Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Makna Bulan Bintang dalam Islam, Simbol yang Dipopulerkan Turki Utsmani
4 Mei 2021 9:31 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bulan sabit dan bintang banyak dianggap sebagai simbol kemuliaan Islam , sama halnya dengan salib yang identik dengan umat Nasrani. Dua benda antariksa ini dapat ditemukan pada dekorasi kubah Masjid serta pada bendera negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Misalnya Turki, Malaysia, Pakistan, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Melansir laman Islamic Research Foundation International, umat Muslim pada masa permulaan Islam tidak memiliki simbol tertentu. Di masa Nabi Muhammad SAW, pasukan Islam mengibarkan bendera sederhana yang umumnya berwarna hitam, hijau, atau putih.
Lantas bagaimana awal mula bulan dan bintang identik dengan Islam? Berikut adalah penjelasannya:
Makna Bulan Bintang yang Identik Dengan Islam
Bulan dan bintang memiliki makna religius sejak zaman pra Islam. Simbol ini digunakan oleh masyarakat di Asia Tengah dan Siberia untuk menyembah dewa matahari, bulan, dan langit. Melansir The Indian Express, kekaisaran Bizantium juga diyakini menggunakan bulan bintang sebagai simbol kebesaran mereka.
Setelah Turki Utsmani merebut ibu kota Bizantium yaitu Konstantinopel, Sultan Muhammad II kemudian mengadopsi simbol tersebut menjadi bendera Turki Utsmani. Namun dalam versi lain, ada yang mengatakan orang-orang Turki telah menggunakan lambang tersebut lebih dari satu abad sebelumnya, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Orhan.
ADVERTISEMENT
Selama ratusan tahun, Kekaisaran Utsmani menguasai dunia Islam. Maka dapat dipahami mengapa simbol bulan sabit dan bintang dikaitkan dengan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini. Perlu dicatat bahwa simbol semacam ini tidak disebutkan dalam Alquran dan Rasulullah SAW pun tidak menggunakannya.
Terlepas dari perdebatan ini, umat Muslim percaya bahwa bulan dan bintang merupakan bagian dari ciptaan Allah dan salah stau tanda kebesaran-Nya. Sebagaimana tercantum dalam surat Yunus ayat 5 yang artinya:
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
ADVERTISEMENT
Allah SWT menciptakan benda langit seperti bulan dan bintang untuk kemaslahatan umat manusia. Hal ini terlihat pada surat Al Baqarah ayat 189 yang artinya:
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, "Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji." Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari atasnya, tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
(ERA)