Konten dari Pengguna

Larangan Sikap Sombong dalam Islam beserta Deretan Bahayanya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
4 Oktober 2022 16:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sikap sombong dalam Islam. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sikap sombong dalam Islam. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Sombong adalah perasaan angkuh yang dimiliki oleh seseorang, sehingga membuatnya merasa lebih hebat dan berkuasa daripada orang lain. Pada dasarnya, sikap sombong adalah emosi internal, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang artinya:
ADVERTISEMENT
“Tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya.” (al-Mu’min: 56)
Perilaku yang menampakkan kebesaran dan kekuasaan seseorang masuk dalam kategori sombong. Abu Hamid al-Ghazali telah membagi sombong ke dalam dua jenis, yakni sombong dalam diri (batiniyah) dan sombong yang ditampakkan (lahiriyah).
Pada dasarnya, sikap sombong bermuara dari dalam diri seseorang. Bagaimana penjelasan tentang sikap sombong dalam Islam? Simak artikel berikut untuk mengetahui jawabannya.

Sombong dalam Islam

Dijelaskan dalam buku Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam susunan Muhammad Izzudin (2006), definisi sombong pada dasarnya adalah aktivitas batin dalam diri manusia. Sedangkan perbuatan yang tampak hanyalah implikasi darinya.
Ilustrasi sikap sombong. Foto: pixabay
Abu Hamid Al-Ghazali menyebutkan bahwa rasa sombong dalam diri akan memicu aktivitas fisik. Jika sombong telah ditampakkan, maka itu disebut sebagai takabur, namun bila hanya ada dalam diri disebut sebagai kibr.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, suatu kesombongan berasal dari persepsi seseorang yang mengklaim kehebatannya. Orang yang sombong pasti memiliki sesuatu yang bisa disombongkan (mutakbbir bihi) dan memiliki segmen yang harus diperlihatkan kesombongannya (mutakbbir ‘alaih).
Seperti disebutkan sebelumnya, sombong terbagi menjadi dua jenis, yaitu batiniyah dan lahiriyah. Sombong batiniyah adalah sombong yang diciptakan oleh seseorang dalam dirinya, sedangkan sombong lahiriyah adalah perasaan angkuh yang disertai dengan perilaku fisiknya.
Sederhananya, sombong batiniyah tidak ditampakkan, sedangkan sombong lahiriyah ditampakkan. Keduanya sama-sama menunjukkan perilaku tercela yang dilarang dalam Islam.
Ada banyak dalil shahih tentang larangan bersikap sombong. Salah satunya adalah firman Allah SWT dalam Surat Al-Isra ayat 37 yang artinya:
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.”
Ilustrasi sombong. Foto: pixabay
Dalam buku 10 Azab Wanita yang Disaksikan Rasulullah karya El-Hosniah (2016) disebutkan bahwa Rasulullah SAW melarang umatnya untuk bersikap sombong atau takabur. Sebab, sifat tercela ini bisa merusak keimanan seseorang.
ADVERTISEMENT
Orang yang bersikap takabur akan selalu berprasangka buruk terhadap orang lain dan merasa hanya dirinya lah yang paling benar, paling mulia, serta dapat melakukan segala hal. Sementara orang lain hanya dianggap kecil, hina, rendah, dan tidak mampu berbuat apa-apa.
Tidak hanya kebenaran dari manusia yang ia tolak, namun perintah dan larangan Allah SWT pun ia ingkari. Ia enggan menjalankan perintah-Nya dan tidak menjauhi larangan-Nya.
Jika dibiarkan, sifat takabur bisa memunculkan sifat ujub, yaitu kagum terhadap diri sendiri, sering membangga-banggakan diri, sehingga merasa lebih baik dan unggul dari orang lain. Sifat ini bisa mendatangkan murka Allah SWT.
(MSD)