Kumpulan Hadits Tentang Jujur, Sarana Meraih Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
21 Januari 2021 17:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jujur. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jujur. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Jujur merupakan salah satu sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. Bahkan masyarakat Arab menyematkan gelar al Amin kepada Rasulullah karena kepribadiannya yang jujur dan terpercaya.
ADVERTISEMENT
Umat Islam yang taat hendaknya meneladani sikap Rasulullah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam kondisi dunia saat ini yang diterpa krisis moral di mana kecurangan dan korupsi merajalela.
Lantas apa yang dimaksud jujur? Ahda Bina dalam Dahsyatnya 4 Sifat Nabi menulis bahwa jujur adalah mengakui dan berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran.
Begitu pentingnya kejujuran, hingga sifat ini termasuk dalam salah satu kriteria orang yang bertaqwa. Allah berfirman dalam Alquran surat Al-Ahzab ayat 70 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar (di antara perkataan yang benar adalah jujur).”
Dalam agama Islam sendiri terdapat beberapa hadits yang membahas tentang kejujuran. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
ADVERTISEMENT

Perintah Jujur dalam Berniaga

Pedagang dan juru angkut di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (1/10). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Kejujuran sangat ditekankan dalam berniaga. Seorang pedagang tidak diperkenankan untuk berdusta demi melariskan barang dagangan dan mendapat untung.
Dari Rifa’ah, ia mengatakan bahwa ia pernah keluar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ke tanah lapang dan melihat manusia sedang melakukan transaksi jual beli. Beliau lalu menyeru, “Wahai para pedagang!”
Orang-orang pun memperhatikan seruan Rasulullah sambil menengadahkan leher dan pandangan mereka pada beliau. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik dan berlaku jujur” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Kejujuran Menuai Keberkahan

Banyak pedagang yang mengira dengan berlaku curang, mereka akan mendapat untung yang banyak. Padahal perbuatan tersebut hanya akan menjerumuskan dalam kerugian dan mereka tidak akan mendapat berkah apapun dari keuntungan tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam Hadits Riwayat Bukhari yang berbunyi:
“Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu.” (HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532).

Jujur Mengantarkan Pada Surga

Ilustrasi doa. Foto: Shutterstock
Dalam hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur, yakni megantarkan pada kebaikan dan surga. Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.
ADVERTISEMENT
Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta” (HR. Muslim).

Orang yang Jujur Mendapat Ketenangan Hati

Kejujuran memberikan ketenangan jiwa karena orang yang jujur selalu mengungkapkan kebenaran dan tidak mempunyai sesuatu yang harus disembunyikan.
Sementara itu orang yang berdusta mempunyai pertentangan di dalam hatinya karena harus terus menerus mengatakan hal-hal yang tidak sesuai dengan pikirannya.
Rasulullah SAW bersabda: “Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.” (HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200).
ADVERTISEMENT
(ERA)