Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Salman Al Farisi, Sahabat Nabi yang Memiliki Banyak Kemuliaan
26 Januari 2021 7:42 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sahabat nabi adalah orang-orang yang memiliki keberuntungan dalam mempelajari Islam. Sebab, mereka belajar Islam secara langsung kepada Rasulullah SAW. Sahabat nabi juga termasuk orang-orang pilihan, tak heran jika mereka menjadi panutan dalam beragama.
ADVERTISEMENT
Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW adalah Salman Al Farisi. Ia dikenal di kalangan sahabat dengan panggilan Abu Abdullah. Salman Al Farisi berasal dari bangsa Persia, yaitu sebuah desa bernama Jayyun di Kota Isfahaan.
Perjalanan Salman Al Farisi memasuki Islam tidaklah mudah. Apalagi sang ayah adalah seorang Majusi, penyembah api. Ia mengalami berbagai pertentangan dan ancaman dari ayahnya. Namun hal itu tidak membuat semangat Salman Al Farisi surut, ia tetap terus mencari kebenaran.
Salman Al Farisi dikenal sebagai orang yang membuat Parit ketika perang Khandak. Parit yang dibuatnya berhasil melindungi orang-orang Islam dari serangan orang-orang kafir. Oleh sebab itu, ia juga dikenal sebagai pahlawan Islam.
Beliau adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang banyak memilki kemuliaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Lantas apa saja kemuliaan yang dimiliki Salman Al Farisi? Berikut ulasannya.
Kemuliaan Salman Al Farisi
Berikut beberapa kemuliaan Salman Al Farisi dalam perjalanannya memasuki Islam yang dapat diambil hikmahnya oleh umat Muslim.
ADVERTISEMENT
1. Tidak Pantang Menyerah Dalam Mencari Kebenaran
Allah SWT akan menyambut setiap orang yang mencari kebenaran. Sebagaimana perjalanan Salman Al Farisi yang cukup berliku dalam mencari kebenaran.
Mulai dari melarikan diri dari daerah yang di dominasi penyembah api, dijual kepada orang Yahudi untuk dijadikan budak, hingga akhirnya tiba di Madinah dan bertemu Nabi Muhammad SAW.
Ketika Salman Al Farisi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, ia lantas mencari bukti kenabian dalam diri Rasulullah. Begitu yakin akan kenabian Nabi Muhammad SAW, Salman Al Farisi lantas beriman dan masuk Islam.
2. Menahan Kecewa Saat Seseorang Tidak Sesuai dengan Harapan
Setiap orang pasti memiliki kesalahan. Termasuk orang yang dipandang baik sekalipun. Hal ini dialami oleh Salman Al Farisi saat ia tinggal di Suriah bersama seorang uskup.
ADVERTISEMENT
Salman melihat bahwa uskup yang ia sebut sebagai uskup terbaik itu, biasa mengumpulkan uang untuk amal. Akan tetapi, uang tersebut malah digunakan untuk dirinya sendiri. Salman merasa bahwa uskup tersebut adalah orang jahat dan sangat membenci uskup tersebut.
Akan tetapi kekecewaan ini tidak berlangsung lama, setelah uskup tersebut meninggal, digantikan langsung dengan uskup yang sangat taat. Salman Al Farisi pun sangat menyayangi uskup baru ini.
3. Membantu Mereka yang Baru Masuk Islam
Dalam Islam, dakwah tidak hanya terbatas pada ucapan atau bicara saja. Memberi bantuan juga merupakan bagian dari dakwah. Baik bantuan dalam bentuk keuangan ataupun hubungan sosial.
Saat seseorang berhijarah, orang tersebut bukan hanya membutuhkan nasehat, namun juga teman. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.
ADVERTISEMENT
Saat Salman Al Farisi masuk Islam, statusnya masih sebagai budak. Kemudian, dengan bantuan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, Salman Al Farisi pun dimerdekakan dari status budak.
(VIO)