Kumpulan Nama Lain Hari Kiamat Lengkap Berdasarkan Firman Allah SWT

Ilustrasi kiamat besar Foto: iStock

Percaya terhadap hari kiamat termasuk ke dalam rukun iman yang wajib diyakini seluruh umat Muslim. Pada hari tersebut, alam semesta akan menuju kehancuran dan setiap manusia akan diminta pertanggungjawabannya.

Dalam buku Senangnya Belajar Agama Islam oleh Hj. Hindun Anwar, hari kiamat terbagi menjadi dua macam, yaitu kiamat shugra (kiamat kecil) dan kiamat qubra (kiamat besar).

Contoh kiamat shugra adalah bencana alam seperti gunung meletus, tsunami, atau gempa bumi. Sedangkan kiamat qubra adalah momen di mana seluruh kehidupan di dunia ini berakhir. Salah satu pertamda kiamat sughra adalah terjadinya goncangan dahsyat.

“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya...” (QS. Al-Zalzalah: 1-2)

Di dalam Alquran, hari kiamat memiliki banyak nama atau sebutan. Berikut nama lain hari kiamat yang dikutip dari buku Ensiklopedia Kiamat oleh Tim Gema Insani.

Nama Lain Hari Kiamat

Nama lain hari kiamat ialah hari akhir, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah yang artinya:

“... tetapi kebaikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi..” (QS. Al-Baqarah: 177)

“Wahai, manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah..” (QS. Al-Hajj: 5)

Ini adalah ketika manusia kelak akan kembali dibangkitkan dari kubur. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah yang artinya:

“(Yaitu) pada hari (ketika) mereka mendengar suara dahsyat dengan sebenarnya. Itulah hari keluar (dari kubur).” (QS. Qaf: 42)

“Hari Kiamat (Al-qari’ah [bencana yang memukul]). Apakah Al-Qari’ah itu? Dan tahukah kamu apakah Al-Qariah itu.” (QS. Al-Qari’ah: 1-3)

“Inilah hari keputusan yang dahulu kamu dustakan.” (QS. Ash-Shaffat: 21)

Dinamakan demikian, karena pada hari itu Allah membalas dan menghitung perbuatan hamba-hamba-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Ash-Shaffat ayat 20 yang artinya:

“Dan mereka berkata, ‘Alangkah celaka kami! (Kiranya) inilah hari pembalasan itu.” (Ash-Shaffat: 20)

“Maka, apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua).” (‘Abasa: 33)

Disebut demikan karena pada hari kiamat kelak akan terjadi sebuah malapateka yang sangat dahsyat. Allah SWT berfirman yang artinya:

“Maka, apabila malapetaka besar (hari Kiamat) telah datang.” (an-Nazi’at: 34)

Allah SWT berfirman,

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus, sedang mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman.” (Maryam: 39)

“Sudahkah sampai kepadamu berita tentang bencana yang melanda (hari Kiamat).” (QS. Al-Ghasyiah: 1)

“Masuklah ke (dalam surga) dengan aman dan damai, Itulah hari yang abadi.” (Qaf: 34)

“Dan Musa berkata, ‘Sesungguhnya, aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari perhitungan.” (Al-Mu’min: 27)

“Apabila terjadi hari Kiamat (kejadian besar).” (Al-Waqi’ah: 1)

“Dan ditiupkanlah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan (wa’id).” (Qaf: 20)

“Dan peringatkanlah mereka akan hari yang dekat, ketika hati sampai ke kerongkongan karena menahan kesedihan.” (QS. Al-Mu’min: 18)

Dinamakan demikan karena Allah pada hari itu mengumpulkan seluruh manusia, sebagaimana difirmankan-Nya, “... Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab)...” (Hud: 103)

“Al-Haqqah (peristiwa yang benar-benar terjadi). Apakah Al-Haqqah itu?” (Al-Haqqah: 1-2)

(Dialah Yang Mahatinggi derajat-Nya, yang memiliki Arasy, yang menurunkan wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari Kiamat).” (QS. Al-Mu’min: 15)

“Dan wahai, kaumku! ‘Sesungguhnya, aku benar-benar khawatir terhadapmu akan (siksaan) hari saling memanggil.” (QS. Al-Mu’min: 32)

“(Ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan kamu pada hari berhimpun, itulan hari pengungkapan kesalahan-kesalahan…” (At-Taghabun: 9)

(PDN)