Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Manfaat Pohon Akasia Untuk Kesehatan dan Lingkungan
5 Januari 2021 16:18 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pohon akasia dikenal juga sebagai pohon berduri. Hingga saat ini tersebar lebih dari 1300 spesies akasia di seluruh dunia. Sekitar 960 spesiesnya diidentifikasikan sebagai flora asli Australia.
Daun akasia dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Daunnya banyak digunakan di dunia medis sebagai alternatif pengobatan penyakit tertentu.
Namun tidak hanya daunnya saja, kayu akasia juga ternyata menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan, lingkungan, dan kebutuhan manusia lainnya. Apa saja manfaat kayu akasia? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.
Manfaat Pohon Akasia
Kayu akasia banyak digunakan dalam pembuatan parfum. Aromanya yang khas dan alami menjadikan parfum akasia banyak diminati.
Kayu akasia mengandung tanin yang cukup kuat. Tanin ini bisa diubah menjadi astringent dengan cara menguapkan kayunya.
ADVERTISEMENT
Asringent sendiri dikenal di bidang kecantikan sebagai bahan pembuatan toner. Kandungan ini mampu membersihkan sisa-sisa kotoran di wajah.
Sama seperti pohon lainnya, pohon akasia yang ditanam di lereng gunung dapat menghambat terjadinya longsor. Pohon akasia mampu memperbaiki struktur tanah dan mencegah terjadinya banjir atau tanah longsor.
Kayu pohon akasia dikenal cukup kuat untuk dijadikan mebel furniture rumah tangga. Kayu akasia bisa diubah menjadi meja, kursi, lemari, dan lain sebagainya.
Kualitas kayu akasia dinilai sama bagusnya dengan kayu jati. Karena kualitasnya yang bagus, harganya pun terbilang mahal.
Akasia sudah lama digunakan sebagai bahan pembuatan kertas. Pohon ini dipilih karena tergolong sebagai tanaman dengan siklus panen yang cepat.
ADVERTISEMENT
Di lahan tanah yang hangat seperti di Indonesia, tanaman ini sudah bisa dipanen dalam waktu lima hingga enam tahun. Masa panen yang cepat ini dinilai efektif dan efisien untuk dipilih menjadi bahan dasar pembuatan kertas.
(MSD)