Makna Semboyan Ki Hajar Dewantara Beserta Sejarah Singkatnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
30 September 2021 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi semboyan Ki Hajar Dewantara. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi semboyan Ki Hajar Dewantara. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Semboyan Ki Hajar Dewantara yang terkenal dari dulu hingga sekarang adalah tut wuri handayani, ing ngarsa sang tuladha, dan ing madya mangun karsa. Semboyan ini merupakan konsep yang dikenalkan oleh perguruan Taman Siswa sebelum kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Perguruan Taman Siswa memiliki peranan yang cukup besar terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Di bawah kepemimpinan Ki Hajar Dewantara, Taman Siswa memiliki asas pendidikan yang disebut Patrap Triloka. Asas inilah yang menjadi semboyan Pendidikan Indonesia hingga sekarang.
Patrap Triloka yang dikenal sebagai semboyan Ki Hajar Dewantara memiliki makna yang sangat dalam. Apa saja?

Makna Semboyan Ki Hajar Dewantara

Ilustrasi semboyan Ki Hajar Dewantara. Foto: Unsplash
Dikutip dari buku Ilmu Bahagia Ki Ageng Suryomentaram oleh Sri Wintala Achmad, makna Patrap Triloka yang menjadi semboyan pendidikan Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Ing Ngarsa Sang Tuladha
Semboyan ini memiliki makna bila berada di depan hendaklah memberikan teladan yang baik. Inti dari semboyan tersebut, para pendidik harus senantiasa mengupayakan bimbingan kepada para siswanya untuk menjadi seorang pemimpin yang dapat memberikan teladan dan menjadi panutan.
ADVERTISEMENT
2. Ing Madya Mangun Karsa
Semboyan ini memiliki arti, bila di tengah hendaklah memberikan dorongan atau inisiatif. Intinya, seorang pendidik harus mampu menumbuhkan semangat para siswanya untuk terus menorehkan karya. Jadi, pendidikan tak hanya untuk mengasah intelektual, tapi bisa menghasilkan sesuatu karya yang bermanfaat bagi masyarakat.
3. Tut Wuri Handayani
Semboyan ini memiliki pengertian bila di belakang hendaklah memberikan dukungan. Intinya, seorang pendidik harus bisa memberikan dukungan, bimbingan, atau arahan kepada seluruh siswanya. Sebab, bila siswa tidak memiliki semangat untuk belajar atau mengalami kesulitan, para pendidiklah yang harus paling pertama menyemangati mereka.
Lalu bagaimana awal mula semboyan Ki Hajar Dewantara ini tercipta?

Sejarah Semboyan Ki Hajar Dewantara

Ilustrasi semboyan Ki Hajar Dewantara. Foto: Pinterest.
Dikutip dari buku Cornerstone of Education oleh Moh. Nawafil, semboyan Ki Hajar Dewantara lahir sebagai kritik dan ketidakpuasan terhadap sistem pendidikan Belanda pada waktu itu. Memang sejak muda, Ki Hajar Dewantara sudah mengenyam pendidikan Belanda. Namun, beliau tidak sepakat bila sistem tersebut diterapkan kepada anak-anak pribumi.
ADVERTISEMENT
Ki Hajar Dewantara memandang sistem pendidikan Belanda pada saat itu terlalu mengikat dan mengekang kebebasan siswanya. Sistem ini cenderung bersifat memberi perintah, hukuman, dan menuntut para siswa untuk menjalankan semua aturan-aturan yang dibuat oleh pihak sekolah dan pemerintah.
Peserta didik dipandang sebagai objek selama proses pembelajaran. Semua pengetahuan dan perintah dipegang oleh sekolah dan guru. Para siswa dianggap sebagai subjek yang pasif dalam menerima segala ilmu yang diberikan.
Sistem ini terkesan hanya mengasah intelektual saja seperti menulis, membaca, dan menghafal, tidak lebih. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan harus lebih dari itu semua yakni membentuk kepribadian siswa sesuai adat, tradisi, dan budaya Indonesia.
Pendidikan yang baik adalah memberikan ruang seluas-luasnya kepada siswa untuk menggali potensi diri. Mengekspresikannya dengan cara-cara kreatif dan bertanggung jawab sesuai kemampuan masing-masing individu.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Ki Hajar Dewantara menerapkan tiga semboyan tersebut dalam sekolah Taman Siswa. Hingga kini, Patrap Triloka tersebut digunakan sebagai semboyan Pendidikan Indonesia.
(IPT)