Konten dari Pengguna

Makna dan Tradisi Hari Raya Kuningan yang Dirayakan Umat Hindu

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
24 April 2021 12:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Masyarakat Bali Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Masyarakat Bali Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Hari Raya Galungan dan Kuningan merupakan hari besar umat Hindu yang perayaannya berjarak 10 hari. Mengutip situs Dispar Buleleng, Hari Raya Galungan dirayakan setiap 210 hari berdasarkan kalender Bali. Sedangkan, Kuningan diperingati 10 hari setelahnya.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Hari Raya Galungan sudah diperingati pada 14 April 2021. Upacara keagamaan tersebut kemudian diikuti dengan Hari Raya Kuningan yang jatuh pada hari ini, Sabtu (24/4).

Makna Hari Raya Kuningan

Mengutip skripsi Makna dan Tata Cara Upacara Hari Raya Kuningan dalam Agama Hindu: Studi Kasus di Pura Agung Tirta Bhuana Bekasi oleh Desy Susanti (2008), Hari Raya Kuningan berasal dari kata "keuningan" yang artinya kepradnyanan atau kebijaksanaan.
Peringatan ini digelar untuk memperingati kebesaran Sang Hyang Widhi dalam wujud Sang Hyang Parama Wisesa, roh-roh suci dan pahlawan dharma yang berjasa membentuk akhlak manusia menjadi luhur.
Hari Raya Kuningan memiliki makna khusus bagi umat Hindu. Upacara ini menjadi momen untuk memohon Amertha berupa kebijaksanaan atau kepintaran ke hadapan Sang Hyang Widhi.
ADVERTISEMENT
Dalam perayaan tersebut, umat Hindu akan melakukan pemujaan kepada para Dewa untuk memohon keselamatan, kedirgahayuan, perlindungan, dan bimbingan dari Dewa, Bhatara, dan Pitara.
Upacara Hari Raya Kuningan harus selesai sebelum tengah hari atau jam 12 siang. Jika melewatinya, upacara tersebut sudah kehilangan makna. Sebab, para Dewata sudah kembali ke Kahyangan pada tengah hari, sehingga yang tersisa hanyalah Bhuta dan Kala.
Ilustrasi Umat Hindu di Bali Foto: Shutter Stock

Tradisi Hari Raya Kuningan

Umat Hindu memperingati Hari Raya Kuningan dengan berbagai tradisi unik, di antaranya adalah:
1. Gerebeg Mekotek
Mengutip kumparanTRAVEL, Gerebeg Mekotek merupakan salah satu tradisi yang dilakukan pada Hari Raya Kuningan. Tradisi tolak bala ini dilakukan oleh masyarakat Hindu yang tinggal di Desa Adat Munggu, Bali. Tradisi ini membutuhkan alat berupa kayu sepanjang 2,5 meter yang sudah dikupas kulitnya.
ADVERTISEMENT
Penduduk yang mengikuti tradisi ini dibagi menjadi dua kelompok. Dari anggota kelompok, akan dipilih orang yang berani menjadi komando untuk memberi aba-aba dari puncak piramida kayu. Orang tersebut mengarahkan kelompoknya untuk menabrak kelompok lain.
2. Perang Jempana
Tradisi Perang Jempana dilakukan oleh masyarakat Desa Paksebali, Klungkung. Dalam tradisi ini, mereka akan mengusung tandu berisi sesajen dan simbol Dewata.
Lalu, mereka akan saling mendorong antarwarga yang membawa jempana sambil diiringi suara gong baleganjur. Setelah tradisi ini selesai, pemangku agama akan memercikkan air suci.
(GTT)