Konten dari Pengguna

Makna Efesus 4 Ayat 29 Sebagai Pengingat Umat Kristen dalam Berbicara

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
28 Oktober 2021 12:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Efesus 4 Ayat 29 Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Efesus 4 Ayat 29 Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konsep manusia baru dijabarkan dengan jelas dalam Alkitab, salah satunya pada Efesus 4 ayat 29. Ayat tersebut memaparkan cara bicara seorang manusia baru yang memberikan dampak positif untuk lingkungan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Verne H. Fletcher dalam buku Lihatlah Sang Manusia!, manusia baru pada dasarnya adalah Yesus Kristus sendiri. Karena itulah, sifat-sifat manusia baru yang terdapat dalam Injil Efesus memiliki sifat-sifat kepribadian Yesus dari Nazaret.
Meski begitu, Injil Efesus juga menggunakan istilah “manusia baru” untuk umat Kristus. Apabila diartikan secara umum, manusia baru adalah manusia yang hidup dalam Yesus Kristus dan sudah meninggalkan keinginannya sendiri.
Lalu, apa makna sebenarnya dari Efesus 4 ayat 29 dalam Alkitab? Sebelum membahasnya, mari simak bunyi ayat Alkitab tersebut di sini.
Ilustrasi Efesus 4 Ayat 29 Foto: Unsplash

Bunyi Efesus 4 Ayat 29

Sifat-sifat manusia baru tidak hanya terpampang dalam Efesus 4 ayat 29, namun juga ada di ayat 25-32. Berikut bunyi ayat-ayatnya:
(25) Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
ADVERTISEMENT
(26) Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
(27) dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
(28) Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
(29) Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
(30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
(31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
(32) Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Ilustrasi Efesus 4 Ayat 29 Foto: Unsplash

Makna Efesus 4 Ayat 29

Menurut Witness Lee dan Yasperin (2021) dalam buku Kumpulan Karya Witness Lee Volume 3, Efesus 4 ayat 29 melarang umat Kristiani mengeluarkan kata-kata kotor dari mulut. Ini karena, umat merupakan anak Allah.
ADVERTISEMENT
Sebagai anak Allah, umat Kristen diharuskan meneladani sifat-sifat manusia baru, yakni sifat Tuhan Yesus Kristus. Salah satu sifatnya adalah tidak berkata-kata buruk.
Di samping itu, perkataan yang keluar dari mulut juga akan berdampak besar terhadap orang lain yang mendengarkan. Apabila umat mengucapkan perkataan kotor atau buruk, maka akan berdampak negatif bagi orang lain.
Oleh karena itu, umat Kristiani harus mengucapkan perkataan yang baik dan membangun. Sehingga perkataan tersebut dapat menjadi berkat dan memberikan semangat untuk mereka yang mendengarnya.
(GTT)