Mana yang Harus Didahulukan, Qadha Puasa Ramadhan atau Syawal?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
28 Mei 2020 16:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ramadhan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ramadhan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Qadha puasa Ramadhan dan puasa Syawal biasanya dilaksanakan setelah bulan Ramadhan. Keutamaan dari puasa Syawal dan qadha puasa Ramadhan seringkali membuat sejumlah orang bingung.
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit yang sulit menentukan mana yang harus lebih utama dilaksanakan, puasa Syawal atau qadha puasa Ramadhan? Mengenai perkara tersebut, beberapa ulama memang mempunyai perbedaan pendapat.
Ada yang membolehkan puasa Syawal meski mempunyai utang puasa Ramadhan. Namun ada pula yang berpendapat tidak boleh puasa Syawal jika masih memiliki qadha puasa.
Dalam mazhab Al-Hanafiyah, orang yang mempunyai utang puasa Ramadhan dibolehkan untuk mengerjakan puasa Syawal. Pendapat tersebut merujuk pada kewajiban puasa qadha yang bersifat tarakhi, yakni boleh ditunda atau diakhirkan hingga menjelang masuknya bulan Ramadhan berikutnya. Pendapat ini bersifat mutlak tanpa karahah atau tanpa ada hal yang kurang disukai.
Illustrasi membaca niat qadha puasa ramadhan. Foto: Shutterstock
Begitu pula dengan mazhab Al-Malikiyah dan Asy-Syafi'yah yang membolehkan puasa Syawal meski mempunyai hutang puasa Ramadhan. Namun, mereka memandang perkara tersebut diiringi dengan karahah atau kurang afdal. Mazhab ini lebih menekankan pada membayar utang puasa Ramadhan adalah wajib sifatnya tapi tidak melarang orang yang ingin mendahulukan puasa Syawal.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan mazhab Al-Hanabilah yang mengharamkan puasa Syawal sebelum melaksanakan qadha puasa Ramadhan. Pendapat tersebut didasari pada hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, "Siapa yang berpuasa sunnah padahal dia memiliki hutang qadha puasa Ramadhan yang belum dikerjakan, maka puasa sunnahnya itu tidak sah sampai dia bayarkan dulu puasa qadhanya." (HR Ahmad).
Tetapi sebagian ulama masih meragukan kekutan hadis tersebut. Mazhab Al-Hanabilah menilai bahwa orang yang berutang puasa berarti belum selesai dari puasa Ramadhan. Sebab itu, harus melaksanakan qadha puasa Ramadhan terlebih dahulu.
Sementara dalam mazhab Hanafi, qadha puasa Ramadhan merupakan suatu ibadah yang fardu ghairu mu'ayyan atau tidak ditentukan dan boleh dijalankan hingga datang Ramadhan tahun berikutnya. Dengan begitu, dibolehkan mengerjakan puasa Syawal sebelum membayar qadha puasa Ramadhan. Hal ini disebabkan karena puasa Syawal adalah puasa sunah yang sudah ditentukan waktunya.
ADVERTISEMENT
Adapun sejumlah pendapat yang melarang mendahulukan puasa Syawal sebelum qadha puasa Ramadhan menganggap hal tersebut berarti mendahulukan yang sunah dibanding yang wajib. Pendapat itu diperkuat dengan hadis Bukhari yang berbunyi, "Tidaklah layak melakukannya (puasa sunnah) sampai mendahulukan mengqadha puasa Ramadhan." (HR Bukhari).
(DNA)