Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Wanita Pertama yang Masuk Surga untuk Diteladani Para Muslimah
8 Desember 2022 10:58 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seluruh wanita Muslim tentu mendambakan kesempatan masuk surga. Keindahan dan keistimewaannya telah banyak digambarkan dalam Al-Quran dan hadist. Untuk bisa masuk surga, setiap Muslimah tentu harus berlomba-lomba dalam mengerjakan amalan yang bisa dijadikan sebagai bekal.
ADVERTISEMENT
Wanita Muslimah juga bisa menjadikan Ummu Mutiah sebagai teladan. Sebab, Rasulullah SAW telah menyebutnya sebagai wanita pertama yang masuk surga. Dikutip dari laman NU Online, Mutiah merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat taat kepada suaminya.
Setiap hari, Ummu Mutiah selalu mematuhi pesan suaminya untuk tidak menerima tamu laki-laki selama sang suami pergi bekerja hingga sore hari. Kepatuhan terhadap suaminya dapat dijadikan sebagai contoh dan teladan bagi setiap wanita Muslim.
Berikut kisah kepatuhan Ummu Mutiah terhadap suaminya seperti yang dihimpun dari 33 Kisah Wanita Superhebat di Masa Lalu karangan Arum Faiza.
Kisah Kepatuhan Mutiah kepada Suaminya
Pada suatu hari, Fatima , putri Rasulullah SAW bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayahku, beri tahu padaku siapa wanita yang beruntung masuk surga untuk pertama kali, selain ummul mukminin?”
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW pun menjawab bahwa wanita yang masuk surga adalah seseorang yang tinggal di pinggiran kota Madinah. "Wahai Fatimah, jika engkau ingin mengetahui wanita pertama yang masuk surga selain Ummul Mukminin, ia adalah Ummu Mutiah."
Mendengar jawaban tersebut, Fatimah merasa sedih karena bukan dirinya yang pertama kali masuk surga. Namun, ia juga penasaran dengan sosok wanita yang disebutkan Rasulullah.
Didorong rasa penasarannya, Fatimah pun meminta beliau untuk memberi tahu di mana dirinya bisa bertemu dengan Ummu Mutiah. Siang harinya, Fatimah mengunjungi rumah Ummu Mutiah bersama dengan anaknya, Husain.
Ketika sampai di rumah Ummu Mutiah, ia mengucapkan salam yang disambut hangat oleh. Ummu Mutiah menanyakan siapa sosok yang datang ke rumahnya tersebut. Saat mengetahui bahwa tamunya adalah putri Rasulullah, ia sangat senang. Namun, ia tetap belum membukakan pintunya kepada Fatimah.
ADVERTISEMENT
Ummu Mutiah bertanya, “Wah, alangkah bahagia dan terhormatnya saya dikunjungi putri Muhammad SAW. Tapi, bersama siapa engkau datang?"
"Bersama Husain," jawab Fatimah.
"Minta maaf kalau saya tidak bisa menemui engkau, karena suamiku melarang menemui laki-laki," kata Ummu Mutiah.
"Tidak, dia cuma anak kecil!" sahut Fatimah.
"Tapi meskipun kecil dia adalah laki-laki," komentar Ummu Mutiah.
Fatimah pun pulang dengan perasaan kecewa. Hari itu dia tidak bisa bertemu dengan orang yang dikatakan ayahnya sebagai wanita pertama yang masuk surga. Dia lalu memutuskan untuk datang kembali esok hari.
Pertemuan Kedua
Siang harinya, Fatimah kembali mengunjungi rumah Ummu Mutiah. Sesampai di sana, Fatimah mengucapkan salam dan kembali dijawab dengan hangat. Ummu Mutiah kembali menanyakan bersama siapa Fatimah berkunjung.
ADVERTISEMENT
"Saya datang bersama Hasan dan Husain," jawab Fatimah.
"Minta maaf, kemarin saya hanya minta izin menemui engkau dan Husain," lanjut Mutiah.
Akhirnya, Fatimah kembali pulang tanpa bisa bertemu. Namun, dia berjanji besok akan datang kembali ke rumah wanita yang membuat dirinya penasaran.
Ketaatan Mutiah kepada Suami
Esok harinya, Fatimah kembali datang ke rumah Ummu Mutiah dengan membawa kedua putranya, Hasan dan Husain. Ketika dipersilakan masuk, Fatimah melihat wanita itu begitu cantik. Penampilan dan rumahnya sangat sederhana.
Ummu Mutiah menemui Fatimah dengan terus sibuk menyiapkan masakan untuk sang suami. Ia terlihat bolak-balik sembari menjawab pertanyaan dari Fatimah.
Di rumahnya, Fatimah melihat terdapat sebuah kipas dan cambuk. Melihat barang tersebut, ia merasa heran dan bingung. “Untuk apakah cambuk dan kipas itu wahai Mutiah?"
ADVERTISEMENT
“Kipas ini untuk mengipasi suamiku yang lelah bekerja seharian di ladang berpanas matahari. Sedangkan cambuk aku sediakan untuk suamiku, kalau sekiranya masakan yang ku buat tidak enak, maka cambuklah diriku,” ujar Mutiah.
Mengetahui apa yang dilakukan Ummu Mutiah, barulah ia sadar mengapa Rasulullah SAW menyebutnya sebagai wanita pertama yang masuk surga.
Ketaatan yang luar biasa kepada suaminya adalah kuncinya. Ummu Mutiah adalah wanita yang mengutamakan rida suami dalam setiap hal yang dilakukan.
Keteladanan yang Dapat Dipetik
Apa yang dilakukan Ummu Mutiah bukanlah simbol perbudakan suami kepada istrinya. Ini adalah cermin ketulusan dan pengorbanan istri yang tentunya layak mendapat balasan surga.
Setelah wanita Muslim menikah, maka rida suami berada di atas rida orangtua. Oleh sebab itu, seorang istri yang ingin menjadi penghuni surga dan mendapatkan pahala dari Allah SWT, harus menjaga sikap dan menaati perintah suaminya sesuai syariat Islam.
ADVERTISEMENT
Rida suami merupakan rida Allah. Hal ini tercantum dalam sebuah hadits berikut: "Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya rida padanya, maka ia akan masuk surga." (HR. Tirmidzi no. 1.161)
Dari Abu Hurairah juga meriwayatkan, ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Siapakah wanita yang paling baik?". Rasulullah menjawab, "Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci." (HR. An-Nasa'i no. 3.231 dan Ahmad 2: 251)
(ANS)