Manusia Purba di Indonesia: Jenis dan Ciri-cirinya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
23 November 2020 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi manusia purba. Foto: Sylvain Entressangle & Elisabeth Daynes/SCIENCE SOURCE
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi manusia purba. Foto: Sylvain Entressangle & Elisabeth Daynes/SCIENCE SOURCE
ADVERTISEMENT
Manusia purba merupakan makhluk hidup yang mendiami bumi ribuan tahun yang lalu sebelum tulisan ditemukan. Keberadaan manusia purba ini diketahui melalui peninggalan mereka berupa fosil sisa tulang belulang dan artefak.
ADVERTISEMENT
Secara umum, terdapat tiga jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, yaitu Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

Meganthropus

Fosil Meganthropus ditemukan oleh von Koeningswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941. Ia menemukan fosil rahang manusia berukuran besar. Berdasarkan hasil rekonstruksi, para peneliti kemudian menamakannya Meganthropus Paleojavanicus yang berarti manusia raksasa dari Jawa.
Sebab, manusia purba jenis ini memiliki rahang yang besar dan kuat serta badan tegap. Meganthropus diperkirakan hidup di zaman Pleistosen awal dan hidup dengan cara mengumpulkan makanan,, yakni tumbuh-tumbuhan.
Berikut adalah ciri-ciri Meganthropus:
ADVERTISEMENT

Pithecanthropus

Pithecanthropus. Foto: Wikipedia
Pithecanthropus berasal dari Bahasa Latin, yaitu “Phithecos” artinya kera, dan “Anthropus” artinya manusia. Fosil berupa tengkorak anak-anak ditemukan oleh Andojo yang bekerja di bawah von Koeningswald di Kepuhklagen, sebelah utara Mojokerto, Jawa Timur.
Tengkorak tersebut mirip tengkorak orangutan, sehingga dinamai Pithecanthropus. Pithecanthropus kemudian dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Erectus, dan Pithecanthropus Soloensis.
1. Pithecanthropus mojokertensis
Pithecanthropus Mojokertensis artinya manusia kera dari Mojokerto. Berikut adalah ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis:
2. Pithecanthropus Erectus
ADVERTISEMENT
Jenis manusia ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo. Fosil yang ditemukan saat itu berupa bagian atas tengkorak, tulang rahang, dan tulang kaki.
Setelah direkonstruksi, terbentuk kerangka seperti manusia karena berjalan tegak, tetapi masih terlihat tanda-tanda kera. Berikut adalah ciri-ciri Pithecanthropus Erectus:
3. Pithecanthropus Soloensis
Fosil manusia purba ini ditemukan von Koeningswald, Openorth, dan Ter Haar di Ngandong dan Sangiran, tepi Bengawan Solo antara 1931 sampai 1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan tulang kering. Ciri-ciri Pithecanthropus Soloensis antara lain:
ADVERTISEMENT

Homo

Ilustrasi Homo Erectus. Foto: Britannica
Homo merupakan manusia purba yang paling muda dibanding jenis lainnya. Fosil jenis Homo ini pertama kali diteliti oleh Von Reitschoten di Wajak, kemudian dilanjutkan oleh Eugene Dubois.
Ciri-ciri jenis manusia Homo adalah memiliki muka lebar, hidung dan mulutnya menonjol, dahi menonjol (tidak semenonjol jenis Pithecanthropus), bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang, dan diperkirakan hidup sekitar 40.000 – 25.000 tahun yang lalu.
Terdapat tiga golongan manusia Homo, yaitu:
1. Homo Wajaknesis
Manusia Wajak ditemukan oleh B.D. van Rietschoten pada 1889 di dekat Tulungagung, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak, fragmen rahang bawah, dan beberapa ruas leher. Berikut adalah ciri-ciri Homo Wajakensis:
ADVERTISEMENT
2. Homo Soloensis
Homo Soloensis ditemukan oleh Weidenrich dan Koenigswald pada tahun 1931. Temuannya berupa tengkorak dan dari volume otaknya, diperkirakan manusia jenis ini lebih maju dari Pithecanthropus. Berikut adalah ciri-cirinya:
3. Homo Floresiensis
Homo Floresiensis ditemukan di Gua Liang Bua, Flores oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood bersama-sama dengan tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada 2003 lalu.
ADVERTISEMENT
Kala itu, manusia jenis ini kerap disebut sebagai hobbit atau manusia kerdil karena memiliki tinggi tubuh sekitar 1 meter dengan ukuran tengkorak seperti anak kecil. Homo Floresiensis diperkirakan hidup sekitar 30.000-18.000 tahun yang lalu dan telah mampu membuat peralatan dari batu dan memasak dengan api.
(ERA)