Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kondisi Masyarakat Mekkah Sebelum Islam Hadir
14 Februari 2021 18:35 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada saat itu masyarakat Mekkah dan Arab secara umum memiliki kemajuan di bidang perekonomian, khususnya dalam perdagangan dan pertanian. Ini tidak lepas dari letak geografis Mekkah yang berada pada jalur perdagangan ramai.
Meski demikian, mereka tetap tidak dapat terlepas dari kebodohan. Jahiliyah bukan berarti bodoh dari segi keilmuan, namun mereka bodoh dalam hal keimanan kepada Allah.
Islam kemudian hadir untuk menghentikan praktik-praktik yang menyesatkan tersebut. Ingin tahu kondisi masyarakat Mekkah pra Islam ? Simak fakta-faktanya berikut ini:
Kepercayaan Masyarakat Mekkah Sebelum Islam
Mengutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam publikasi Kementerian Agama (2014: 11-12), dalam hal kepercayaan, pada awalnya masyarakat Mekkah adalah penganut agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS dan kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Ismail AS. Namun sepeninggal Nabi Ismail, mereka mulai berpaling dari Allah SWT dan menyembah berhala.
ADVERTISEMENT
Selain menyembah berhala, ada kepercayaan lain yang berkembang. Sebagian masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan roh leluhur. Mereka akan mengurbankan binatang sebagai persembahan agar terhindar dari marabahaya.
Kondisi Sosial Masyarakat Mekkah Pra Islam
Masih mengutip dari sumber yang sama, masyarakat Mekkah di masa jahiliyah memiliki kebiasaan buruk seperti minum khamr, berjudi, berzina, merampok, dan menganggap rendah kaum perempuan.
M. Abdul Karim (2015:51) dalam Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam menulis bahwa perempuan tidak dapat menjadi pewaris suami atau orangtua. Para lelaki juga bebas menikah tanpa batasan jumlah.
Mengutip dari buku Kementerian Agama (2014 :13) para majikan memperlakukan budak-budaknya dengan sesuka hati dan tidak jarang menyiksa mereka. Para budak diperlakukan layaknya binatang dan barang dagang yang bisa dijual atau dibunuh sesuka hati.
ADVERTISEMENT
(ERA)