang yang berhasil menangkapnya, akan diberi hadiah emas dan permata yang berlimpah.
Mendengar hal tersebut, istri Nabi Sam’un yang tergiur dengan hadiah sayembara itu memutuskan membantu Raja Israil. Namun dengan penuh kesabaran dan karena cintanya yang luar biasa terhadap sang istri, Nabi Sam’un berkata:
ADVERTISEMENT
“Jika kau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku dengan potongan rambutku.”
Saat Nabi Sam’un tertidur, sang istri pun nekat mengikatnya dengan rambut suaminya itu yang panjangnya mencapai tanah. Namun saat hendak dibawa ke hadapan raja, Nabi Sam’un mampu memutus tali itu dengan kekuatannya.
Setelah beberapa kali percobaan selalu gagal, Nabi Sam’un akhirnya kehilangan kekuatan. Mendengar kabar itu, kaum kafir berbondong-bondong mendatangi rumah beliau dan menyiksanya hingga tak berdaya.
Dalam keadaan masih terikat dengan rambutnya, Nabi Sam’un kemudian dibawa ke hadapan raja. Kemudian beliau kembali disiksa di hadapan masyarakat luas, matanya dibuat buta dan beberapa bagian tubuhnya dipotong.
Nabi Sam’un yang sudah tak bertenaga pun akhirnya berdoa kepada Allah SWT. Dalam doanya ia bertobat dan memohon pertolongan.
ADVERTISEMENT
Tak lama kemudian, Allah mengabulkan doa Nabi Sam’un. Atas izin Allah SWT istana raja seketika hancur lebur.
Seluruh orang di tempat itu pun ikut hancur, tak terkecuali istri Nabi Sam’un yang telah berkhianat. Setelah itu, Nabi Sam’un bersumpah akan menebus segala dosa-dosanya dengan menumpas kebatilan dan kekufuran selama 1.000 bulan tanpa henti.
Mendengar kisah tersebut, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW berkata:
“Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti nabiyullah Sam’un Ghozi AS.”
Mendengar perkataan tersebut, seketika Nabi Muhammad terdiam. Dalam diamnya itu, datanglah Malaikat Jibril dan mewahyukan surat Al-Qadr yang berisi tentang keistimewaan malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan sebagaimana bunyi ayat-ayat berikut ini:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ (3) تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ (4) سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5).
ADVERTISEMENT
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
(NSA).