Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Makna Hidup Selibat dalam Agama Kristen dan Penerapannya
1 Desember 2023 11:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Makna hidup selibat dalam agama Kristen berarti penyerahan diri secara penuh kepada Tuhan. Melalui penyerahan ini, setiap hamba dapat menjadi perantara untuk membahagiakan sesama.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dalam buku Hidup Membiara di Zaman Modern karya Paul Suparno, penyerahan diri dalam hidup selibat harus dilakukan dengan sukarela dan tanpa paksaan. Di dalam kaulnya, ada unsur kebebasan memilih, terjalin kedekatan dengan Tuhan, dan perutusan bagi keselamatan sesama.
Seorang pakar bernama Sipe menjelaskan bahwa hidup selibat merupakan pilihan bebas dengan motivasi spiritual. Pilihan ini dilakukan bukan untuk memuaskan nafsu seksualnya semata.
Lebih dari itu, selibat ditujukan sebagai bentuk kesatuan dengan Tuhan. Agar lebih memahaminya, simaklah penjelasan tentang makna hidup selibat berikut ini.
Makna Hidup Selibat dalam Agama Kristen
Umat Kristen yang memilih hidup selibat berarti sudah mengorbankan segalanya untuk Tuhan. Ia mengabdikan dirinya untuk kemaslahatan komunitas dan pelayanan kepada sesama.
ADVERTISEMENT
Dalam kesehariannya, ia bersedia untuk mewartakan Injil kepada orang-orang yang belum beriman. Ia pun tak ragu untuk menyalurkan energi cinta Tuhan yang kreatif kepada seluruh umat manusia di dunia.
Jacobus Tarigan dalam buku Dari Keluarga untuk Gereja mengatakan bahwa hidup selibat merupakan sebuah panggilan yang berfungsi melayani imamat. Oleh karena itu, panggilan hidup seperti ini tidak boleh dipertentangkan oleh siapapun.
Dengan pola hidup selibat, seorang umat akan senantiasa mencintai sesama. Ia akan menunjukkan rasa cinta yang sama ketika Kristus memberikannya kepada umat manusia.
Hidup selibat mengantarkan umat pada kekudusan. Kemudian secara perlahan-lahan, mereka akan mempererat hubungannya dengan Yesus Kristus beserta karya Penebusan-Nya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah ayat:
ADVERTISEMENT
“Dengan menghayati keperawanan dan selibat demi Kerajaan Surga, para imam secara baru dan luhur dikuduskan bagi Kristus. Mereka lebih mudah berpaut kepada-Nya dengan hati tak berbagi, lebih bebas dalam Kristus dan melalui Dia membaktikan diri dalam pengabdian kepada Allah dan sesama, lebih lancar melayani kerajaan-Nya serta karya kelahiran kembali adikodrati dan dengan demikian menjadi lebih cakap untuk menerima secara lebih luas kebapaan dalam Kristus.”
Apabila seorang imam telah berhasil menjalankan kehidupan yang selibat, maka seluruh umat harus mendukungnya, terlebih dengan doa. Dalam salah satu kesempatan, Konsili Vatikan II pernah mengatakan:
“Kepada segenap umat beriman supaya mereka menjunjung tinggi anugerah selibat imam yang begitu berharga dan supaya mereka semua memohon kepada Allah agar Dia selalu menganugerahkan kurnia itu secara melimpah kepada Gereja-Nya.”
ADVERTISEMENT
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa makna hidup selibat berarti dorongan penyerahan diri kepada Tuhan. Tujuannya harus ditujukan kepada Kristus dan orang lain atau sesama orang beriman.
(MSD)