Kisah Tsa'labah yang Zakatnya Ditolak Allah dan Hikmahnya bagi Umat Muslim

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
29 Juli 2022 15:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi masjid. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi masjid. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Tsa'labah bin Haathib Al-Anshar atau dikenal dengan Tsa'labah adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang disebutkan dalam Alquran. Hidupnya amat sangat kekurangan.
ADVERTISEMENT
Dikisahkan, Tsa'labah termasuk orang-orang pertama yang menyatakan diri masuk Islam. Pada masa itu, Islam masih menjadi agama baru yang dibawa Rasulullah.
Tsa'labah dikenal sebagai orang yang taat beribadah dan rajin salat berjamaah bersama Rasulullah. Namun, ada suatu hal yang membuatnya akhirnya kufur nikmat, hingga tergolong sebagai orang yang ingkar.
Kisah Tsa'labah merupakan salah satu cerita yang mengandung banyak hikmah dan dapat diambil pelajaran oleh umat Muslim. Seperti apa kisahnya?

Kisah Tsa'labah dan Hikmahnya bagi Umat Muslim

Tsa'labah dikisahkan sangat miskin dan tidak memiliki pekerjaan atau penghasilan tetap. Sebagai salah seorang sahabat Rasulullah, Tsa'labah sangat rajin mengerjakan semua waktu salat di masjid secara berjamaah.
Namun, ada satu kebiasaan Tsa'labah yang mengundang tanya Rasulullah, yaitu dia selalu bergegas pulang setelah selesai melaksanakan salat. Berbeda dengan sahabat lainnya yang masih meluangkan waktu untuk berzikir serta bermunajat kepada Allah.
ADVERTISEMENT
Pada suatu kesempatan, ketika Tsa'labah bergegas hendak meninggalkan masjid, Rasulullah pun memanggilnya. Setelah Tsa'labah menghadap, Rasulullah bertanya kepadanya, "Wahai Tsa'labah, mengapa kamu buru-buru ketika selesai shalat berjamaah?"
Tsa'labah pun menjawab, "Sesungguhnya saat ini di rumah ada seorang yang menungguku, ya Rasul. Dia menungguku untuk bergantian memakai baju untuk melaksanakan salat. Aku hanya memiliki sehelai kain untuk dipakai secara bergantian. Ketika aku salat, maka istriku akan bersembunyi hingga aku datang untuk kembali."
Tsa'labah menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Rasulullah yang mendengarnya pun merasa sangat terkesan dengan Tsa'labah lalu mengizinkannya untuk segera kembali.
Ilustrasi berdoa kepada Allah. Foto: Unsplash
Pada suatu hari, Tsa'labah meminta kepada Rasulullah untuk mendoakannya menjadi orang yang kaya raya. Dikutip dari Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X oleh H. Abu Achmadi (2021: 71), untuk meluruhkan hati Rasulullah, Tsa'labah sampai mengucapkan sumpahnya, "Demi Zat yang telah mengutusmu dengan hak. Jika engkau memohon kepada Allah, lalu Dia memberiku harta kekayaan, niscaya aku akan memberikan hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya."
ADVERTISEMENT
Setelah meminta hingga tiga kali dan tiga kesempatan berbeda, Rasulullah berkenan memegang janji Tsa'labah. Beliau akhirnya mengamini keinginan Tsa'labah dan berdoa untuknya agar Allah memberikannya rezeki dan memberkahinya.
Allah memenuhi doa Rasulullah, sehingga akhirnya Tsa'labah mendapatkan seekor unta dan domba. Tsa'labah sangat senang. Setiap hari dia berusaha menggemukkan ternaknya hingga menghasilkan susu yang banyak untuk dijual. Memegang janjinya pada Rasulullah, Tsa'labah masih teguh bersikap istikamah saat memenuhi panggilan jihad pada Perang Badar.
Semakin lama, Tsa'labah pun semakin kaya. Namun, semakin bertambah kekayaannya, semakin berkurang keimanan Tsa'labah. Dia menjadi jarang ikut salat berjamaah di masjid, bahkan ia meninggalkan salat Jumat.
Tsa'labah juga bersikap kikir dengan menghindari kewajiban berzakat. Kabar ini pun akhirnya sampai ke telinga Rasulullah. Berulang kali Rasulullah mengutus orang untuk mengambil zakat dari Tsa'labah, tapi sebanyak itu pula Tsa'labah selalu berkelit.
ADVERTISEMENT
Allah SWT kemudian menurunkan firmannya yang berisi sindiran kepada orang-orang yang sebelumnya berikrar akan menyedekahkan sebagian hartanya jika dikaruniai oleh Allah berupa kekayaan, tetapi setelah diberi kekayaan mereka justru menjadi kikir dan berpaling. Firman Allah mengenai kisah Tsa'labah ini terdapat dalam surat At-Taubah ayat 75-76 sebagai berikut:
"Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, 'Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang saleh.'
Ketika Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang (kebenaran). Namun, ternyata mereka mengingkari janji." (QS. At-Taubah: 75-76)
Ilustrasi Alquran. Foto: Unsplash
Ketika ayat itu disampaikan Rasulullah kepada para sahabatnya, ada salah seorang kerabat Tsa'labah yang ikut mendengar dan kemudian menyampaikan hal itu kepada Tsa'labah yang menjadi kalang kabut.
ADVERTISEMENT
Dia pun pergi menemui Rasulullah dan memohon agar beliau mau menerima zakat darinya. Namun, Rasulullah tak mau menerimanya dan bersabda, "Sesungguhnya Allah melarangku untuk menerima zakatmu."
Kemudian, Tsa'labah yang sangat menyesal melaburi kepalanya dengan tanah. Lalu, Rasulullah berkata kepadanya, "Inilah amalanmu. Aku telah memerintahkan sesuatu kepadamu, tetapi engkau tidak mau mematuhiku."
Hingga akhirnya Rasulullah dan para khalifah tidak menerima sedikit pun zakatnya. Akibat sikap Tsa'labah yang kikir dan ingkar pada janjinya, secara perlahan kekayaannya menghilang hingga akhirnya dia bangkrut.
Demikianlah kisah Tsa'labah yang kikir dan diberikan nikmat tapi ia tidak menjalankan perintah Allah. Kisah ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi umat Muslim agar menghindari sifat kikir.
ADVERTISEMENT
(SFR)