Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Konsep Tuhan dalam Agama Khonghucu serta Penerapannya dalam Kehidupan Umat
22 Agustus 2022 16:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Pancasila Satu-Satunya Ideologi Bangsa Indonesia karya Junias Marvel Lumban (2021), konsep ketuhanan dalam agama Konghucu adalah monoteis yang berarti Esa atau tunggal. Dalam konsepsinya, Tuhan diyakini sebagai Maha Pencipta yang berbentuk delapan pengakuan iman (Ba Cheng Chen Gui).
Tuhan agama Khonghucu adalah Tian. Jika diterjemahkan, Tian artinya satu Yang Maha Besar. Umat Khonghucu meyakini Tian sebagai zat yang mampu menciptakan matahari, bumi, dan alam semesta secara keseluruhan.
Tuhan dalam agama Khonghucu digambarkan sebagai simbol heksagram. Apa maksudnya? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan dalam artikel berikut ini.
Arti Tuhan dalam Agama Khonghucu
Seperti disebutkan sebelumnya, agama Khonghucu menggambarkan konsep ketuhanan sebagai simbol heksagram atau enam garis kuat. Kemudian, heksagram tersebut diuraikan lagi menjadi dua buah trigram (tiga garis kuat)
Dijelaskan dalam buku Gema Kebajikan dari Gunung Tai Shan karya Dr. Oesman Arif, tiga garis kuat tersebut merupakan lambang langit. Secara tidak langsung, lambang tersebut menyatakan bahwa Tuhan berada pada tingkatan tertinggi.
ADVERTISEMENT
Kesucian batin tiap manusia dapat menentukan gambaran Tuhan yang sesungguhnya. Pemahaman ini bisa disesuaikan dengan tingkat pembinaan diri yang sudah dicapai.
Menurut Nabi Kongzi, orang yang sudah membina diri sampai mendapat pencerahan dikenal dengan sebutan Ru Lai. Sebagai hasilnya, ia akan mencapai kesucian hati dari rohnya.
Agama Khonghucu tidak menunjuk nama orang atau nama benda untuk mewakili wujud Tuhannya. Agama ini memberi kesempatan kepada umat untuk membina diri agar batin dan rohnya bisa suci. Sehingga, ia bisa menemukan sosok Tuhan dalam penghambaannya.
Manusia yang sudah menyadari statusnya di dunia dinilai mampu mengikuti hukum yang telah ditentukan Tuhan. Sebaliknya, mereka yang belum menyadarinya hanya akan menjalani hidup sesuai dengan kehendaknya sendiri.
Tuhan memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Semua itu telah tercantum dalam kitab suci agama Khonghucu yang terdiri dari dua kelompok, yaitu kitab yang ditulis oleh Nabi Kongzi dan ditulis oleh Wu Jing.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, kitab tersebut terbagi menjadi lima bagian, yaitu Kitab Yi Jing (kitab perubahan), Kitab Shu Jing (kitab sejarah), Kitab Shi Jing (kitab sanjak), Kitab Li Ji (kitab kesusilaan), dan Kitab ChunQiu (kitab musim semi dan musim gugur)
Kemudian, ada juga kitab yang disebut sebagai kitab pokok, yaitu Kitab Si Shu. Kitab ini isinya ringkasan dari bagian kecil Kitab Wu Jing ditambah dengan Tulisan Mengzi.
Kitab Si Shu hanya berisi pokok-pokok Ajaran Agama Khonghucu. Dalam Kitab Si Shu tidak ada penjelasan tata ibadah, bahkan rumah ibadah agama Khonghucu saja tidak disebutkan.
Sejarah agama Khonghucu dan riwayat Nabi Kongzi juga tidak ditulis di dalamnya. Kitab Si Shu ini baru diedit oleh Zhu Xi pada abad XII Masehi.
ADVERTISEMENT
(MSD)