Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Manfaat Menjadi Anak Salih dan Ciri-cirinya dalam Alquran
13 Januari 2022 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Rasulullah telah memberikan pesan kepada umat Muslim bahwa anak salih merupakan amal jariyah yang pahalanya tidak akan pernah terputus bagi orang tua. Sebagaimana hadits yang dikutip dari buku Parenting Nabawi dalam 3 Sudut Pandang oleh Dewi Nur Halimah, dkk., diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah bersabda:
“Apabila anak Adam itu mati, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus menerus, pengetahuan yang dimanfaatkan, dan anak Salih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Dari hadits di atas, salah satu manfaat menjadi anak salih adalah dikabulkan doanya oleh Allah SWT. Orang tua tentu akan bahagia jika mempunyai anak yang salih atau salihah. Hasil perjuangan mereka dalam mendidik anak tidak hanya akan didapat di dunia, tapi juga di alam kubur dan akhirat.
ADVERTISEMENT
Selain doanya dikabulkan Allah SWT, apa manfaat menjadi anak salih lainnya?
Manfaat Menjadi Anak Salih
Ayuhan dalam buku Konsep Pendidikan Anak Salih dalam Perspektif Islam menyebutkan, ada beberapa manfaat menjadi anak salih, yaitu:
Agar mendapat manfaat tersebut, seorang anak harus memiliki karakter dan akhlak yang baik. Berikut ciri-ciri anak salih yang wajib diketahui umat Muslim.
Ciri-ciri Anak Salih
Mengutip dari jurnal Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Kepribadian Religius Anak karya Barokatun Nisa, ciri-ciri anak salih telah dijelaskan dalam Alquran surat Al-Luqman ayat 15-19:
ADVERTISEMENT
وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ
يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ ࣖ
Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku.
ADVERTISEMENT
Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Lukman berkata), “Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan).
Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti. Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
ADVERTISEMENT
Dari ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri anak salih adalah sebagai berikut:
(IPT)