Konten dari Pengguna

Kitab Nashoihul Ibad Karya Syekh Imam Nawawi yang Populer di Kalangan Umat Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
29 September 2021 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi Kitab Nashoihul ibad. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Kitab Nashoihul ibad. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Kitab Nashoihul Ibad (Kumpulan Nasihat bagi Para Hamba) ini menduduki posisi yang sangat penting dan populer di kalangan umat Islam. Di Indonesia, buku ini merupakan kitab rujukan bagi para pelajar dan santri di madrasah maupun pesantren.
ADVERTISEMENT
Penyusun kitab ini adalah ulama besar dari Banten, yaitu Syekh Imam Nawawi al-Bantani. Ia pernah menjadi Imam Masjidil Haram dan karya-karyanya menjadi referensi di Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.
Mengutip jurnal yang berjudul Materi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Nashoihul Ibad karya Ahmad Rizky Hidayat, tujuan Syekh Imam Nawawi menulis kitab ini adalah untuk memelihara ajaran Islam yang tertuang dalam kitab-kitab klasik sebelumnya. Maka dari itu, kebanyakan isi dari kitab ini berasaal dari kitab-kitab karya ulama terdahulu.

Kitab Nashoihul Ibad

Illustrasi Kitab Nashoihul ibad. Foto: Unsplash
Masih menurut Materi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Nashoihul Ibad, kitab Nashoihul Ibad berisi beberapa nasihat yang akan mencerahkan umat Islam sehingga bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat. Nasihat-nasihat di dalam kitab ini dikelompokkan menjadi 10 bab yang berisi 214 nasihat.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 45 nasihat di antaranya bersumber dari hadist dan sisanya adalah atsar atau ucapan para sahabat serta pengikut nabi SAW. Di setiap bab, Syekh Imam Nawawi selalu memberikan uraian terlebih dahulu mengenai jumlah nasihat yang beliau paparkan dan jumlah poin dalam setiap nasihatnya beserta jumlah hadist maupun atsarnya.
Misalnya, pada bab pertama beliau menyebutkan, “Bab ini terdapat 30 nasehat yang masing-masing terdiri dari dua poin. Empat di antaranya berupa hadis nabi, sedang sisanya berupa atsar.”Sumber kitab hadist yang digunakan oleh pengarang adalah dari Kutub al Tis’ah maupun kitab-kitab di luar Kutub al Tis’ah. Penulisan kitab ini diselesaikan Syekh Nawawi pada Kamis, 21 Safar 1311 H (1893 M).

Pendidikan Akhlak dalam Kitab Nashoihul Ibad

Illustrasi Kitab Nashoihul ibad. Foto: Unsplash
Mengutip dari buku Terjemahan Nashaihul Ibad oleh An Nawawi, dalam kitab ini mengandung banyak nilai-nilai pendidikan akhlak yang bisa ditanamkan dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Berikut ini beberapa pendidikan akhlak yang dapat kita pelajari dari kitab Nashoihul Ibad:
1. Tawadhu
Syekh Imam Nawawi menjelaskan umat Muslim harus memandang orang lain kelebih baik daripada diri sendiri dan memandang diri sendiri lebih jelek dari orang lain dalam hal iman, ilmu, dan amal. Dalam kitab Nashoihul Ibad dituliskan sebagai berikut:
َع ْن َعلِ ٍّي َر ِض َياللهُ َعْنهُ: ُك ْن ِعْنَداللهِ َخْي َرالنَّا ِس َو ُك ْن ِعْنَدالنَّْف ِس َش َرالنَّا ِس َو ُك ْن ِعْنَدالنَّا ِسَرُجالَِمَنالنَّا ِس
Artinya: “Sayidina Ali ra. Berkata, “Jadilah manusia yang paling baik disisi Allah dan jadilah manusia paling jelek dalam pandangan diri-mu, serta jadilah manusia biasa dihadapan orang lain.”
2. Sabar
Sabar yang dimaksud dalam kitab ini terdapat empat macam, yaitu sabar dalam menghadapi musibah, kesulitan, melaksanakan ketaatan, dan menjauhi maksiat. Dituliskan dalam kitab Nasoihul Ibad sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
َمْن َلااَ َدبلَهُلاَ ِعْلَملَهُ َو َمْنلاَ َصْبَرلَهُلاَ ِدْيَنلَهُ َوَمْنلاََوَر َعلَهُلاَُزْلفَىلَهُ.
Artinya: “Orang yang tidak memiliki sopan-santun berarti dia tidak berilmu. Orang yang tidak sabar, berarti dia tidak menghayati agamanya. Dan orang yang tidak memiliki sifat wara’, berarti tidak memiliki derajat .”
3. Adil
Syekh Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab Nashoihul Ibad bahwa orang yang adil itu orang yang baik. Apalagi jika adil sebagai seorang pemimpin di pemerintahan. Dalam kitab dikatakan yang artinya: “Adil pada setiap orang adalah baik, tapi adil pada pemerintah (pemimpin) itu lebih baik.”