Konten dari Pengguna

Makna Filipi 4 Ayat 4 dalam Alkitab tentang Nasihat Sukacita

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
15 Desember 2021 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Filipi 4 Ayat 4 Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Filipi 4 Ayat 4 Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Rasul Paulus beberapa kali memperingatkan umat Kristen untuk bersukacita melalui sejumlah ayat Alkitab, salah satunya Filipi 4 ayat 4 yang ada di Perjanjian Baru. Nasihat ini kembali diucapkan dalam ayat 10.
ADVERTISEMENT
Filipi 4 dan ayat-ayat lainnya dalam pasal tersebut sebenarnya merupakan bagian terakhir dari Surat Paulus kepada jemaat di Filipi. Tidak hanya digubah Rasul Paulus, Filipi 4 juga ditulis oleh Timotius.
Terdapat tiga perikop dalam Filipi 4, yaitu “Nasihat-nasihat Terakhir”, “Terima Kasih Atas Pemberian Jemaat”, dan “Salam”. Filipi 4 ayat 4 masih menjadi bagian dari perikop pertama mengenai nasihat terakhir.
Filipi 4 ayat 4 tidak hanya memuat nasihat untuk bersukacita, tapi juga menunjukkan iman Paulus sebagai orang percaya. Karenanya, penting bagi umat Kristen untuk memahami ayat Alkitab tersebut.
Nah, agar lebih memahami makna ayatnya, langsung saja simak uraian berikut.
Ilustrasi Filipi 4 Ayat 4 Foto: Unsplash

Bunyi Filipi 4 Ayat 4 dalam Alkitab

Pemahaman makna Filipi 4 ayat 4 dapat dipahami lebih mudah apabila membaca ayat-ayat sebelumnya. Berikut bunyi Filipi 4 ayat 4 dan ayat lainnya dalam perikop “ Nasihat-nasihat Terakhir”:
ADVERTISEMENT
(1) Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!
Nasihat-nasihat terakhir
(2) Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
(3) Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.
(4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
(5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
(6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
ADVERTISEMENT
(7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
(8) Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
(9) Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Ilustrasi Filipi 4 Ayat 4 Foto: Unsplash

Makna Filipi 4 Ayat 4 dalam Alkitab

Dalam Filipi 4 ayat 4, Rasul Paulus mengingatkan umat Kristiani untuk bersukacita senantiasa dalam Tuhan Yesus. Sukacita akan memberikan kekuatan, sehingga umat akan meraih kesatuan sebagaimana dijelaskan dalam ayat 2 dan 3.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Saudari yang Tepat karya Witness Lee dan Yasperin, ayat Alkitab tersebut juga menegaskan bahwa sukacita dalam Tuhan Yesus Kristus adalah rahasia untuk mendapatkan kebajikan unggul seperti yang tercantum dalam ayat 5 dan 9.
Selain memuat nasihat untuk bersukacita, Filipi 4 ayat 4 juga menunjukkan iman Rasul Paulus sebagai orang percaya. Sebab kala itu, Rasul Paulus menulis ayat Alkitab tersebut ketika mendekam di balik jeruji besi, tepatnya saat menunggu eksekusi hukuman mati.
Hati Paulus sangat galau dan kacau. Kemudian, perasaannya semakin rumit ketika terjadi perpecahan di antara pemimpin di gereja Efesus. Namun di tengah kegalauannya, Rasul Paulus enggan dikuasai oleh kekhawatiran terus-menerus.
Dia akhirnya memutuskan untuk berserah kepada Tuhan, berpikir secara benar, dan bersukacita. Hal ini dapat menjadi teladan bagi umat Kristen yang tengah menghadapi badai hidup.
ADVERTISEMENT
(GTT)