Konten dari Pengguna

Kumpulan Dalil tentang Anjuran Berhemat agar Berkah di Dunia dan Akhirat

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
23 Mei 2022 13:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berhemat dalam Islam. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berhemat dalam Islam. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Di dalam Islam, berperilaku hemat merupakan salah satu akhlak mulia Rasulullah SAW. Melalui hadits-haditsnya, Nabi Muhammad SAW menyeru kepada umatnya untuk hidup hemat, sederhana, dan tidak takabur.
ADVERTISEMENT
Beliau memberi ancaman keras kepada umatnya yang selalu berlebihan dalam hidupnya. Bahkan beliau juga telah memberi peringatan kepada mereka bahwa pada hari kiamat kelak api neraka akan seperti sari buah yang harus mereka teguk.
Sebagaimana dijelaskan dalam buku Mengapa Malaikat dan Seta di Rumah Kita terbitan Gema Insani, mereka akan merasakan sakit sebagai balasan karena melanggar anjuran Rasul-Nya untuk berhemat dan tidak bermewah-mewah, padahal mereka sudah mengetahui keharamannya.
Hudzaifah r.a mengatakan bahwa dirinya mendengar Rasulullah SAW berpesan:
“Janganlah engkau mengenakan pakaian dari sutra, baik yang polos maupun yang bercorak, dan janganlah engkau makan dan minum di atas piring atau gelas yang terbuat dari emas dan perak karena sutra, emas, dan perak itu diperuntukkan bagi orang-orang kafir di dunia dan bagi kamu di akhirat.” (HR. Muttafaq ‘alaih)
ADVERTISEMENT
Allah SWT pun sangat membenci orang yang berlebihan dan bermewah-mewahan. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya di Alquran surah Al-Ar’af ayat 31 yang berbunyi:
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
Artinya: “Dan makan dan minumlah kalian, tetapi janganlah kalian berlebihan. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Qs. Al-Ar’af: 31)
Ilustrasi berhemat dalam Islam. Foto: Unsplash

Dalil tentang Anjuran Berhemat

Selain yang telah disebutkan di atas, masih ada beberapa ayat Alquran lain yang menjelaskan perintah berperilaku hemat. Berikut ini adalah beberapa dalil tentang anjuran berhemat, tidak boros, dan bermegah-megahan yang dihimpun dari beberapa sumber:

1. Al-Furqon ayat 67

Mengutip buku Resonansi Pemikian Buku 7: Hijrah ke Jalan yang Lurus krangan Drs. Priyono, M.Si., hidup hemat dan bersahaja merupakan ajaran Islam yang mulia. Bahkan ajaran berhemat dan bersahaja telah termaktub dalam ayat Alquran surat Al-Furqon ayat 67, Allah SWT berfirman:
ADVERTISEMENT
وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula kikir), dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara demikian.” (Qs. Al-Furqon:67)
Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia atau orang yang beriman yang ingin membelanjakan hartanya tidak boleh terlalu boros. Tapi ia juga tidak boleh terlalu kikir, melainkan harus berada di tengah-tengah (moderat).

2. Al-Isra’ Ayat 26-27

Di dalam ayat lain, dijelaskan bahwa hidup tidak berhemat alias boros ini telah dilarang oleh Allah SWT, bahkan orang yang pemboros itu disebut sebagai saudaranya setan. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 26-27 yang berbunyi:
وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا.اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرً
ADVERTISEMENT
Artinya: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudaranya setan.” (QS. Al-Isra': 26-27)

3. Al-Isra Ayat 29-30

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا.اِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۗاِنَّهٗ كَانَ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرًاۢ بَصِيْرًا
Artinya: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal. Sungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hambanya.” (QS. Al-Isra: 29-30)
Dijelaskan dalam buku Kumpulan Teori Pemikiran Ekonomi Syariah terbitan Penerbit Widina, ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada hambanya agar hidup bersikap ekonomis dan mencela sifat kikir serta melarang berlebih-lebihan dalam hidup.
Ilustrasi Alquran. Foto: Pixabay

4. An-Nahl Ayat 114

ADVERTISEMENT
فَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّاشْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS. An-Nahl: 114)
Berdasarkan ayat di atas, terdapat prinsip halal dan baik, prinsip ketiadaan mengikuti hawa nafsu, prinsip seseorang harus bersyukur dan prinsip tauhid. Dengan prinsip-prinsip demikian, pola konsumsi seseorang akan diarahkan kepada kebutuhan dan akan membawa kepada hidup yang tidak berlebih-lebihan/boros.

5. Al-Ar’af ayat 26

يَا بَنِيْٓ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْاٰتِكُمْ وَرِيْشًاۗ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.” (QS. Al-Ar’af: 26)
ADVERTISEMENT
Ayat tersebut menjelaskan bahwa, Allah memerintahkan umatnya untuk hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam mengenakan pakaian serta perhiasan. Karena hal tersebut akan mendatangkan kebahagiaan, meraih kecintaan Allah, dan menyelamatkannya dari azab Allah SWT.
(IMR)