Makna Lagu Miss Americana and The Heartbreak Prince, Kritik Sosial untuk Negara

Berita Hari Ini

Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.

6 Maret 2024 16:05 WIB

·

waktu baca 5 menit

0

Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Penggemar melihat layar video besar yang mempromosikan pertunjukan penyanyi AS Taylor Swift di luar Tokyo Dome sesaat sebelum dimulainya leg pertama "Eras Tour" Asia-Pasifik di Tokyo pada 7 Februari 2024. Foto: Richard A.Brooks / AFP

Makna lagu Miss Americana and The Heartbreak Prince banyak dicari setelah dijadikan sebagai lagu pembukaan dalam konser Eras Tour Taylor Swift. Berbeda dari lagu Taylor yang kebanyakan mengusung tema cinta, lagu ini berisi kritik terhadap situasi politik di negaranya.

Meski memuat kritik, lagu pop ini memiliki nada yang terdengar ceria. Bahkan terdapat sentuhan instrumen marching band yang lengkap dengan sorak-sorai cheerleader sebagai latar.

Lagu yang easy listening ini menduduki peringkat ke-49 dalam US Billboard Hot 100 begitu dirilis pada bulan Agustus 2019. Di bulan yang sama, lagu ini juga mencapai peringkat ke-16 dalam tangga musik Rolling Stone Top 100.

Makna Lagu Miss Americana and The Heartbreak Prince

The Eras Tour. Foto: SUZANNE CORDEIRO / AFP

Merujuk pada penjelasan Taylor Swift di Spotify, lagu ini bercerita tentang kekecewaannya terhadap dunia politik di negaranya yang sangat tidak adil. Kekecewaan itu ia tuangkan dalam kisah anak sekolah sebagai metafora.

"Cheerleader yang teriak 'Ayo! Melawan! Menang!' sebenarnya adalah suaraku (aspirasiku)," tulis Taylor Swift pada storyline lagu ini di Spotify.

Mengutip laman The Pop Song Professor, Taylor Swift menyampaikan dalam lirik lagunya bahwa ia memang sempat diam saat isu politik mulai memanas di negaranya. Namun, sekarang ia ingin lebih terbuka mengenai pandangan politiknya.

Saat lagu ini dirilis, Amerika sedang dipimpin Donald Trump yang terkenal kontroversial. Dia kerap melontarkan retorika rasis yang mendiskreditkan orang-orang berkulit hitam. Trump menjabat selama satu periode, mulai dari 2017 hingga 2020.