Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kumpulan Pantun Penutup Acara Formal hingga Informal
18 November 2021 16:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang berbentuk lisan dan dikenal secara luas di seluruh nusantara. Hampir setiap daerah mengenal pantun dengan istilah yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Orang Jawa menyebut pantun sebagai parikan, orang Sunda menyebutnya sebagai sindiran atau paparikan, sedangkan orang Batak menyebutnya sebagai umpasa atau uppasa. Selain istilah tersebut, tentu masih banyak lagi sebutan pantun dari berbagai daerah lainnya di Indonesia.
Dikutip dari buku Superlengkap Bahasa Indonesia SMP karya Gita Romadhona dan Widyawati Oktavia, pantun berasal dari kata 'tun' yang berubah menjadi tuntun. Kata tersebut memiliki arti teratur atau tersusun. Kata ini sama dengan bahasa Tagalog yang memiliki arti berbicara menurut aturan tertentu.
Sesuai dengan asal-usul kata tersebut, pantun memang identik dengan seperangkat kosakata yang disusun sedemikian rupa dengan merujuk pada sejumlah kriteria konvensional. Biasanya, kriteria ini menyangkut bentuk puisi rakyat anonim atau tanpa nama.
ADVERTISEMENT
Setiap karya sastra lama memiliki ciri-ciri sebagai petunjuk masing-masing jenisnya. Untuk mengetahui ciri-ciri pantun, simak uraian berikut!
Ciri-ciri Pantun
Dikutip dari buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA kelas X terbitan Grasindo, ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Seperti disebutkan di atas, pantun merupakan karya sastra lama yang berbentuk lisan. Namun, seiring perkembangannya sudah banyak pantun yang dituliskan menjadi buku-buku yang dapat dibaca dan digunakan sebagai bahan referensi.
Hingga kini, pantun juga sering digunakan dalam berbagai acara seperti lamaran, pernikahan, acara semi formal hingga acara formal sebagai ucapan pembuka maupun penutup acara.
Kumpulan Contoh Pantun Penutup Acara
Nah, berikut adalah kumpulan contoh pantun penutup acara yang dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk acara formal maupun informal, yang dikutip dari buku Kehilangan (Kumpulan Pantun, Syair, Puisi, dan Cerpen) oleh Zaniza:
Sungguh cantik si anak dara
Kalau tersenyum memikat hati
Kalau tersilap tutur bicara
Maaf dipinta sepenuh hati
Berbaju kurung si anak dara
ADVERTISEMENT
Sanggul berhias kembang melati.
Kalau tersilap tutur bicara
Mohon maafkan sepenuh hati
Buah mangga buah kuini
Buahnya masak mari dimakan
Acaranya berakhir sampai disini
Salah janggal mohon maafkan
Pergi ke majid pakai kopiah
Kopiah di pakai berwarna coklat
Semoga acara menjadi berkah
Untuk lentera di alam akhirat
Menangkap ikan memakai lukah
Lukah dipasang di rawa-rawa
Mohon maaf segala salah
Bila mengusik lautan jiwa
Sungguhlah manis buah kuini
Buah dimakan dengan cepat
Berakhir sudah acara ini
Semoga bisa memberi manfaat
Warnanya putih si biri-biri
Dijual untuk diambil bulunya
Acara ini kami akhiri
Terima kasih atas perhatiannya
Makan salah buahnya tunggal
Salak dibeli di pasar berastagi
Jika terdapat salah dan janggal
Mohon maafkan sepenuh hati
ADVERTISEMENT
Buah mangga tolong petikkan
Untuk dimakan siang hari
Salah janggal mohon maafkan
Kami pinta sepuluh jari
Dara melayu cantik jelita
Jika tersenyum sungguh menawan
Berakhir sudah acara kita
Sampai jumpa di tahun depan
Pisang masak dimakan kera
Pisang dimakan di tempat kelam
Sampailah kita di penghujung acara
Kami tutup mengucapkan salam
(IPT)