Konten dari Pengguna

Kisah Wafatnya Nabi Muhammad yang Membawa Kesedihan bagi Seluruh Kaum Muslimin

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
25 Agustus 2021 15:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wafatnya Nabi Muhammad. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wafatnya Nabi Muhammad. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang mulia. Sejak kecil, hidupnya selalu terjaga dari perbuatan buruk dan tercela. Tutur kata, budi pekerti, dan perilakunya yang lembut menjadikan beliau sebagai manusia yang patut diteledani umat Muslim.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Kisah Nabi Muhammad SAW oleh Ajen Dianawati, Nabi Muhammad lahir di kota Mekah pada Senin, 12 Rabiul Awwal, tahun Gajah. Disebut tahun gajah karena dua bulan sebelumnya pasukan Gajah menyerang kota Mekah. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib dan ibunya bernama Aminah binti Wahab.
Rasulullah tumbuh sebagai seorang yatim piatu, karena ayahnya telah meninggal sebelum ia lahir dan ibunya wafat saat ia berusia 6 tahun. Kemudian Rasulullah diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Namun, tak lama kakeknya meninggal dan Rasulullah diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
Sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul, penduduk Arab banyak yang melakukan perbuatan jahiliyah seperti menyembah berhala. Maka, Rasulullah sering berdiam diri di Gua Hira dan mencari jalan keluar agar mereka kembali ke jalan Allah.
ADVERTISEMENT
Kemudian, melalui malaikat Jibril, Allah menurunkan wahyu pertama kepada Rasulullah sebagai tanda pengangkatannya sebagai rasul di usianya yang ke-40. Setelah diangkat sebagai rasul, beliau dengan gencar menjalankan misi dakwahnya, yakni memperbaiki tauhid dan menghilangkan kejahiliyahan. Dakwah tersebut ia lakukan hingga ia wafat pada 8 Juni 632 M.

Wafatnya Nabi Muhammad

Ilustrasi kisah wafatnya Nabi Muhammad. Foto: Unsplash
Mengutip buku Biografi Rasulullah: Sebuah Studi Analitis Berdasarkan Sumber-sumber yang Otentik oleh Mahdi Rizqullah Ahmad dkk, musabab wafatnya Rasulullah adalah karena jatuh sakit. Beliau sakit ketika pulang dari haji Wada, tepatnya pada dua hari terakhir bulan Shafar, atau menjelang hari-hari pertama memasuki bulan bulan Rabiul Awal, tahun ke-11 Hijriyah.
Meskipun sakit, Rasulullah tetap memenuhi kewajiban sebagai suami dengan berkeliling ke rumah-rumah istrinya. Ketika tiba di rumah istrinya yang bernama Maimunah, sakitnya tak tertahankan lagi. Lalu beliau mengumpulkan istri-istrinya dan meminta izin untuk tinggal di rumah Aisyah dan beristirahat di sana selama sakit.
ADVERTISEMENT
Di rumah Aisyah, Rasulullah dirawat dan dibacakan surat An-Nas, Al-Falaq, serta doa-doa yang lain. Aisyah memanjatkan doa lalu meniup tangannya dan mengusapkannya di sekujur tubuh Rasulullah demi mengharap berkah Allah SWT atas kesembuhan beliau.
Di masa sakitnya, Rasulullah menyempatkan diri untuk menemui kaum Muslimin dan berwasiat kepada mereka untuk tidak menjadikan kuburan nabi-nabi, termasuk kuburannya nanti, sebagai masjid. Maksud dari perkataan tersebut ialah bahwa Rasulullah melarang kaum Muslimin untuk menyembah kuburannya, kelak ketika ia telah meninggal.
Tak lama setelah Rasulullah berwasiat kepada kaum Muslimin, sakit yang dideritanya kian parah. Akhirnya, ajal pun menghampiri. Wafatnya Rasululah membawa kesedihan kepada seluruh umatnya, terutama para keluarga dan sahabat, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
ADVERTISEMENT
(AFM)