Kisah Nabi Yusya, Nabi yang Menahan Matahari Terbenam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
16 November 2022 13:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi nabi yang menahan matahari terbenam. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nabi yang menahan matahari terbenam. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Yusya bin Nun merupakan murid Nabi Musa AS yang menemaninya mencari ilmu. Ia diutus oleh Allah menjadi Nabi untuk meneruskan dakwah Nabi Musa di kalangan Bani Israil.
ADVERTISEMENT
Nama Nabi Yusya sendiri sejatinya tidak termasuk dalam 25 nabi yang tercantum di Alquran. Namun, Allah memberikan suatu mukjizat kepadanya sehingga ia dikenal sebagai nabi yang menahan matahari terbenam.
Kisah Nabi Yusya tersebut disampaikan Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari tak pernah ditahan untuk seorang manusia pun, selain untuk Nabi Yusya di hari beliau melakukan perjalanan menuju Baitul Maqdis (untuk jihad).” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad dari Abu Hurairah)
Lantas, bagaimana kisah Nabi Yusya tersebut?

Kisah Nabi yang Menahan Matahari Terbenam

Ilustrasi matahari terbenam. Foto: Pixabay
Setelah Nabi Musa wafat, Nabi Yusya membawa Bani Israil keluar dari padang pasir. Mereka berjalan menyeberangi sungai Yordania hingga tiba di kota Jerica.
Mengutip buku Aku Merindukan Mujahid Cinta tulisan Ibn Zainuddin, Jerica merupakan kota yang berpenduduk padat. Bangunan di dalamnya tinggi dan memiliki keamanan yang cukup kuat.
ADVERTISEMENT
Nabi Yusya dan kaum Bani Israil yang mengikutinya berniat melumpuhkan kota tersebut. Mereka lantas mengepung kota Jerica sampai enam bulan lamanya.
Suatu hari, Nabi Yusya dan pengikutnya sepakat untuk menyerbu ke dalam. Diiringi dengan suara terompet dan takbir serta semangat kebersamaan yang kuat, mereka pun berhasil menghancurkan pagar pembatas dan memasuki kota.
Di sana, mereka mengambil harta rampasan serta membunuh dua belas ribu pria dan wanita. Mereka juga berhasil mengalahkan sebelas raja dan raja lain yang berkuasa di Syam.
Sampai hari Jumat, peperangan belum juga usai. Matahari sudah hampir terbenam, menandakan hari Sabtu akan segera datang. Padahal, menurut syariat peperangan dilarang dilakukan di hari Sabtu. Oleh sebab itu, Nabi Yusya pun berkata:
ADVERTISEMENT
Wahai matahari, sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Allah, begitu pula aku. Aku bersujud mengikuti perintah-Nya. Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam dulu.
Ilusrasi matahari terbenam. Foto: Pixabay
Doa Nabi Yusya langsung dikabulkan oleh Allah SWT. Allah menahan matahari supaya tidak terbenam dan memerintahkan bulan untuk tidak menampakkan dirinya sampai Nabi Yusya dan para pengikutnya berhasil menaklukkan kota Jerica. Atas izin Allah, peperangan itu pun dimenangkan oleh Nabi Yusya.
Setelah berhasil menguasai Baitul Maqdis, Nabi Yusya memerintahkan kaumnya untuk mengumpulkan harta rampasan perang untuk dibakar. Namun, api tidak mau membakarnya lantaran ada dari kaum Bani Israil yang berkhianat dengan menyembunyikan emas.
Para pengkhianat itu kemudian diperintahkan untuk mengembalikan harta yang mereka curi dan mengumpulkannya dengan harta rampasan yang lain. Setelah itu barulah api menyala dan membakar semua harta tersebut.
ADVERTISEMENT
Di bawah kekuasaan Bani Israil, kaum Baitul Maqdis kembali beriman kepada Allah. Nabi Yusya memerintahkan mereka dengan Kitab Taurat sampai ia meninggal dunia di usia 127 tahun.
(ADS)