Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Macam-Macam Penyakit Dalam yang Tidak Menular dan Gejalanya
5 Mei 2022 14:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penyakit-penyakit tersebut umumnya memiliki faktor risiko yang sama, yakni merokok, pola makan yang tidak seimbang, mengonsumsi makanan yang mengandung zat adiktif, kurang berolahraga, serta lingkungan yang tak sehat sehingga tidak kondusif terhadap kesehatan .
Dr. Irwan SKM.M.Kes menyebutkan dalam bukunya Epidemiologi Penyakit Tidak Menular bahwa seseorang yang tidak menjaga kesehatan dengan baik berpotensi terserang penyakit dalam. Penyakit dalam sebenarnya dapat dicegah apabila faktor-faktor tersebut dikendalikan, seperti menerapkan gaya hidup yang sehat serta mengonsumsi makanan yang bergizi bagi tubuh.
Penyakit dalam yang tidak menular memang tidak dapat disebarkan dari seseorang kepada orang lain dan menyebabkan infeksi , namun bukan berarti hal tersebut tidak berbahaya. Justru penyakit dalam dinilai lebih berbahaya karena dapat menyerang organ-organ tertentu.
ADVERTISEMENT
Apa saja penyakit dalam yang tidak menular? Berikut penjelasannya.
Macam-Macam Penyakit Dalam yang Tidak Menular
Berikut adalah macam-macam penyakit dalam yang tidak menular yang telah dikutip dari beberapa sumber:
1. Asma
Dilansir dari Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kedokteran EGC, asma adalah suatu gangguan di mana seseorang mengalami kesulitan bernapas. Asma dapat disebabkan karena faktor keturunan, alergi, gangguan sosial ekonomi, pekerjaan, dan stress yang berkepanjangan.
Walau terdengar ringan, asma sendiri tidak dapat disepelekan. Sebab, jika dibiarkan terus-menerus akan berbahaya dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Anemia
Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa hemoglobin, eritrosit, atau hematokrit di dalam tubuh, sehingga darah tidak mampu membawa oksigen yang cukup. Ari Sutjahjo menuliskan dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Penyakit Dalam, bahwa gejala utama yang dialami penderita adalah mudah lelah, tidak bertenaga, sesak napas saat beraktivitas atau beristirahat, denyut nadi yang kuat, serta jantung berdebar-debar. Walau tidak menular, anemia yang berat dapat menimbulkan komplikasi dan mengancam penderitanya.
ADVERTISEMENT
3. Gagal Ginjal Akut
Ginjal yang tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dapat memicu gagal ginjal. Penyakit ini menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara mendadak.
Dilansir dari Dasar-dasar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam dengan Pendekatan Klinis yang ditulis Janes Jainurakhma dkk, pada penderita gagal ginjal akut terjadi penurunan volume urin di bawah 0,5 ml/kg/jam dalam kurun waktu 6 jam.
Adapun gejala yang dapat dirasakan oleh penderitanya adalah perubahan volume urine, gangguan pada kulit (gatal-gatal dan pigmentasi), serta gejala pada saluran cerna (mual, muntah, dan menurunnya nafsu makan).
4. Hepatoma
Hepatoma juga dikenal dengan sebutan carcinoma hepatoseluler (HCC), yakni merupakan tumor atau kanker yang berasal dari sel-sel hati. Hal ini terjadi karena jumlah sel dalam hati meningkat, sehingga memiliki kemampuan membelah diri disertai dengan pembesaran sel hati yang menjadi ganas.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini biasanya dipengaruhi oleh konsumsi alkohol yang tinggi. Gejala yang dapat dialami adalah tekanan darah yang tinggi, bibir pucat, serta nyeri pada hati.
5. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah produksi hormon tiroksin berlebih yang disebabkan oleh kelenjar berbentuk kupu-kupu di bagian leher (tiroid). Hal ini menyebabkan penderita memiliki benjolan di sekitar leher. Jika tidak diobati, hipertiroidisme dapat menyebabkan komplikasi dan dapat mempengaruhi kinerja jantung.
(IMR)