Konten dari Pengguna

Kumpulan Puisi tentang Sekolah dan Pendidikan yang Kreatif serta Penuh Makna

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
16 September 2022 15:39 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 28 September 2022 9:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi siswa di sekolah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi siswa di sekolah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sekolah merupakan tempat berpusatnya segala mimpi, harapan, dan cita-cita seseorang. Pendidikan yang ditempuh selama kurang lebih 12 tahun di sekolah memiliki banyak kenangan yang tidak akan pernah terlupakan.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, tak jarang seseorang mengingat kembali kejadian menarik, memori bersama sahabat, dan tempat favorit selama bersekolah. Rasa rindu dan kenangan tersebut bisa Anda utarakan dalam bentuk karya sastra, salah satunya melalui puisi.
Kenangan dan memori indah tersebut bisa Anda utarakan dan rangkai menjadi kata demi kata yang indah untuk dibaca. Berikut kumpulan sajak puisi tentang sekolah dan pendidikan yang dihimpun dari buku Antologi Puisi SMA Pahoa Cinta dan Kehidupan oleh Ananda Heida Widigdo, Puisi Pendidikan oleh Rabiah, dkk., dan Puisi adalah Senjata.

Puisi tentang Sekolah dan Pendidikan

1. Perpustakaan

Ilustrasi puisi tentang sekolah dan pendidikan. Foto: Pixabay
Pintu kayu tua menyambut,
Estetika sederhana namun elegan.
Ruang labirin yang sunyi,
Pada setiap segmen terdapat tema.
Uraian kata tertera di pintu,
ADVERTISEMENT
Sampaikan ilmu lewat jendela dunia.
Tidakkah engkau penasaran,
Apa yang tertulis di sela-sela halaman,
Kemisteriusan dan cerita.
Ah, takkan kulupa aroma tajam,
Aroma kertas yang menyelimuti udara,
Namun memberi kenyamanan.
Karya Aileen J./10 IPS 2

2. Sekolah Online

Karya Natalia Jesseline/10 IPS 1
Di kamar yang terang ini,
Dengan pendingin ruangan yang menyala.
Terduduk di depan laptop,
Mengerjakan tugas yang menumpuk,
Kemudian main game,
Dan berselancar di berbagai media sosial.
Lalu makan dan tidur,
Begitu saja terus setiap hari.
Begitulah kehidupanku.

3. Sekolah, Mimpika?

Ilustrasi puisi tentang sekolah dan pendidikan. Foto: Pixabay
Bumi mana yang kupijak ini?
Penuh kehampaan
Gelap
Tak ada setitik pun sinar yang menyempil
Inikah makna terang benderang itu?
Realita tanpa belas kasih
Penuh jeruji penderitaan
Dan aturan yang menyengsarakan
Kau yang tersebar bebas di seluruh penjuru
ADVERTISEMENT
Mengapa teramat sulit tuk kuraih?
Tak cukupkah cucuran keringat dan tetes air mata kucurahkan?
Tak adakah belas kasihan untuk pemimpi kecil sepertiku?
Bumi mana yang sedang kutinggali ini?
Bisakah daun itu menjelma membantuku membelimu?
Kau
Ambillah seluruh kepunyaan ku
Botol bekas, atap nipah, dinding kardus sekalian selimut karungku
Sudi semua kuserahkan
Kuharap sudi pulalah kau terima aku
Bumi mana yang sedang kutumpangi ini?
Mengapa ia maha kejam?
Salahkah bila ku ingin dengar denting lonceng
Duduk di kursi kayu dan menatap papan tulis
Menumpahkan seluruh tawa dan canda
Tuk gapai cahaya terang yang seutuhnya
Bumi mana yang sedang kusinggahi ini?
Kau sesuatu yang tersebar bebas di seluruh penjuru begitu mahal
tuk kukecap Andai cucuran keringat dan tetes air mataku
ADVERTISEMENT
Ubahnya jadi percikan berlian
Aku si pemimpi kecil kan mengubah dunia
Memberi cahaya terang benderang yang nyata
Terutama untuk pemimpi kecil malang yang lain
Karya Safira Annisa

4. Hanya Pendidikan

Karya Salma Salsabila
Hanya Pendidikan
Karya Salma Salsabila
Manusia berakal yang jauh dari moral
Tercemari udara kontemporer
Sudah jauh dari norma dan aturan
Siapa lagi yang bisa selamatkan
Selain tanaman pendidikan
Kelak manusia akan paham
Bahwa dirinya bukan apa-apa
Jika hanya ingin menikmati
Tanpa berusaha mati
Dengan pendidikan manusia akan tahu
Bahwa berakit itu ke hulu
Dan berenang ke tepian
Dengan pendidikan manusia akan sadar
Bahwa mimpi harus terus berakar
Untuk mencapai hidup tanpa samar
Hanya dengan pendidikan
Seluruh makhluk terselamatkan
Cinta dan kasih bertebaran
ADVERTISEMENT
Hanya pendidikan
Bunga yang terus bermekaran
Harumnya semerbak bertebaran
Hanya pendidikan
Mampu selamatkan pergaulan
Mencapai mutiara masa depan
Hanya pendidikan
Selamanya hidup aman

5. Lelang Pendidikan

Ilustrasi puisi tentang sekolah dan pendidikan. Foto: Pixabay
Pendidikan...
Kata yang didengungkan oleh banyak kalangan
Katanya
Pendidikan itu tak memandang latar belakang
Namun, apalah daya
Itu 'cuma' slogan
Entah jaman yang telah berevolusi Atau sedari dulu tetap begini
Pendidikan adalah hak setiap warga
Namun, mana buktinya
Kami beli, kami juga yang menjual
Itu kata yang sering terlontar, dari orang yang katanya
berpendidikan Kami beli mahal, maka kami juga mendapatkan yang mahal
Pantas saja jika negara ini tak mencapai kejayaan
Kelakuan orang-orang berpendidikan tak lagi bisa diharapkan
Pendidikan investasi masa depan
Namun, bukan berarti pendidikan sebagai alasan untuk meraup
ADVERTISEMENT
pajak besar-besaran
Karya Ahmad Latiful Ansori

6. Jangan Ajari Aku Korupsi Guruku

Karya Abdul Hakim
Kureguk ilmumu di saat aku dahaga akan ilmu
Kurasakan hangat kasih sayangmu kala engkau tebarkan teladan
buat anakmu
Senyum sapa salam mu setia menyambut kedatanganku
Tanpa kenal lelah engkau tebarkan kebajikanmu
Aku mungkin bukan anak yang pintar
Aku ingin meraup ilmu yang engkau ajar
Ilmumu aku goreskan dengan ujung pena
Di atas buku kusimpan jejak tulisanmu penuh rasa
Kuhayati tutur katamu dengan sepenuh jiwa
Aku ke sekolah bukan ingin mengumpulkan pundi-pundi angka
Aku mungkin bukan anak yang layak menyandang juara
Aku hanyalah anak negeri yang ingin melukis masa depan dengan
penuh asa
Aku ingin membekali diri dengan ilmu yang kau semaikan
ADVERTISEMENT
sepanjang masa
Aku ingin guruku memberi angka apa adanya
Bukan angka basa-basi biar aku terlihat anak digdaya
Menipu diriku...orang tua...dan seluruh bangsa
Meski aku tahu guruku takut dikatakan gagal mendidik anak bangsa
Terpaksa memberi angka yang cetar membahana.
Di bawah ancaman tunjangan takkan cair kalau anak diberi angka apa adanya
Guruku... Jangan ajari aku korupsi
Beri kami angka sesuai bukti yang engkau miliki
Itulah wajah kami yang masih harus belajar lebih keras lagi
Agar negeri ini kelak melahirkan generasi emas yang hakiki
Mampu berdikari taklukkan dunia yang kian berkompetisi
Bukan emas palsu yang menipu diri sendiri
Guruku... Ajarkan kami sepenuh hati dengan kejujuran dan hati nurani
(ANS)