Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Makna Bhinneka Tunggal Ika, Jati Diri Bangsa Indonesia yang Sesungguhnya
20 November 2020 11:28 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan Bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara, Garuda Pancasila . Memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua, semboyan ini menjadi jati diri bangsa.
ADVERTISEMENT
Indonesia sendiri merupakan negara multikultural dengan keberagaman yang ada. Mulai dari suku, bahasa, agama, adat, dan budaya. Semua menyatu dalam perbedaan. Meskipun banyak keberagaman, nilai persatuan dan kesatuan tetap dijunjung tinggi di Indonesia.
Perlu adanya sikap toleransi dan saling menghargai dalam menyikapi keberagaman ini. Perbedaan bukanlah alasan untuk saling memecah belah ikatan persaudaraan. Meskipun sangat beragam, bangsa Indonesia tetaplah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Sejarah Bhinneka Tunggal Ika
Sejarah Bhinneka Tunggal Ika bermula dari kutipan sebuah kakawin Jawa Kuno atau lebih dikenal dengan Kitab Sutasoma. Kitab ini merupakan karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 M.
Kitab Sutasoma ditulis sebagai falsafah Nusantara yang sejak jaman Kerajaan Majapahit sudah dipakai sebagai moto pemersatu Nusantara. Diikrarkan oleh Patih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada. Berikut kutipan kitab tersebut :
ADVERTISEMENT
Rwāneka dhātu winuwus wara Buddha Wiśwa,
bhinnêki rakwa ring apan kěna parwanosěn,
mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
bhinnêka tunggal ika tan hana dharmma mangrwa
Terjemahan:
Konon dikatakan bahwa Wujud Buddha dan Siwa itu berbeda.
Mereka memang berbeda. Namun, bagaimana kita bisa mengenali perbedaannya dalam selintas pandang?
Karena kebenaran yang diajarkan Buddha dan Siwa itu sesungguhnya satu jua.
Mereka memang berbeda-beda, namun hakikatnya sama. Karena tidak ada kebenaran yang mendua. (Bhineka Tunggal ika tan Hana Dharma Mangrwa)
Terlihat dari kutipan di atas, ada kalimat Bhinneka Tunggal Ika dalam bahasa Jawa kuno yang jika diartikan menjadi berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Kalimat ini merepresentasikan kehidupan Kerajaan Majapahit yang beragam namun tetap menjunjung tinggi persatuan.
ADVERTISEMENT
Melihat sejarah Bhinneka Tunggal Ika yang mampu menyatukan Nusantara di masa kerajaan Majapahit, akhirnya Mohammad Yamin mengusulkan Bhinneka Tunggal Ika untuk dijadikan semboyan bangsa Indonesia.
Mohammad Yamin berpendapat bahwa semboyan tersebut cocok dengan kehidupan bangsa Indonesia yang beragam. Nilai-nilainya cocok diimplementasikan sebagai jati diri bangsa. Baik dari segi perbedaan agama, ras, suku, dan budaya.
Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Seperti disebutkan di awal bahwa Bhinneka Tunggal Ika menggambarkan persatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku, budaya, ras, agama, dan bahasa. Pluralitas yang tercermin pada masyarakat Indonesia sejalan dengan semboyan tersebut.
Frasa Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua sudah diperkenalkan sejak jaman Kerajaan Majapahit. Keberagaman sudah ada sejak dulu. Ini artinya, bahwa sudah sejak dulu hingga saat ini kesadaran akan hidup bersama di dalam keberagaman sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat bangsa di negeri ini.
ADVERTISEMENT
Indonesia yang kaya akan keanekaragamannya harus mampu menjaga kesatuan bangsa. Sehingga bisa menjadi inspirasi bagi negara-negara lain di dunia dalam menjaga persatuan.
Sebagai bangsa Indonesia, kita harus tetap menjunjung tinggi persatuan, menyelaraskan perbedaan, dan bersikap toleran pada keanekaragaman. Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
(MSD)