Konten dari Pengguna

Kisah Saad Bin Abi Waqqash dan Turunnya Surat Al Luqman Ayat 14 dan 15

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
4 Maret 2021 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alquran. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Alquran. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saad Bin Abi Waqqash termasuk assabiqunal awwalun atau golongan orang yang pertama masuk Islam. Sejak mengabdikan hidupnya kepada Allah SWT, ia selalu menyertai Nabi Muhammad SAW dalam misi dakwah untuk menyebarkan agama Islam.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku 10 Sahabat yang Dijamin Masujk Surga tulisan Asy-Syaikh, Saad belajar Alquran di bawah bimbingan Rasulullah SAW. Ia selalu menghafalkan hadits-hadits dan senantiasa mengikuti petunjuknya. Begitu besarnya dedikasi Saad terhadap Islam hingga Nabi Muhammad menyebutnya sebagai penghuni surga.
Suatu ketika, Rasulullah berada di hadapan sekelompok sahabat. Beliau kemudian bersabda: “Dari pintu ini akan masuk calon penghuni surga”.
Tidak lama kemudian, Allah menakdirkan Saad bin Abi Waqqash sebagai orang yang muncul dari pintu yang dimaksud Rasulullah.
Saad Bin Abi Waqqash juga memiliki kisah tersendiri yang menjadi latar belakang turunnya Alquran surat Al Luqman ayat 14 dan 15 tentang perintah berbakti kepada orangtua dan batasannya. Berikut ini adalah kisahnya:

Saad Bin Abi Waqqash Memeluk Islam

Ilustrasi sahabat nabi. Foto: istock
Mengutip Saad Bin Abi Waqqash Sang Pemanah Kebanggaan Rasulullah SAW tulisan Umar Abdul Aziz (2015), Saad merupakan paman Nabi Muhammad SAW dari pihak ibu. Kakeknya yakni Wuhaib bin Manaf merupakan paman dari Sayyidah Aminah, ibunda Rasulullah.
ADVERTISEMENT
Saad mengenal baik Rasulullah SAW jauh sebelum keponakannya tersebut menjadi rasul. Sejak Nabi Muhammad menerima wahyu, ia tidak mencelanya. Mengutip buku Sa’ad bin Abi Waqqash tulisan Subagdjo Aswara (1986), tiga hari sebelum memutuskan masuk Islam, Saad bermimpi seolah-olah ia tenggelam dalam kegelapan.
“Ketika saya berada di tengah kedalaman air, tiba-tiba saya melihat cahaya bulan. Lalu saya mengikuti cahaya itu, kemudian melihat beberapa orang sudah mendahului saya ke arah cahaya tersebut”.
Saad mengaku melihat Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Bakar As Shidiqq. Ia bertanya sejak kapan mereka di situ dan dijawab “Belum lama”.
Ilustrasi sahabat nabi. Foto: Freepik
Saad kemudian mendengar kabar bahwa Nabi Muhammad mengajak orang-orang untuk beriman kepada Allah SWT. Ia juga mengetahui bahwa Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Bakar As Shidiqq telah masuk agama Islam.
ADVERTISEMENT
Saad pun bergembira karena memahami arti dari mimpi aneh yang datang kepadanya. Ia pun segera menemui Rasulullah SAW untuk mengucapkan kalimat syahadat.

Saad Bin Abi Waqqash Menolak Ajakan Ibunya untuk Menyekutukan Allah

Saad Bin Abi Waqqash adalah anak yang berbakti kepada orangtuanya. Ketidaksetujuan sang ibu bahwa Saad memeluk Islam menjadi ujian pertama yang harus dihadapinya.
Mengutip Hierarki Prioritas Pendidikan pada Anak Usia 6-12 Tahun (Sebuah Kajian Tafsir Tahlili QS. Luqman Ayat 12-15) tulisan Maslihan (2012), sang ibu ingin agar Saad kembali ke keyakinan mereka sebelumnya, yakni menyembah berhala.
Namun Saad tidak goyah dan meminta ibunya untuk berhenti memaksanya kembali menjalankan ajaran leluhur. Ibunya kemudian mogok makan untuk meluluhkan hati sang putra.
ADVERTISEMENT
Saad pun menjadi gelisah. Ia kemudian menemui Rasulullah SAW. Beliau kemudian membacakan surat Al Luqman ayat 14 dan 15 yang artinya:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Ilustrasi berdoa. Foto: Freepik
Berbekal dua ayat tersebut, Saad menemui ibunya. Ia berkata, “Ibu..demi Allah seandainya ibu mempunyai 100 nyawa. Lalu satu per satu nyawa itu binasa, aku tidak akan meninggalkan agama ini sedikitpun. Makanlah wahai ibu, jika ibu menginginkannya. Jika tidak, itu juga pilihan ibu”.
ADVERTISEMENT
Mendengar perkataan Saad, ibunya menyadari bahwa tidak akan ada apapun yang bisa menggoyahkan keyakinan putranya. Ibunya pun tidak melanjutkan aksi mogok makannya.
Menurut Wahab Zuhayli, ayat tersebut turun sehubungan dengan peristiwa yang menimpa Saad bin Abi Waqqash. Dari kisah ini, dapat dipetik pelajaran bahwa Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk berbakti kepada orangtua.
Pada saat yang sama menurut Tafsir Al-Muyassar, jika orangtua mengajak anaknya menyekutukan Allah, maka mereka tidak boleh menaatinya. Namun sang anak perlu tetap berinteraksi dengan menjaga silaturahmi dan berbuat baik.
(ERA)