Konten dari Pengguna

Makna Lagu O, Tuan – .Feast tentang Waktu dan Kematian

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
23 Januari 2025 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Band Rock .Feast. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Band Rock .Feast. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Grup band rock asal Indonesia .Feast merilis lagu berjudul “O, Tuan” pada 30 Agustus 2024. Dengan judul yang unik, lagu ini menyimpan makna mendalam yang berkaitan dengan waktu dan kematian.
ADVERTISEMENT
Lagu “O, Tuan” merupakan bagian dari album terbaru .Feast yang bertajuk Membangun dan Menghancurkan. Lagu ini berhasil menarik perhatian karena pesan yang disampaikannya.
Dengan melibatkan sejumlah musisi berbakat, album Membangun dan Menghancurkan menghasilkan karya yang tidak hanya menarik dari sisi musikal, tetapi juga sarat makna dalam setiap liriknya.

Makna Lagu O, Tuan dari .Feast

Ilustrasi makna lagu O, Tuan dari .Feast. Foto: Pixabay
Band yang beranggotakan Daniel Baskara Putra, Adnan Satyanugraha Putra, Dicky Renanda Putra, dan Fadli Fikriawan Wibowo ini dikenal dengan lagu-lagunya yang sering mengangkat isu sosial dan politik. Salah satu lagu terkenal dari .Feast adalah “O, Tuan”.
Dikutip dari akun @Feast di Geligi, lagu ini mengeksplor makna tentang waktu dan kematian. Makna waktu tergambar dalam lirik “bunga akan layu dan rumput akan mengering”, yang menandakan bahwa segala sesuatu bersifat sementara.
ADVERTISEMENT
Waktu dalam lagu “O, Tuan” digambarkan sebagai sebuah kutukan dan ancaman, mencerminkan kecemasan yang sering muncul ketika memikirkan kematian. Ini menunjukkan bahwa waktu tidak hanya membawa penuaan, tetapi juga kehilangan.
Lagu “O, Tuan” juga mengeksplorasi rasa takut terhadap kematian. Hal ini tergambar dalam lirik "O Tuan, wahai Kematian", yang membuat .Feast seolah-olah mencoba berdialog dengan kematian. Tindakan ini mencerminkan kepasrahan, namun di sisi lain juga ada harapan agar kematian tersebut ditunda.
Sementara itu, dalam lirik "Ku tak bisa melawan jamah perhentian", tergambar ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi takdir. Ini memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana kita siap melepaskan orang yang kita cintai atau bahkan diri kita sendiri.

Lirik lagu O,Tuan dari .Feast

Lirik lagu O, Tuan dari .Feast. Foto: Pexels
Setelah memahami makna lagu ini, sangat disarankan untuk mempelajari lirik lagu “O, Tuan” secara keseluruhan agar dapat lebih mendalami pesan yang ingin disampaikan. Berikut lirik lengkapnya:
ADVERTISEMENT
Oh jelas aku tahu
Bunga akan layu
Rumput kan mengering
Daun kan menguning
Kau tahu menurutku
Waktu adalah
Kutukan
Ancaman
Bualan
Dan satu per satu
Orang sekitarku
Mulai ditinggalkan
Oh ini peringatan
Untukku, o Tuan
Wahai Kematian
Ku tak bisa melawan
Jamah perhentian
Berjanji kuikhlaskan dengan rela
Namun jangan hari ini
Melihatmu masuk ke dalam ruang operasi
Berdoa semalam suntuk
Di kamar yang hening
Tanpa metafora dan analogi
Kiasan berbelit diksi
Tanpa berbungkus fiksi
Aku takut
Untuknya, o Tuan
Wahai Kematian
Ku tak bisa melawan
Jamah perhentian
Berjanji kuikhlaskan dengan rela
Namun jangan hari ini
(RK)
ADVERTISEMENT