Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Kisah Tamim Ad-Dari, Sahabat Nabi yang Pernah Melihat Dajjal di Pulau Misterius
20 Februari 2022 15:37 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tamim Ad-dari adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang dulunya memeluk agama Nasrani. Beliau merupakan putra dari Aus bin Kharijah Ad-dari, tokoh Nasrani yang berasal dari Bethelem, Palestina.
ADVERTISEMENT
Sejak masuk Islam, Tamim Ad-dari dikenal sebagai sosok yang taat beribadah. Beliau mengkhatamkan Alquran seminggu sekali dan menjadi pengumpul mushaf pada masa kenabian Rasulullah SAW.
Dalam buku Shalat Orang-Orang Shaleh karya Ahmad Musthafa, Muhammad bin Al-Munkadir mengatakan bahwa Tamim adalah Muslim yang shaleh. Dikisahkan bahwa ia pernah menghukum dirinya sendiri karena ketiduran dan tidak dapat melaksanakan shalat malam sekali saja.
Banyak kisah Tamim Ad-dari yang terkenal di kalangan umat Muslim, salah satunya tentang kesaksian beliau bertemu dengan Dajjal. Seperti apa kisahnya? Simak artikel berikut untuk mengetahui jawabannya.
Kisah Tamim Ad-dari tentang Masih Ad-dajal
Kisah Tamim Ad-dari telah diabadikan dalam beberapa hadits Rasulullah SAW. Pada suatu waktu, Tamim menceritakan bahwa ia bersama rombongannya yang berjumlah tiga puluh orang menaiki sebuah kapal. Lalu, kapal yang ditumpanginya terombang-ambing dibawa ombak yang dahsyat selama satu bulan.
Kemudian, mereka terdampar pada sebuah pulau tepat saat matahari akan tenggelam. Mereka duduk di tepi pantai dan memutuskan untuk masuk ke pulau tersebut.
ADVERTISEMENT
Di sana, mereka bertemu seekor binatang besar yang tubuhnya penuh dengan rambut, sampai-sampai mereka tidak bisa membedakan mana ekor dan kepalanya. Binatang ini dinamakan jasaasah.
Saat bertemu dengan rombongan Tamim Ad-dari, binatang itu bicara “Kalian pergilah ke kuil di sana, temuilah seorang pria karena sungguh ia sangat menanti berita dari kalian,”
Sontak, Tamim dan rombongannya terkaget saat mengetahui hewan tersebut bisa berbicara. Tanpa banyak bertanya lagi, mereka pun menuju tempat yang dimaksud jasaasah tadi.
Betapa terkejut mereka, ternyata di dalam kuil terdapat seorang laki-laki super besar yang sedang dibelenggu. Kedua tangannya diikat dengan lehernya, lutut dan pergelangan kakinya pun demikian.
Ikatan itu terbuat dari besi yang sangat kuat. Sehingga, mustahil menghancurkannya, kecuali hanya atas izin Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Kisah Tamim Ad-dari tentang Jasaasah karya Abu Ishaq Al-huwaini, laki-laki raksasa itu berambut keriting. Ia memiliki mata kiri yang buta dan di dahinya tertulis huruf Arab “kaf”, “fa”, dan “ra” yang jika disambung menjadi “kafir”.
“Sungguh betapa celaka kamu, makhluk macam apakah kamu ini?” tanya Tamim.
Laki-laki bertubuh besar itu pun menjawab, “Kalian sesungguhnya telah tahu tentang aku maka beritakanlah kepadaku siapa kalian ini?” ujarnya.
“Kami adalah orang-orang Arab, kami menaiki kapal, namun mendapati gelombang luar biasa sehingga kami terdampar di pulaumu ini. Kami pun bertemu Al-Jassasah, lalu hewan itu meminta kami menuju kemari,” kata Tamim singkat.
Pria itu pun kembali bertanya, “Kabarkan kepadaku mengenai pohon-pohon kurma di Baisan!”
ADVERTISEMENT
Tamim dan rombongan pun bertanya tak mengerti, “Tentang apa kau bertanya pohon di sana?”
Pria terbelenggu itu menjawab, “Tentang pohon kurmanya, apakah masih berbuah?” Mereka pun menjawab, “Ya.”
Pria itu pun menjawab, “Sungguh sebentar lagi pohon-pohon itu tak akan lagi berbuah. Lalu, kabarkanlah kepadaku tentang Danau Thabariyyah (Tiberia)!”
Mereka pun kembali bertanya, “Tentang apa kau bertanya danau itu?” Pria buta sebelah itu menjawab, “Apakah danau itu masih berair?”. Tamim dan kawan-kawan menjawab, “Ya, danau itu memiliki banyak air.
Lagi-lagi si pria menjawab tentang masa depan. “Sungguh sebentar lagi danau itu akan kering. Lalu, kabarkanlah kepadaku tentang mata air Zugharl!” Mereka bertanya lagi rinciannya, “Tentang apa kau bertanya mata air Zugharl?”
ADVERTISEMENT
Pria besar namun pendek itu menjawab, “Apakah mata air itu masih mengalirkan air? Dan, apakah penduduknya masih bertani dengan memanfaatkan air itu?”
Rombongan Tamim menjawab, “Ya, mata air itu sangat deras dan penduduk bertani dengannya.”
Pria besar itu pun melanjutkan pertanyaannya. Ia meminta kabar dari Tamim dan pengikutnya tentang Nabi utusan Allah. “Kabarkan kepadaku tentang nabi yang ummi, apa yang ia lakukan?” tanya pria besar jelek itu.
Tamim pun menjawab, “Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah),” ujarnya.
“Apakah orang-orang Arab memeranginya?” tanya laki-laki raksasa tersebut. Rombongan Tamim pun menjawab “Ya,”.
“Apa yang ia (Muhammad) lakukan terhadap orang Arab? Apakah ia telah menang atas mereka dan membuat mereka taat? Apakah itu telah terjadi?” tanya pria itu lagi. “Ya,” ujar mereka.
ADVERTISEMENT
Pria besar itu mengakhiri pertanyaan. Ia kemudian memberikan kabar mengejutkan, “Sungguh baik bagi mereka yang taat kepadanya (Rasulullah). Aku beritakan kepada kalian siapa aku. Aku adalah al-Masih (ad-Dajjal). Sebentar lagi aku akan mendapat izin keluar dan berjalan di muka bumi. Tidak akan kutinggalkan satu negeri pun, kecuali aku lewati dalam waktu 40 malam, kecuali Makkah dan Tha’ibah (Madinah), dua kota itu haram bagiku memasukinya. Setiap kali aku ingin memasuki dua kota itu, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus. Mereka menghalangiku masuk ke dua kota itu. Sungguh di setiap celah dua kota tersebut ada para malaikat yang menjaganya,”
Kisah Tamim dan rombongannya ini tercantum dalam banyak riwayat shahih. Melalui kisah ini, Allah Swt dan Rasul-Nya memberikan peringatan kepada umat Muslim tentang kedatangan Dajjal yang amat mengerikan.
ADVERTISEMENT
(MSD)