Kisah Teladan Syekh Abu Bakar bin Salim Sang Pemilik Sholawat Taj

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
2 Maret 2023 13:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Syekh Abu Bakar bin Salim (Unsplash).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Syekh Abu Bakar bin Salim (Unsplash).
ADVERTISEMENT
Syekh Abu Bakar bin Salim adalah sosok ulama besar yang berasal dari Kota Tarim, Hadramaut, Yaman. Beliau bukan hanya terkenal karena keluasan ilmunya, tapi juga sikapnya yang menjadi teladan umat Islam.
ADVERTISEMENT
Semasa hidup, beliau mendapat julukan Fakhrul Wujud yang artinya kebanggaan alam semesta pada masanya. Menurut Muhammad Ropi’i dalam buku The History of Al-Ghanna, julukan itu diberikan karena beliau seorang Sufi sekaligus guru besar dalam ilmu agama.
Mengutip laman Muwasala, salah satu kitab karya beliau yang terkenal adalah Miftah as-Sara’ir. Selain itu beliau juga menuangkan pengetahuannya dalam Mi’raj Al-Arwah dan Fath Bab Al-Mawahib yang membahas ilmu hakikat.
Beliau juga banyak menyusun sholawat Nabi Muhammad SAW. Salah satu yang terkenal di Indonesia adalah Sholawat Taj (mahkota).
Ingin mengenal sosoknya lebih jauh? Berikut profil singkat Syekh Abu Bakar bin Salim yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Kisah Teladan Syekh Abu Bakar bin Salim

Ilustrasi Syekh Abu Bakar bin Salim (Unsplash).
Ulama yang punya garis keturunan dari Rasulullah Muhammad SAW ini dikenal sebagai sosok yang tekun dalam mencari ilmu. Ia lahir dan dibesarkan di lingkungan taat beribadah.
ADVERTISEMENT
Namun, saat kecil beliau dikisahkan sempat mengalami kesulitan dalam menghafal Al-Quran. Hingga akhirnya sang ayah membawanya ke imam Tahrim pada masa itu, Syekh Shihab al-Din, Ahmad bin Abd al-Rahman.
Tapi sang guru justru meminta ayah Syekh Abu Bakar untuk tidak membebani anaknya dan meyakinkan bahwa anak tersebut akan berhasil dengan kemauannya sendiri.
Sejak saat itu sang ayah melihat ketekunan Syekh Abu Bakar bin Salim menghafal Al-Quran. Dan benar saja, dalam waktu empat bulan Syekh Abu Bakar berhasil menghafalnya.
Dari sanalah beliau mulai mempelajari ilmu-ilmu lainnya dalam agama Islam. Beberapa gurunya adalah Imam Ahmad bin Alwy Bajahdab dan Syekh Umar Ba Makhramah.
ADVERTISEMENT
Semasa hidup, beliau juga dikenal sebagai sosok yang tawadhu atau rendah hati. Ada satu kisah yang cukup populer tentang sifat beliau tersebut.
Berdasarkan buku Tetesan Saripati Hikmah karya Ilham Akbar beliau adalah orang yang sangat memuliakan tamu. Bahkan setiap harinya, beliau selalu menyiapkan 1.000 potong roti gandum untuk tamu yang berkunjung ke rumahnya.
Hingga suatu waktu datanglah seorang perempuan tua ke rumah beliau sambil membawa seikat gandum untuk disumbangkan. Namun saat itu yang menerima adalah pembantunya karena Syekh Abu Bakar sedang istirahat.
Perempuan tua itu kemudian berkata,"Wahai pembantu, tolong berikan gandum ini kepada Syeikh Abu Bakar sebagai bantuan dariku."
Melihat gandum yang dibawa perempuan tua itu, pembantu Syekh Abu Bakar pun menjawab,“Wahai perempuan, apalah arti sumbanganmu ini.
ADVERTISEMENT
Tidakkah engkau tahu bahwa beliau biasa menjamu para tamu yang datang dengan rombongannya dan memberi mereka makanan? Sungguh bantuanmu sangat sedikit sekali, bawalah kembali gandum ini agar bisa engkau nikmati dengan keluargamu.”
Perkataan kasar pembantu tersebut terdengar oleh Syekh Abu Bakar. Beliau bergegas memanggil perempuan tua tersebut dan dengan penuh rasa hormat menghentikannya.
"Selamat datang wahai perempuan, alangkah mulianya tujuanmu. Engkau datang dari rumahmu mengangkat sendiri gandum ini dan ingin menginfakkannya tak lain karena sifat kasih sayangmu kepada umat, kemarikan gandum itu.”
Beliau kemudian mengambil gandum tersebut dan memberikan perempuan tua itu hadiah. Saat kembali ke rumah, beliau menegur sang pembantu dengan lembut.
"Jangan engkau ulangi perbuatanmu, barang siapa yang tidak bersyukur dengan hal yang sedikit tidak akan pernah bersyukur kepada hal yang banyak. Dan barang siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia tidak akan pernah berterima kasih kepada Allah."
ADVERTISEMENT
Beliau diketahui wafat di Kota Inat pada 992 H. Hingga saat ini namanya dikenang di berbagai penjuru dunia karena ilmu dan kepribadiannya yang luar biasa.

Bacaan Sholawat Taj

Ilustrasi Syekh Abu Bakar bin Salim (Unsplash).
Sholawat Taj (صَلَوَاتُ التَّاجِ) yang disusun Syekh Abu Bakar bin Salim ini cukup terkenal di Indonesia. Sholawat ini dikenal sebagai sholawat yang mampu menyucikan hati.
Berikut bacaan lengkap Sholawat Taj beserta latinnya yang dikutip dari buku Amalan Sehari-hari terbitan Pesantren Al-Khairaat:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اللهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ النَّاجِ
Allahumma shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa muhammad shaahibittaaj
وَالْمِعْرَاجِ وَالْبُرَاقِ وَالْعَلَمِ وَدَافِعِ الْبَلَاءِ وَالْوَبَاءِ
Wal mi’raaji wal buraaqi wal ‘alami wa daafi’il balaai wal wabaa
وَالْمَرَضِ وَالْأَلمِ ، جِسْمُهُ مُطَهَّرٌ مُعَظَّمٌ مُنَوَّرٌ ،
ADVERTISEMENT
Wal maradhi wal alami jismuhu thaahirun muthaharun mu’athatharun munawwarun
مَنِ اسْمُهُ مَكْتُوبٌ مَرْفُوعٌ مَوْضُوعٌ عَلَى اللَّوْحِ وَالْقَلَمِ
Manismuhu maktubun mar fuu’un mau dhuu’un ‘alaa llawhi wal qalam
شَمْسِ الضُّحَى بَدْرِ الدُّجَى نُوْرِ الْهُدَى مِصْبَاحِ الظُّلَمِ
Syamsi dhuhaa badriddujaa nuurul hudaa misbaahuzhzulam
أَبِى اْلقَاسِمِ سَيِّدِالْكَوْنَيْنِ وَشَفِيْعِ الثََّقَلَيْنِ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ
Abil qaasimi sayyidil kaunayni wa syannii ‘itstsaqalayni sayyidina muhammad
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلََّمَ سَيِّدِ اْلعَرَبِ وَاْلعَجَمِ
Shallallahu ‘alayhi waaalihi wasallama sayyidil ‘arabi wal ‘azami
نَبِيِّ اْلحَرَ مَيْنِ مَحْبُوْبَُ عِنْدَ رَبِّ اْلمَشْرِقَيْنِ وَاْلمَغْرِبَيْنِ
Nabiyyil haramayni mah buu bun ‘indarabbil masyriqayni wal maghribayni
فَيَا أَيُّهَا اْلمُشْتَاقُوْنَ إِلَى رُوْيَةِ جَمَا لِهِ صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلَّمُواتَسْلِيما
Fayaa ayyuhal musytaaquuna ilaa ru’yabi jamaa lihi shallu ‘alaihi wasallimu tasliimaan.
ADVERTISEMENT
(NSA).