Konten dari Pengguna

Kumpulan Hadits tentang Penipuan sebagai Peringatan bagi Umat Muslim

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
15 Desember 2021 13:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tindakan penipuan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tindakan penipuan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penipuan merupakan salah satu tindakan yang dapat merusak hubungan antarmanusia. Bahkan, Islam amat membenci umatnya yang melakukan penipuan. Allah SWT mengancam para pelakunya yang ditegaskan dalam beberapa hadits tentang penipuan.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Fiqih Islam Wa Aillatuhu karya Prof. Dr. Wahbah Az Zuhailili (2020: 27), menipu menyebabkan hilangnya kepercayaaan di antara masyarakat, karena sudah diliputi rasa egois dan dendam, bahkan rasa saling tolong-menolong sudah tidak ada lagi akibat perbuatan bohong ini.
Salah satu kategori menipu ialah seseorang yang menjual barang yang kondisinya cacat, tetapi ia tidak menjelaskannya kepada pembeli dengan jujur. Dalam menanggapi hal semacam ini, Rasulullah SAW bersabda:
Sesama muslim adalah saudara. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh menjual barang yang ada cacatnya kepada saudaranya kemudian ia tidak menjelaskan cacat tersebut.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Islam menghendaki agar penjual berterus terang kepada pembelinya. Islam juga mengajarkan bahwa penjual harus berlaku seolah-olah barang yang akan dijualnya itu untuk dirinya sendiri. Untuk itu Rasulullah SAW bersabda: “Agama adalah nasihat” (HR. An-Nasa’i).
Ilustrasi tindakan penipuan. Foto: Pixabay

Hadist tentang Penipuan

Merujuk pada buku Hadits Ahkam Ekonomi milik Iwan Permana (2021: 110), berikut hadist tentang penipuan yang bisa direnungkan umat Islam.
ADVERTISEMENT
1. Menipu adalah Dosa Besar
Ada salah satu riwayat yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah melewati pasar, lalu menjumpai tumpukan makanan di sana. Beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan tersebut, tiba-tiba tangannya terasa menyentuh sesuatu yang basah.
Beliau lalu bertanya kepada pedagang makanan tersebut : “Apa yang basah-basah ini hai kau yang mempunyai makanan ini?". Pedagang menjawab : “Wahai Rasulullah, makanan itu terkena air hujan”.
Rasulullah SAW bersabda: “Kenapa engkau tidak meletakkannya di atas agar bisa dilihat oleh pembeli? Barang siapa yang menipu, ia bukan termasuk golonganku." (HR. Muslim dan Turmudzi).
2. Pelaku Penipuan adalah Calon Penghuni Neraka
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Rencana jahat dan tipu muslihat adanya di neraka." Sanad hadits tersebut dinyatakan sahih oleh Syekh Al Albani.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Rasulullah SAW juga berpesan, "Tidak masuk surga seorang penipu, orang yang menyebut-nyebut kebaikan (yang pernah ia berikan kepada orang lain), dan orang kikir."
Kemudian disebutkan oleh beliau shalallahu 'alaihi wasallam, "Penghuni neraka ada lima, di antaranya, seseorang yang setiap pagi dan sore selalu menipumu terkait keluarga dan harta bendamu (orang Islam)." Al-Walidi menjelaskan, "Para penipu kelak (di akhirat) akan diperlakukan seperti orang yang ditipu. Hal itu disebabkan penipuan yang pernah mereka lakukan (selama di dunia).
Yaitu, mereka (para penipu) diberi cahaya seperti halnya cahaya yang diberikan kepada orang-orang yang beriman. Kemudian, saat mereka berjalan di atas jembatan shirat, cahaya mereka padam dan mereka berada dalam kegelapan."
Ilustrasi hadits. Foto: Pixabay
3. Menipu Menjauhkan dari Keberkahan
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW bersabda ketika menaklukkan Kota Mekah pada tahun 8 H, “Sesungguhnya, Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi, dan patung.” Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu mengenai jual beli lemak bangkai, mengingat lemak bangkai itu dipakai untuk menambal perahu, meminyaki kulit, dan dijadikan minyak untuk penerangan?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh! Jual beli lemak bangkai itu haram.” Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah melaknat Yahudi. Sesungguhnya, tatkala Allah mengharamkan lemak bangkai, mereka mencairkannya lalu menjual minyak dari lemak bangkai tersebut, kemudian mereka memakan hasil penjualannya.” (HR. Bukhari no. 2236 dan Muslim, no. 4132).
(VIO)