Konten dari Pengguna

Konjungsi Pertentangan: Pengertian, Cara penulisan, dan Contohnya dalam Kalimat

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
28 Desember 2021 10:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menulis. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Menulis. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Konjungsi merupakan kata atau ungkapan yang dapat menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat hingga menjadi sebuah paragraf dalam sebuah teks. Salah satu bentuk konjungsi yang sering digunakan adalah konjungsi pertentangan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Bahasa Indonesia Smp Kelas Vii terbitan Yudhistira Ghalia Indonesia, konjungsi pertentangan menghubungkan dua bagian kalimat sederajat dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. Contoh konjungsi pertentangan adalah tetapi, melainkan, padahal, dan sedangkan.
Menukil buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), cara penulisan konjungsi pertentangan yaitu dengan mendahului tanda koma dipakai sebelum kata-kata penghubung tersebut. Agar lebih memahami, simak contoh konjungsi pertentangan dalam kalimat-kalimat berikut ini.

Contoh Konjungsi Pertentangan dalam Kalimat

Menulis. Foto: Freepik
Agar lebih paham mengenai penggunaan dan penulisan konjungsi pertentangan, perhatikan contoh kalimat berikut yang diambil dari buku Explore Bahasa Indonesia Jilid 1 untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Erwan Rachmat.
ADVERTISEMENT

Macam-Macam Konjungsi

Menulis. Foto: Freepik
Selain konjungsi pertentangan, ada pula beberapa macam konjungsi yang digunakan dalam Bahasa Indonesia. Berikut macam-macam konjungsi, seperti yang dihimpun dari buku Bahasa Indonesia Smp Kelas Vii terbitan Yudhistira Ghalia Indonesia.
1. Konjungsi Aditif
Konjungsi aditif ini fungsinya menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat. Contoh konjungsi aditif adalah dan, lagi, serta, dan lagipula.
2. Konjungsi Disjungtif
Konjungsi disjungtif menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih, misalnya: atau; atau ..., atau ..; baik ..., maupun ...; baik dan entah ... entah.
3. Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Konjungsi temporal yang menjelaskan hubungan yang tidak sederajat, misalnya: apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala.
ADVERTISEMENT
4. Konjungsi Pembenaran
Konjungsi pembenaran menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, dan menolak hal lain yang ditandai konjungsi tersebut. Contohnya adalah meskipun, walaupun, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun.
6. Konjungsi Pembatasan
Konjungsi pembatasan menjelaskan batas-batas mana suatu hal atau perbuatan dapat dikerjakan. Contohnya seperti kecuali, selain, dan asal.
7. Konjungsi Sebab
Konjungsi sebab menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu contohnya sebab atau karena.
8. Konjungsi Akibat
Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu yang lain. Contoh konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dari akibatnya.
(NDA)