Macam-macam Sifat Gelombang Bunyi dan Pengertiannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
25 Februari 2021 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gelombang bunyi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gelombang bunyi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gelombang bunyi adalah getaran yang merambat melalui medium tertentu sehingga menghasilkan bunyi. Dikutip dari buku Mudah dan Aktif Belajar Fisika oleh Dudi Indrajit (2007: 51), bunyi dapat terdengar jika getaran dari sumbernya merambat sampai ke telinga. Semakin banyak jumlah getaran, bunyi yang dihasilkan akan semakin nyaring.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, gelombang bunyi memang bisa merambat melalui semua medium. Namun, kemampuan medium dalam menggetarkan partikel berbeda-beda sehingga menghasilkan bunyi yang berbeda, ada yang besar, kecil, atau bahkan teredam seperti air.
Gelombang bunyi sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya untuk menentukan kedalaman laut, mencari sumber minyak, dan mendeteksi kerusakan logam.
Lalu, apa saja sifat-sifat gelombang bunyi?

Sifat-Sifat Gelombang Bunyi

1. Pemantulan (Refleksi)
Mengapa bunyi yang dihasilkan dari ruangan tertutup terdengar lebih keras dari ruangan terbuka? Mengapa jika kita berteriak di sekitar tebing selalu ada suara yang meniru setelahnya? Semua itu terjadi karena adanya pemantulan (refleksi).
Pemantulan adalah keadaan di mana gelombang bunyi yang datang mengenai permukaan suatu medium yang keras dan kembali ke medium asalnya dengan sudut yang sama.
ADVERTISEMENT
Bunyi dalam ruangan tertutup terdengar lebih keras karena dinding ruangan terlalu dekat dengan sumber bunyi. Alhasil, bunyi pantul tidak memiliki waktu yang cukup untuk merambat dan menyebabkan bunyi datang dan bunyi pantul terdengar bersamaan.
Berbeda dengan gema atau suara pantulan yang terjadi jika kita berteriak di sekitar tebing. Jarak antara tebing dan sumber bunyi cukup jauh sehingga bunyi pantul memerlukan waktu yang cukup lama untuk merambat sampai pendengaran. Akibatnya, bunyi pantul akan terdengar setelah bunyi asli.
2. Pembiasan (Refraksi)
Ilustrasi petir. Foto: Pixabay
Jika gelombang bunyi merambat dan memasuki medium yang berbeda, gelombang bunyi tersebut akan dibelokkan. Itulah yang disebut dengan pembiasan (refleksi) gelombang bunyi. Mengutip buku Fisika SMA Kelas XII oleh M. Ali Yaz (2007: 33), refraksi terjadi jika gelombang bunyi dari suatu medium memasuki medium lain dengan sudut tertentu.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang menyebabkan suara petir pada malam hari terdengar lebih keras dibandingkan pada siang hari. Pada malam hari, lapisan udara bagian bawah lebih rapat daripada bagian atas sehingga suara petir dari lapisan udara akan dibiasi mendekati permukaan tanah di bawahnya.
3. Pelenturan (Difraksi)
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang ketika melewati celah yang ukurannya se-orde dengan panjang gelombangnya. Contohnya yaitu ketika seseorang dapat mendengar suara dari ruangan di sebelahnya.
4. Interferensi
Interferensi adalah perpaduan dua gelombang berbeda yang saling berinteraksi pada medium yang sama. Interferensi terbagi menjadi dua macam, yaitu interferensi konstruktif dan interferensi destruktif.
Interferensi konstruktif adalah keadaan saat kedua gelombang yang berinterferensi sefase sehingga saling memperkuat. Sebaliknya, interferensi destruktif terjadi ketika kedua gelombang yang berinterferensi berbeda fase 180° sehingga saling melemahkan.
ADVERTISEMENT
5. Pelayangan
Pelayangan bunyi adalah dua bunyi keras atau dua bunyi lemah yang terjadi secara berurutan. Jika kedua gelombang bunyi merambat bersamaan akan menghasilkan bunyi paling kuat saat fase keduanya sama. Jika kedua getaran berlawanan fase akan menghasilkan bunyi paling lemah.
(ADS)