Kisah Sunan Gresik, Wali Pertama yang Menyebarkan Islam di Jawa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
30 Desember 2020 17:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik. Foto: Wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik. Foto: Wikipedia
ADVERTISEMENT
Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik merupakan salah satu wali songo (sembilan wali) yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa. Sunan Gresik adalah guru bagi para wali lainnya dan dianggap sebagai ulama pionir yang menyebarkan Islam di Jawa.
ADVERTISEMENT
Asal-usul Sunan Gresik sendiri masih diperdebatkan. Berbagai sumber menyatakan bahwa beliau dilahirkan di Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah pada awal abad ke-14.
Nur Amin Fatah dalam buku Metode Dakwah Walisongo beranggapan bahwa sang wali berasal dari Arab, kemudian hijrah ke Gujarat, India, lalu berkelana ke Malaka hingga sampai di Pulau Jawa.
Berikut ini adalah kisah Sunan Gresik ketika berdakwah di Jawa:

Sunan Gresik Menyebarkan Islam Pada Abad ke-14

Melansir dari Syeh Maulana Malik Ibrahim: Studi Tentang Islamisasi Islam di Jawa karya Umi Faridah, sejak kecil Sunan Gresik telah mendalami ilmu agama dan dididik sang ayah untuk menjadi pribadi yang berjiwa besar dan santun.
Pada sekitar abad ke-14, Maulana Malik Ibrahim mendapat tugas suci untuk menyiarkan agama Islam ke Asia Tenggara. Beliau berlabuh di Desa Leran, Gresik. Gresik kala itu merupakan bandar kerajaan Majapahit. Mayoritas masyarakat saat itu juga memeluk agama Hindu dan Buddha.
ADVERTISEMENT
Di Gresik, beliau bekerja sebagai pedagang dan tabib yang membantu mengobati masyarakat secara gratis. Di sela-sela aktivitasnya, Sunan Gresik berdakwah tentang ajaran Islam.

Strategi Dakwah Melalui Perdagangan

Ilustrasi perdagangan. Foto: Freepik
Berdasarkan Babad Gresik I, Sunan Gresik berdakwah menggunakan dua metode, yakni melalui perdagangan dan pendidikan pesantren.
Mula-mula beliau berdagang di tempat terbuka dekat pelabuhan. Ini dilakukan agar masyarakat tidak kaget dengan ajaran baru yang ia bawa. Dukut dalam buku Grissee Tempo Doeloe menulis bahwa kewibawaan dan kecakapan Maulana Malik Ibrahim mengundang simpati dari masyarakat, bahkan Raja Brawijaya.
Beliau akhirnya diangkat sebagai Syahbandar atau kepala pelabuhan. Raja Brawijaya juga mempersilakan Sunan Gresik untuk menyebarkan Islam.
Tidak hanya menjadi pedagang yang andal, Sunan Gresik juga memiliki jiwa sosial tinggi. Beliau mengajarkan cara bercocok tanam kepada masyarakat kelas bawah yang selama ini disisihkan oleh ajaran Hindu.
ADVERTISEMENT
Karena strategi dakwah dengan cara damai ini, ajaran Islam secara berangsur-angsur dapat diterima oleh masyarakat setempat.

Strategi Dakwah Melalui Pendidikan

Pondok Pesantren. Foto: tebuireng.org
Saat menetap di Desa Sawo, Maulana Malik Ibrahim membangun surau yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat sholat, tetapi juga pesantren sederhana untuk mengajarkan agama Islam.
Kemudian saat Raja Brawijaya memberikan sebidang tanah di pinggiran Kota Gresik, Maulana Malik Ibrahim lantas mendirikan pesantren. Beliau merupakan ulama pertama yang membangun pesantren sebagai model pendidikan Islam.

Wafatnya Sunan Gresik

Sunan Gresik wafat pada 1419 M dan dimakamkan di Gresik, Jawa Timur. Nisan sang wali berisi pujian terhadap karakternya selama hidup.
“Inilah makam al marhum al maghfurlah yang berharap rahmat Tuhan, kebanggan para pangeran, sendi para sultan dan para menteri, penolong para fakir dan miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol agama dan negara, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Semoga Allah meliputinya dengan rahmat dan rida-Nya, dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Telah wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 822 H".
ADVERTISEMENT
(ERA)