Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Latar Belakang G30S PKI, Muncul dalam Berbagai Versi
3 September 2020 17:43 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gerakan 30 September/PKI (G30S PKI ) merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia yang terjadi pasca proklamasi kemerdekaan. Momen inilah yang menjadi awal beralihnya tampuk kepemimpinan dari Soekarno ke Soeharto, serta perubahan orientasi pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada malam 30 September 1965 menjelang 1 Oktober 1965 dini hari, Letkol Untung yang merupakan anggota pasukan pengawal Istana Cakrabirawa memimpin pasukan yang loyal pada PKI untuk mengincar para perwira tinggi TNI Angkatan Darat. Dalam peristiwa tersebut, tujuh perwira militer gugur. Ini merupakan upaya kudeta PKI untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan paham komunis.
Ini adalah cerita dari peristiwa G30S versi pemerintah Orde Baru seperti yang ditulis oleh sejarawan Nugroho Notosusanto dan Ismael Saleh dalam buku Tragedi Nasional Percobaan Kup G30S/PKI di Indonesia (1968). Setelah dilakukan berbagai penelitian sejarah , kejadian ini dianggap problematis, termasuk kemungkinan bahwa pelaku G30S/PKI tidaklah tunggal.
Oleh sebab itu, narasi tentang latar belakang G30S pun cukup beragam. Berikut kami rangkum latar belakang G30S dari berbagai sumber:
ADVERTISEMENT
PKI Ingin Mengubah Indonesia Menjadi Negara Komunis
Dalam versi ini, PKI dianggap mengarang cerita tentang adanya Dewan Jendral yang berencana menggulingkan Soekarno. Salah satu petinggi PKI Sjam Kamaruzzaman beserta Letkol Untung mencoba menggagalkan rencana kudeta dengan menculik para perwira tinggi yang diduga tergabung dalam Dewan Jendral.
Mayjend Soeharto yang menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) memerintahkan untuk melakukan pencarian terhadap para perwira TNI AD dan menumpas pasukan penculik.
Beberapa hari kemudian, berita-berita di surat kabar menerangkan bahwa penculikan dan pembunuhan para perwira didalangi oleh PKI. Ada dugaan bahwa PKI sebenarnya berencana untuk mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Komunisme.
Oleh sebab itu, 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Penetapannya dilakukan lewat Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat tertanggal 17 September 1966.
ADVERTISEMENT
Konflik Internal Angkatan Darat
Ilmuwan asal Amerika Serikat, Benedict Anderson dan Ruth McVey mengemukakan bahwa peristiwa G30S/PKI merupakan puncak konflik dalam tubuh Angkatan Darat. Hal ini juga diamini oleh sejarawan Harold Crouch.
Menjelang tahun 1965, Staf Umum Angkatan Darat (SUAD) pecah menjadi dua faksi. Keduanya sama-sama anti PKI, namun berbeda pendapat dalam menyikapi Presiden Soekarno.
Faksi tengah yang loyal terhadap Presiden Soekarno dipimpin oleh Letjen TNI Ahmad Yani. Mereka menentang kebijakan Soekarno tentang konsep persatuan nasional Nasakom (nasionalis, agama, dan komunis) karena PKI termasuk di dalamnya. Namun, apapun yang menjadi keputusan Soekarno sebagai Panglima Tertinggi TNI dan Pemimpin Besar Revolusi saat itu tetap dipatuhi
Sedangkan faksi kanan yang di dalamnya terdapat Jenderal Nasution dan Mayjen Soeharto menentang kebijakan Ahmad Yani yang lebih condong kepada Soekarno. Faksi kanan juga menganggap PKI sebagai ancaman, sehingga harus diredam.
ADVERTISEMENT
Peristiwa G30S/PKI yang berdalih menyelamatkan Soekarno dari kudeta sebenarnya ditujukan bagi perwira-perwira utama faksi tengah guna melapangkan jalan perebutan kekuasaan oleh faksi kanan. Letkol Untung, melalui stasiun radio RRI pada 1 Oktober 1965 mengumumkan bahwa penculikan yang ia lakukan adalah untuk mencegah terjadinya kudeta terhadap Soekarno.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Letkol Untung dekat dengan Soeharto. Ia merupakan mantan anak buah Soeharto. Ketika divonis hukuman mati karena keterlibatannya dalam G30S/PKI, Untung selalu yakin akan diselamatkan Soeharto, namun pada akhirnya ia tetap dieksekusi.
Keterlibatan Amerika Serikat
Versi lain menyatakan ada keterlibatan badan intelijen Amerika Serikat CIA dalam penumpasan PKI. Maklum, saat itu Amerika Serikat sedang terlibat dalam Perang Dingin. Amerika Serikat beserta sekutu-sekutunya tidak ingin Indonesia jatuh ke tangan komunis. Apalagi, saat itu PKI menjadi partai komunis terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Menurut David T. Johnson dalam Indonesia 1965: The Role of the US Embassy, Amerika Serikat menyiapkan beberapa opsi untuk mengendalikan situasi politik di Indonesia. Opsinya adalah membiarkan saja, membujuk Soekarno mengubah kebijakan, menyingkirkan Soekarno, mendorong Angkatan Darat merebut pemerintahan, menghancurkan kekuatan PKI, dan merekayasa kehancuran PKI sekaligus menjatuhkan Sukarno.
Dalam dokumen politik luar negeri Amerika Serikat tahun 1964- 1968, terdapat dokumen yang berisi informasi bahwa Amerika Serikat memberikan bantuan dana sebesar Rp 50 juta kepada KAP (Komite Aksi Pengganyangan) Gestapu melalui perantara Adam Malik, untuk mendukung penumpasan PKI melalui skenario G30S.
(ERA)