Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kumpulan Puisi tentang Kucing, Hewan yang Bersahabat dengan Manusia
9 September 2022 16:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tak heran banyak yang menjadikan kucing sebagai hewan peliharaan dan kerap dianggap sebagai anggota keluarga mereka. Selalu menjadi penghibur dalam kehidupan manusia, membuat sajak puisi dengan tema kucing bisa menjadi salah satu bentuk kasih sayang terhadap hewan satu ini.
Dikutip dari buku Jurnal Pendidikan Konvergensi (2020), puisi berasal dari bahasa Yunani yakni poeisis atau poima yang berarti perbuatan. Secara umum puisi merupakan salah satu bentuk sastra yang menggunakan kata, rima, irama, sebagai media penyampai ekspresi ilusi dan imajinasi.
Dapat disimpulkan, puisi merupakan sarana untuk menggambarkan imajinasi seseorang dalam bentuk kata-kata yang berima dan berirama.
Puisi tentang Kucing
Berikut kumpulan sajak puisi tentang kucing untuk mengutarakan kasih sayang Anda terhadap hewan berbulu tersebut yang dihimpun dari buku Anggap Saja Kucing Liar karya Achmad Aditya Avery dan beberapa sumber lainnya.
ADVERTISEMENT
Untuk Kucing Kesayanganku
Terimakasih telah menyambut kepulanganku
Setiap kubuka pintu, selalu kau datang dengan senyum
Kau hadir, menyapa menjilatku
Membuat yang hambar menjadi ada rasa
Membuat sepi menjadi terisi riuh
Suara, bulu dan tingkahmu itu
Membuat rasa sayangku semakin padamu
Kucing
ngiau! kucing dalam darah dia menderas
lewat dia mengalir ngiau ngiau dia
bergegas lewat dalam aortaku dalam rimba
darahku dia besar dia bukan harimau
bukan singa bukan hyena bukan leopard dia
macam kucing bukan kucing tapi kucing
ngiau dia lapar dia merambah rimba afrikaku
dengan cakarnya dengan amuknya
dia meraung dia mengerang jangan beri
daging dia tak mau roti ngiau kucing
meronta dalam darahku meraung me rambah barah darahku dia lapar
O alangkah lapar ngiau berapa juta hari
ADVERTISEMENT
dia tak makan berapa ribu waktu dia dia
tak kenyang berapa juta lapar lapar kucingku
berapa abad dia mencari mencakar
menunggu tuhan mencipta kucingku
tanpa mauku dan sekarang dia meraung
mencariMu dia lapar jangan beri dia daging
Jangan beri nasi tuhan mencipta….
(Bachri, 2002)
2 Bait
2 bait untuk ucapan terimakasihku padamu
Atas kesediaanmu hadir menemani sepiku
Menghiburku, mengajak aku kedalam duniamu
Terimakasih
Kucingku, kau adalah yang tersayang
Kelak kita akan berjumpa lagi
Dalam dunia lain, dalam kebahagian lain
Semoga kita berjumpa lagi di surga
Kucing Kampung
Aku dan kau terus saja kerah
Bagai musuh yang sudah bebuyut
Kau ambil hakku
Kau curi makanan ku
Ya, tanpa sopan santun kau selalu saja begitu
Sebenarnya aku bisa saja rela asalkan kau salam
ADVERTISEMENT
Asal kau mengambilnya dengan perjanjian
Bukan asal-asalan
Tapi kau adalah hewan
Mana tau kau kesopanan
Yang kau tau hanyalah makan
Tak apa, sekarang kita memang berperang
Tapi nanti, ku harap kita berdamai
Karena aku tak sejahat jahal
Kucing-Kucing Kecil
Berbulu putih dan halus,
Dengan garis-garis hitam dan abu-abu
Lembut dan menggemaskan, Mendengkur pelan saat menemaniku membaca,
Menjelajah dan memeriksa, Jika tidak ada siapa-siapa.
Mengerjakan hal-hal yang dilarang,
Memanjat tirai ibu,
Menggali tanaman,
Mengejar gulungan benang. Tiba-tiba memutuskan,
Kau harus berada di tempat lain.
Kucing-kucing kecil,
Kau membuatku tertawa geli
Saat kulihat kau bermain dan berlari.
- Cory Mcintyre, Crystal Lake, IL
(ANS)