Kumpulan Quote Wiji Thukul, Aktivis dan Sastrawan Ternama Indonesia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
15 Juni 2020 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nyanyian Akar Rumput Foto: Youtube/Rekam Docs
zoom-in-whitePerbesar
Nyanyian Akar Rumput Foto: Youtube/Rekam Docs
ADVERTISEMENT
Film Istirahatlah Kata-kata adalah sebuah film drama biografi mengisahkan perjalanan Wiji Thukul di era pemerintahan Presiden Soeharto. Selasa (16/6), film Istirahatlah Kata-kata bakal ditayangkan dalam acara Belajar Bersama Film Indonesia di TVRI pukul 21.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Wiji Thukul adalah seorang sastrawan Indonesia. Ia juga dikenal sebagai sebagai salah satu aktivis yang sangat kritis terhadap rezim Orde Baru. Nasibnya hingga kini masih misterius. Ia dinyatakan hilang sejak 21 tahun lalu dan diduga menjadi korban penculikan.
Dalam karya-karyanya, Wiji Thukul selalu memberikan kata-kata yang lugas dan lantang. Puisi-puisi yang dibuatnya terkadang membuat dirinya mengalami kesulitan karena banyak memicu perselisihan. Berikut kutipan-kutipan dari berbagai karya Wiji Thukul.
“Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
Di sana bersemayam kemerdekaan
Apabila engkau memaksa diam
Aku siapkan untukmu: pemberontakan!” - Wiji Thukul.
“Jika aku menulis dilarang, aku akan menulis dengan tetes darah!” - Wiji Thukul.
“Jika kau tak sanggup lagi bertanya, kau akan ditenggelamkan keputusan-keputusan” - Wiji Thukul.
ADVERTISEMENT
“Jika kau menghamba kepada ketakutan, kita memperpanjang perbudakan” - Wiji Thukul.
“Apa gunanya banyak baca buku, kalau mulut kau bungkam melulu.” - Wiji Thukul.
“Kamu calon konglomerat ya. Kamu harus rajin belajar dan membaca, jangan ditelan sendiri. Berbagilah dengan teman-teman yang tak mendapat pendidikan.” - Wiji Thukul.
“Kalau teman-temanmu tanya, kenapa bapakmu dicari-cari polisi. Jawab saja, karena bapakku orang berani.” - Wiji Thukul.
(AYA)